Mohon tunggu...
Inung Kurnia
Inung Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Gemar berbagi kebaikan melalui tulisan

Ibu dari Key dan Rindang

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Bukber? Seriusan Lebih Nikmat Buka Puasa di Rumah

8 April 2022   19:21 Diperbarui: 16 April 2022   17:45 3065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terus terang selama sepekan puasa, saya nyaris tidak pernah memasak menu yang aneh-aneh. Menu yang saya sajikan tidak akan jauh dari sayur bayam, sayur asem, tumis bunis, tumis kangkung, labu siam, tempe dan tahu goreng, sambal, ikan asin, ayam goreng, ikan goreng, telur goreng, dan telur asin. 

Semua hanya tinggal dipasang-pasang antara sayuran dengan lauk pauknya. Pun setiap buka puasa, lauknya tak lebih dari dua atau tiga jenis di luar sayuran.

Untuk penggembiranya, terkadang kolak yang saya beli di pedagang UMKM, atau saya berkreasi bikin cocktail buah. Anak-anak dan suami ternyata merasakan nikmat yang sama dengan yang saya rasakan.

Sekali waktu saya usul untuk bukber di luar rumah, sekeluarga saja. Bisa pilih restoran yang sesuai lidah bahkan yang favorit anak-anak. Tetapi baik anak-anak maupun suami menolaknya. Mereka bilang lebih suka buka puasa bersama di rumah. Ya sudah, lebih hemat dan itu pasti bikin saya lebih bahagia.

Tetapi sebagai orang yang pernah kerja kantoran, soal bukber di restoran maupun kelas hotel bintang lima sudah pernah saya rasakan. Malah dibilang sangat sering. 

Undangan bukber dari relasi bertubi-tubi pada dua pekan terakhir puasa Ramadhan. Kadang saya sampai keder ngaturnya. Menolak tidak sampai hati, tetapi menyanggupi semua undangan bukber juga tidak mungkin.

Dari pengalaman bukber di restoran atau di hotel, sejatinya memang paling nikmat buka puasa di rumah. Berkumpul bersama dengan seluruh anggota keluarga tanpa perlu direpotkan dengan seremoni-seremoni. Suasananya lebih santai, dan rileks, apapun menunya.

Ketika saya bukber di luar rumah, selain malas dengan berbagai seremoni, acapkali juga direpotkan dengan persoalan shalat magrib. Sebab tidak semua restoran atau hotel menyediakan tempat shalat yang representative. 

Kadang sangat sempit, kadang cuma sepetak ruangan semacam gudang, bahkan tak jarang malah tidak ada. Alhasil harus cari mushola atau masjid terdekat dengan lokasi bukber. 

Padahal mereka tahu, namanya bukber pasti dilanjutkan dengan shalat magrib. Sayangnya pengelola restoran dan hotel banyak yang tidak menyediakan paket lengkap tersebut. Mereka hanya fokus pada penyediaan menu bukber, lupa menyediakan tempat shalat.

Beberapa hotel memang menyediakan ruangan khusus untuk shalat magrib saat ada event bukber pelanggannya. Tetapi hotel yang rela 'membuka' ruangan khusus untuk shalat tidaklah banyak, masih bisa dihitung dengan jari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun