Bersyukur saat pelaksanaan ANBK yang sebenarnya, anak saya mengaku bisa mengerjakan soal-soal ANBK baik yang numerasi maupun literasi. Ia pun sedemikian santai tidak memikirkan bagaimana hasilnya. Sekali lagi, tidak ada persiapan khusus atau belajar secara khusus ya.
Mungkin benar apa yang disampaikan kepala sekolah, bahwa memang tidak perlu persiapan khusus untuk menghadapi ANBK. Karena ANBK sejatinya hanya untuk memetakan kondisi sekolah, situasi pembelajaran di sekolah.
ANBK tidak hanya mengukur siswa, tetapi juga guru-guru dan lingkungan. Ini dimaksudkan agar hasil pemetaan lebih akurat, lebih riil.
Kepala sekolah juga menyampaikan bahwa siswa yang terpilih mengikuti ANBK diambil secara acak alias random oleh Kemendikbudristek. Sekolah tidak bisa mengintervensi siapa-siapa siswa yang akan ikut ANBK. Pengambilan secara acak ini berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik) siswa di Kemendikbudristek. Entah bagaimana model dan teknik pengambilan sampelnya tersebut. Karena faktanya, siswa yang mengikuti ANBK tidak didominasi anak pinter, tidak juga oleh anak yang prestasi akademiknya rata-rata. Semua ada, semua terwakili.
Dalam rapat tersebut kepala sekolah menyinggung adanya kasus di sebuah sekolah, dimana siswa yang terpilih ikut ANBK ternyata saat pelaksanaan diganti secara sepihak oleh sekolah. Nama-nama siswa memang masih sesuai dengan Dapodik, namun siswa yang mengerjakan sudah berbeda, alias system joki.
Hasilnya, kepala sekolah yang bersangkutan kena teguran, terkena skors malahan. Dan hasil ANBK pun dianulir alias tidak terpakai.
Mendapat penjelasan demikian, saya pun lebih santai. Tidak lagi membebani anak untuk menyiapkan secara khusus, belajar secara khusus. Semua berjalan seperti biasa.
Meski ANBK tak ubahnya tengah mengikuti testing semesteran, ibu-ibu korlas (koordinator kelas) tetap heboh. Persiapan konsumsi untuk anak-anak yang mengikuti ANB pun dilakukan secara khusus. Disiapkan makan siang segala. Padahal mereka juga test ANBK nggak sampai sehari full. Cukup dari pagi sekitar pukul 07.30 sampai menjelang siang saja. Tetapi nggak apalah, setidaknya anak saya tidak perlu jajan atau bawa bekal makanan. Hahaha..
Pihak sekolah malah menekankan pentingnya dukungan orang tua peserta ANBK kepada peralatan laptop. Orang tua diminta menyiapkan laptop sesuai standar ANBK dan itu yang paham pihak sekolah.
Maka sepekan sebelum uji coba, semua siswa peserta ANBK diminta membawa laptop ke sekolah. Petugas IT pun mengecek satu persatu.Â