Usia kawan saya ini sudah 63 tahun. Tetapi tubuhnya masih kuat, sehat dan bugar. Hanya suaranya yang sedikit parau, meski masih terdengar jelas dan empuk. Secara si kawan ini mantan penyiar radio.
Ia tidak hanya sehat dan bugar. Tetapi masih sangat energik. Masih bisa jalan-jalan ke luar kota sendiri, naik pesawat, kereta api, bis AKAP tanpa ada pendamping. Usia yang sudah tergolong lansia, nyaris tak memberikan perubahan berarti pada aktivitas kesehariannya.
Lucunya meski usianya sudah lansia, si kawan saya ini tidak mau kumpul-kumpul bareng lansia. Undangan senam lansia, pemeriksaan kesehatan di Posbindu dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan lansia, nyaris tak pernah didatangi. Malah nggak pernah sama sekali. Ia lebih enjoy berkumpul bersama bapak-bapak yang usianya masih muda. Kadang malah remaja. Lucu ya?
Saya berpikir awalnya si kawan ini belum menerima apa yang disebut tua tak bisa ditolak. Ia maunya masih muda dan tidak mengakui ketuaannya. Tetapi nyatanya saya salah. Alasan si kawan tidak mau kumpul bareng lansia lain membuat saya terkejut. Katanya kumpul sesama lansia, yang dibicarakan adalah penyakit dan kematian. Bukan membirakana hal-hal yang membahagiakan.
"Jika setiap saat membicarakan penyakit, maka aku yang sehat pun bisa jadi ikutan sakit," tutur si kawan dalam satu kesempatan.
Si kawan bukan tak pernah mendatangi kegiatan lansia. Pernah sekali waktu. Tetapi sepanjang berkumpul dengan lansia, ia mengaku lebih banyak mendengar kisah-kisah menyedihkan terutama seputar penyakit, mulai dari diabetes melitus, hipertensi, jantung hingga stroke.
"Kalau dibombardir cerita penyakit, yang ada aku jadi ikutan sakit. Makanya aku lebih suka ngobrol sama yang muda-muda," lanjut si kawan.
Belum lagi cerita tentang kematian. Orang lansia dimana pun selalu dianggap sebagai golongan yang paling dekat dengan kematian. Padahal mati itu bukan soal umur, bukan soal kaya miskin, bukan pula soal sakit dan sehat. Usia itu bagian dari takdir.
Karena itu dalam aktivitas keseharian, si kawan lebih banyak berkumpul dengan orang-orang muda yang usianya jauh dibawahnya. Usia 40-an bahkan kadang juga remaja. Kata si kawan, berkumpul dan bergaul dengan orang yang usianya masih muda membuatnya juga jadi lebih bersemangat.
"Darah muda macem lagu Rhoma Irama," tukas si kawan sambil tertawa.