Kelompok G20 Empower memiliki 5 indikator penting yaitu peran seimbang lelaki perempuan, prosentase perempuan yang dipromosikan dalam posisi tertentu, total kesenjangan renumerasi, prosentase perempuan dalam jajaran direksi, dan prosentase terkait pekerjaan teknis. Dengan kesetaraan, kebijakan yang diambil akan berpihak pada para perempuan sehingga perempuan semakin terlindungi.
Sedang W20 Presidensi Indonesia seperti dikutip dari laman Kowani. or.id, memiliki agenda mendorong komitmen para pemimpin negara/pemerintahan untuk menempatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai fokus diskusi global, serta komitmen mengurangi diskriminasi terhadap perempuan untuk berpartipasi aktif dalam pemulihan di masa pandemi.
"Sebagai salah satu Engagement Group dari Group G20, W20 Presidensi Indonesia ingin mendorong komitmen para pemimpin negara untuk menempatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai pusat diskusi global terkait pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan investasi untuk pertumbuhan inklusif," kata Chair Women20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi, pada Kamis (10/2/2022).
Selain itu, W20 Presidensi Indonesia juga mendorong para pemimpin negara - negara G20 untuk membuka akses perempuan agar dapat berpartisipasi aktif dalam perekonomian, termasuk pemulihan masa pandemi Covid-19. "Perlu juga dipastikan tidak ada lagi perempuan yang termarjinalisasi dalam pemulihan pembangunan, dan terakhir perlunya membuka akses setara dalam layanan kesehatan bagi perempuan," tambahnya.
Uli yang juga salah satu Ketua Kowani berharap W20 G20 Presidensi Indonesia dapat membuat perubahan positif bagi situasi dan kondisi perempuan. Sebab pandemi Covid-19 semakin memperparah akses perempuan terhadap pekerjaan. "Jika kita merujuk data ILO, di tingkat global, diperkirakan ada 5 persen perempuan yang mengalami kehilangan pekerjaan pada 2020, dibandingkan dengan 3,9 persen untuk laki-laki," ujar Uli.
Adapun misi utama W20 Presidensi Indonesia adalah mempengaruhi komitmen tingkat tinggi yang akan dikeluarkan pada G20 Summit (Communique) agar memuat agenda pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di negara-negara G20.
Mengapa pemberdayaan perempuan ini penting? Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa jika perempuan berdaya, maka ekonomi Indonesia juga akan semakin potensial. "Laporan World Bank studi terbaru kalau ada 25% lagi perempuan di kelompok angkatan tenaga kerja, maka PDB Indonesia akan bertambah yaitu sekitar 2,9% dari PDB kita," ujar Destry dalam acara IGICO Advisory & D'ORIGIN Financial & Business Advisory secara virtual, Rabu (28/4/2021).
Menurutnya, perempuan juga memiliki kemampuan multitasking, yaitu bersikap lembut di dalam mengurus keluarga dan menjadi chief operator di dalam keluarga, serta chief operator financial di dalam keluarga. Jadi, perempuan berharga di dalam dunia kerja dan rumah tangga, Hal positif tersebut kian mendefinisikan peran perempuan sebagai natural born leader yang memegang keseimbangan di dunia profesional hingga rumah tangga.
Destry menuturkan, salah satu hal yang dilakukan Bank Indonesia dalam memberdayakan perempuan adalah dengan mengembangkan sektor usaha yakni sektor usaha fesyen dan koperasi secara syariah. Data kami menunjukkan sebagian besar pelaku UMKM adalah perempuan, yaitu sebesar 64,5%. "Dengan ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif, kami ingin berdayakan perempuan yang nanti memberi dampak positif," sebutnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengatakan pemberdayaan dan perlindungan perempuan sangat penting nilainya bagi perekonomian serta masa depan generasi muda Indonesia. "Perempuan yang diberdayakan secara ekonomi, akan membawa efek positif yang sangat luar biasa, mulai dari mampu mendidik anak-anaknya dengan baik, memberikan anak-anaknya nutrisi, mampu menjaga kesehatan kesehatan anak-anaknya dan ini akan berpengaruh besar pada pola pikir generasi muda kita," kata Bintang.
Referensi: