Mohon tunggu...
Inung Kurnia
Inung Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Gemar berbagi kebaikan melalui tulisan

Ibu dari Key dan Rindang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

IndiHome: Internet Ngegas, Ngonten Pun Makin Puas!

13 Mei 2023   13:00 Diperbarui: 13 Mei 2023   13:03 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya berfoto bersama keluarga besar di sela Idulfitri di kampung(ist/dokpri)

Kedua, jangan asal bikin konten. Bikin konten memang mudah. Materinya tidak harus yang berat dan serius. Materi yang ringan dan sederhana malah kadang banyak dicari nitizen hingga akhirnya menjadi viral di dunia maya. Meski demikian, konten yang murahan tidak akan awet usianya. Bisa jadi viral di depan, tenggelam kemudian.

Oh ya, seorang konten kreator meski kelasnya masih amatiran tetap harus menghindari konten yang mengandung unsur kekerasan, pornografi, kriminal, SARA atau yang mengesplotasi kemiskinan maupun hal sensitif lainnya.  Ya, kalau bukan terkena pasal dalam UU ITE, paling juga kena banned penyedia aplikasi atau hukuman sosial dari para nitizen. Dimaki-maki dan itu bisa bikin kita nggak bisa tidur minimal dua hari dua malam!

Saya (sebelah kiri) berfoto bersama Eta Fatmawati dalam satu kesempatan bikin konten kantoran. (dokpri)
Saya (sebelah kiri) berfoto bersama Eta Fatmawati dalam satu kesempatan bikin konten kantoran. (dokpri)

Mengutip laman republika (14/9/2022), Nia Nurdiansyah, narablog dan konten kreator dalam webinar bertema “Buat Konten di Era Digital, Siapapun Bisa Menjadi Sultan!” menasehati agar konten kreator memahami netiket karena media sosial sudah bergeser bukan hanya menjadi media komunikasi, tetapi juga hiburan, informasi berita dan lainnya. “Saat orang-orang mulai sadar kalau media sosial dapat dijadikan uang, orang-orang mulai mencari sensasi agar mendapatkan perhatian,” katanya.

Langkah ketiga, pahami aturan hukumnya. Membuat konten itu ranahnya teknologi informasi. Karena itu, bikin konten juga tidak bisa melepaskan diri dari Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Siapapun yang mau bikin konten, harus paham akan UU ITE ini agar tidak terkena pasal pelanggaran.

Pun jika mau re-post karya orang lain, sebaiknya bahkan wajib mendapatkan ijin dari si pemilik konten. Karena sejatinya karya konten itu dilindungi hak cipta yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi si pemilik karya.

Langkah keempat, hindari konten yang sensasional. Vlogger Edho Zell seperti dikutip dari laman Antara (5/3/2021) mengakui banyak konten kreator yang mencari jalan pintas dengan membuat konten yang sensasional dan meledak. Padahal konten sensasional tidak selamanya berdampak bagus bagi perjalanan karier konten kreator, malah sebaliknya konten kreator menjadi sasaran perundungan di dunia siber. “Banyak yang ingin viral, membuat konten, lalu namanya melambung. Hal yang harus disadari adalah popularitas itu memiliki perjalanan,” katanya mengingatkan.

Lalu kelima, kuasai hal-hal yang bersifat teknis dalam membuat konten, mulai dari pemilihan keyword (kata kunci), headline, editing, jam posting, penggunaan visual berupa gambar baik foto, infografis maupun video. Perlu juga menguasai teknik penulisan, teknik pengambilan gambar, pemilihan angel (sudut pandang), dan pencahayaan. Untuk itu, melakukan riset terlebih dahulu baik isi konten maupun keyword perlu juga dilakukan. Hal-hal teknis ini akan membantu konten yang kita posting mendapatkan banyak pengunjung. Oh ya, baca insight dan feedback dari audiens penting juga sebagai bagian dari riset.

Keenam, gunakan sumber informasi yang akurat dan jangan sekali-kali menampilkan narasumber yang tidak berkompeten. Selain konten berpotensi hoaks, pemilihan narasumber yang tidak akurat hanya akan menurunkan kepercayaan pengunjung terhadap konten yang kita buat bahkan akun media sosial kita.

Ketujuh, tetap jaga kontinuitas dan semangat. Seringkali konten kreator dilanda rasa jenuh dan badmood sehingga terpaksa absen beberapa hari dari aktivitas posting konten. Suasana yang begini harus dihindari jika memang serius mau jadi konten kreator. Salah satu solusinya, bisa membuat bank rekaman video dengan materi yang beragam saat mood lagi baik. Saat mood lagi memburuk, bank rekaman video ini akan sangat berguna. Ingat, kalau mau jadi konten kreator, berjuanglah setiap hari posting video meski hanya satu, biar pengelola aplikasi media sosial membaca keseriusan kita.

By the way, dari semua poin penting yang saya sharing tersebut, tetap saja koneksi internet menjadi kunci dari segala poin. Harus diakui bahwa bikin konten memang akan jauh lebih bersemangat ketika jaringan internet memadai. Bayangkan jika sudah rekam sana rekam sini, sudah edit sana edit sini, tiba-tiba buka aplikasi media sosial loadingnya puluhan menit, mau posting video, jaringannya mendadak terjeda, atau bahkan anjlok. Risikonya selain mood baik langsung lenyap, daya kreatifitas pun langsung nyungsep. Coba saja kalau berani...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun