Martina Marandel, President ICW saat menerima inderamata kain ecoprint dari Ketua Umum Kowani (dokpri)
Wajah Martina Marandel, President of International Council of Women (ICW) begitu riang saat menerima cinderamata kain ecoprint hasil karya BKOW Kota Bogor di sela kunjungannya ke Kantor Kongres Wanita Indonesia (Kowani) pada 17 Juli 2022 lalu. Kain ecoprint yang elok, cantik dan lembut tersebut begitu berkesan. Melalui juru bahasa, Martina yang melakukan komunikasi menggunakan bahasa Perancis berulangkali memuji karya perempuan Indonesia tersebut.
"Bagus sekali, saya suka. Saya tidak mengira ini adalah karya dari kaum perempuan. Inilah yang saya suka dari perempuan Indonesia," kata Martina.
Ia lebih takjub lagi setelah mengetahui bahwa kain ecoprint adalah kerajinan tangan berbasis pewarna alam dengan memanfaatkan warna-warna daun dan tanaman. Bagi Martina, ecoprint adalah bukti bahwa perempuan Indonesia berdaya dan memiliki potensi besar untuk perekonomian keluarga bahkan negara. Tentunya bukan hanya perempuan pengrajin ecoprint, ada banyak pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan Indonesia yang dapat menghasilkan kesejahteraan ekonomi baik bagi keluarganya maupun negaranya.
Martina yang berkunjung ke Kowani sebagai rangkaian dari kegiatan Women 20 (W20) Summit di Danau Toba, tepatnya di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada 18-20 Juli 2022 tersebut memuji bagaimana program pemberdayaan kaum perempuan Indonesia yang sudah mengalami kemajuan yang sangat bagus dibanding beberapa negara lain di dunia.
Dalam kesempatan tersebut Martina juga mengingatkan pentingnya pendidikan dan pemberian kesempatan kepada kaum perempuan di dunia agar lebih maju. Ia berkisah bagaimana dirinya memulai terjun dalam dunia bisnis pada usianya yang masih relatif muda, 25 tahun. Jatuh bangun memulai bisnis, kini ia menjadi owner dari sejumlah perusahaan.
Martina menyimpulkan pentingnya perempuan memiliki pendidikan untuk bisa berdaya dalam bidang ekonomi.
"Menurut saya hal yang penting kita lakukan sekarang ini adalah bagaimana perempuan memiliki pendidikan dan bisa bekerja untuk menghadapi dunia yang penuh kompetisi. Ini mungkin sulit bagi usia kita, tetapi setidaknya perempuan generasi muda harus memiliki bekal untuk berkompetisi," lanjutnya.
Sepakat dengan pernyataan Martina, Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia bersinergi dengan berbagai pihak berupaya mengakselerasi program pemberdayaan kaum perempuan untuk mengangkat harkat, derajat dan martabat perempuan Indonesia. "Seperti halnya kami di organisasi Kowani, sebuah organisasi yang menaungi 102 organisasi perempuan ini memiliki banyak program pemberdayaan perempuan baik di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, budaya dan politik," kata Giwo.
Di bidang ekomomi kami banyak memberikan pelatihan bagi pelaku UMKM, pendampingan, bantuan untuk UMKM, pelatihan digital marketing dan lainnya. Kami juga rutin menggelar Kowani Fair bagi pelaku usaha perempuan," tambah Giwo.
Diakui Giwo, pandemi Covid-19 telah semakin mengukuhkan peran penting perempuan Indonesia pada bidang pemberdayaan ekonomi. "Ketika perekonomian keluarga terpuruk, maka perempuan banyak yang terjun untuk membantu menyelamatkan ekonomi keluarga," tambah Giwo.
Ia mencontohkan produk kerajinan ecoprint yang kini banyak digeluti oleh para perempuan Indonesia sejak pandemi Covid-19. Produk ecoprint diakui Giwo memiliki keistimewaan karena penggunaan bahan-bahan yang alami alias ramah lingkungan yang amat dekat dengan dunia perempuan. Penggunaan daun-daunan sebagai motif atau orak kain, juga penggunaan bahan pewarna yang berasal dari tanaman
Keunikan lainnya adalah sifatnya yang sustainable, mengadopsi gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan yang kini digaungkan oleh banyak negara di dunia. Ecoprint yang berbahan dasar serat dan pewarna alam, jelas mendukung kehidupan berkelanjutan. Pengrajinnya menjadi lebih peduli, rajin menanam materi yang diperlukan.
Harga kain ecoprint  yangdijual dengan kisaran Rp 100.000 hingga 500.000 menurut Giwo merupakan potensi bisnis yang cukup menggiurkan. Apalagi kerajinan ini memang menjadi garapan pelaku UMKM "Ecoprint menjadi bukti bahwa kaum perempuan Indonesia selalu berdaya, dimana pun dan dalam situasi apapun," tambah Giwo.
Kepada Martina Marandel, Giwo bercerita bagaimana kaum perempuan di Indonesia mengambil peran penting dalam perekonomian keluarga terutama ketika pandemi Covid-19 melanda dunia. Ketika para suami terkena PHK, kehilangan pekerjaan dan banyak perusahaan yang kolaps, banyak dari kaum perempuan yang turut berkontribusi dalam mempertahankan ekonomi keluarga dengan berbagai jenis pekerjaan. "Menjadi pedagang kecil, buruh cuci, menjadi perajin dan bekerja serabutan telah dilakukan perempuan Indonesia," kata Giwo.
Sejatinya, sebelum badai krisis menghantam negeri ini, kaum perempuan Indonesia telah memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Data menunjukkan dari sekitar 62 juta pelaku UMKM di Indonesia, sekitar 80 persennya adalah dilakukan kaum perempuan.
G20 Empower dan Women20
Pemberdayaan ekonomi perempuan ini menjadi bahasan menarik dalam pertemuan G20 Empower dan Women20. Termasuk juga dalam W20 Summit di Danau Toba yang dihadiri Martina Marandel. G20 Empower dan Women20 adalah dua group yang bertugas menyiapkan sejumlah masukan untuk dibahas dalam pertemuan G20 Indonesia Presidensi yang akan berlangsung pada November 2022 di Bali. Â
G20 Empower yang terdiri dari aliansi pemerintah dan swasta dan Women20 yang merupakan engagement group telah menentukan agenda atau tema kerja yang dibahas dalam masing-masing kelompok tersebut. Dua kelompok inilah yang menjadi tombak penting bagaimana implementasi pemberdayaan perempuan di dunia.
G20 Empower merupakan satu-satunya aliansi yang terdiri atas pemerintah dan sektor swasta yang bertujuan untuk mengakselerasi kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di sektor swasta di negara-negara G20. "G20 Empower adalah wahana penting untuk para advocate berbagi pengalaman dan praktik-praktik baik," ujar Asisten Deputi Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha Kementerian PPPA Eko Novi Ariyanti melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (17/5).
Eko Novi menjelaskan Pemerintah Indonesia sejak tahun 2020 telah melakukan sinergi dengan 26 advocate, yaitu para CEO atau senior leader di level perusahaan atau pemimpin asosiasi yang memiliki peran sebagai pengambil kebijakan untuk mempromosikan kesetaraan gender di lingkungan kerja. Dan tahun 2022 ini pemerintah menggalang dukungan dari 34 advocate baru untuk menggalakkan pentingnya kesetaraan gender di sektor swasta dan publik.
Senada juga disampaikan Chair G20 Empower Yessie D. Yosetya. Ia mengatakan fokus pembahasan G20 Empower adalah  mendorong peran pelaku UMKM perempuan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. "Peran perempuan dalam UMKM sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi menjadi agenda pembahasan kami," kata Yessie.
Kelompok G20 Empower memiliki 5 indikator penting yaitu peran seimbang lelaki perempuan, prosentase perempuan yang dipromosikan dalam posisi tertentu, total kesenjangan renumerasi, prosentase perempuan dalam jajaran direksi, dan prosentase terkait pekerjaan teknis. Dengan kesetaraan, kebijakan yang diambil akan berpihak pada para perempuan sehingga perempuan semakin terlindungi.
Sedang W20 Presidensi Indonesia seperti dikutip dari laman Kowani. or.id, memiliki agenda mendorong komitmen para pemimpin negara/pemerintahan untuk menempatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai fokus diskusi global, serta komitmen mengurangi diskriminasi terhadap perempuan untuk berpartipasi aktif dalam pemulihan di masa pandemi.
"Sebagai salah satu Engagement Group dari Group G20, W20 Presidensi Indonesia ingin mendorong komitmen para pemimpin negara untuk menempatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai pusat diskusi global terkait pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan investasi untuk pertumbuhan inklusif," kata Chair Women20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi, pada Kamis (10/2/2022).
Selain itu, W20 Presidensi Indonesia juga mendorong para pemimpin negara - negara G20 untuk membuka akses perempuan agar dapat berpartisipasi aktif dalam perekonomian, termasuk pemulihan masa pandemi Covid-19. "Perlu juga dipastikan tidak ada lagi perempuan yang termarjinalisasi dalam pemulihan pembangunan, dan terakhir perlunya membuka akses setara dalam layanan kesehatan bagi perempuan," tambahnya.
Uli yang juga salah satu Ketua Kowani berharap W20 G20 Presidensi Indonesia dapat membuat perubahan positif bagi situasi dan kondisi perempuan. Sebab pandemi Covid-19 semakin memperparah akses perempuan terhadap pekerjaan. "Jika kita merujuk data ILO, di tingkat global, diperkirakan ada 5 persen perempuan yang mengalami kehilangan pekerjaan pada 2020, dibandingkan dengan 3,9 persen untuk laki-laki," ujar Uli.
Adapun misi utama W20 Presidensi Indonesia adalah mempengaruhi komitmen tingkat tinggi yang akan dikeluarkan pada G20 Summit (Communique) agar memuat agenda pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di negara-negara G20.
Mengapa pemberdayaan perempuan ini penting? Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa jika perempuan berdaya, maka ekonomi Indonesia juga akan semakin potensial. "Laporan World Bank studi terbaru kalau ada 25% lagi perempuan di kelompok angkatan tenaga kerja, maka PDB Indonesia akan bertambah yaitu sekitar 2,9% dari PDB kita," ujar Destry dalam acara IGICO Advisory & D'ORIGIN Financial & Business Advisory secara virtual, Rabu (28/4/2021).
Menurutnya, perempuan juga memiliki kemampuan multitasking, yaitu bersikap lembut di dalam mengurus keluarga dan menjadi chief operator di dalam keluarga, serta chief operator financial di dalam keluarga. Jadi, perempuan berharga di dalam dunia kerja dan rumah tangga, Hal positif tersebut kian mendefinisikan peran perempuan sebagai natural born leader yang memegang keseimbangan di dunia profesional hingga rumah tangga.
Destry menuturkan, salah satu hal yang dilakukan Bank Indonesia dalam memberdayakan perempuan adalah dengan mengembangkan sektor usaha yakni sektor usaha fesyen dan koperasi secara syariah. Data kami menunjukkan sebagian besar pelaku UMKM adalah perempuan, yaitu sebesar 64,5%. "Dengan ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif, kami ingin berdayakan perempuan yang nanti memberi dampak positif," sebutnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengatakan pemberdayaan dan perlindungan perempuan sangat penting nilainya bagi perekonomian serta masa depan generasi muda Indonesia. "Perempuan yang diberdayakan secara ekonomi, akan membawa efek positif yang sangat luar biasa, mulai dari mampu mendidik anak-anaknya dengan baik, memberikan anak-anaknya nutrisi, mampu menjaga kesehatan kesehatan anak-anaknya dan ini akan berpengaruh besar pada pola pikir generasi muda kita," kata Bintang.
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H