Lama anak-anak saya yang tidak mengonsumsi susu cair kemasan, tepatnya sejak pandemi. Mereka memilih susu bubuk untuk menghindari konsumsi susu dingin. Sebab susu cair kemasan jika dikonsumsi tidak dalam kondisi dingin tentu rasanya kurang enak.
Bulan Maret ini, kebetulan saya mampir ke sebuah supermarket besar di kawasan Jakarta Timur. Supermarket yang kondisinya antara hidup segan mati tak mau itu benar-benar sepi. Pengunjung yang datang bersama saya bisa dihitung dengan jari.
Saya mampir untuk membeli susu cair kemasan ukuran 946 ml varian rasa coklat. Kotak kemasan susu saya ambil dari lemari freezer, sehingga kondisinya saya pastikan dingin. Kemasan susu dalam kondisi bagus dan tanggal kadaluwarsanya masih September 2022.
Tetapi saya dibuat terkejut begitu anak saya complain. Karena susu kemasan yang kondisinya masih benar-benar sangat bagus, ternyata rasanya sudah sedikit asam. Tidak yakin, saya pun mencoba mencicipinya. Benar, rasa coklatnya berbeda dengan rasa susu coklat umumnya. Ini ada rasa asam. Dan saya coba cium baunya, ternyata juga sedikit menyengat bau basi.
Tak mau ambil risiko, saya pun memilih untuk membuang susu yang baru dituang setengah gelas tersebut. Dan saya maupun anak-anak pun melupakan kasus tersebut.
Tiga pekan kemudian, suami saya iseng kembali membeli susu dengan merek yang sama. Merek yang sangat popular dan selama bertahun-tahun anak saya mengonsumsinya. Bedanya, suami membeli susu di supermarket di kawasan Bogor sambil jalan pulang. Sampai di rumah, kondisi kemasan susu masih dingin dan saya langsung memasukkan ke dalam kulkas.
Dua hari kemudian anak-anak saya berniat meminum susu rasa coklat tersebut. Tetapi alangkah terkejutnya, rasa susu yang kami dapatkan lagi-lagi asam. Padahal pada kemasan jelas-jelas tertulis susu rasa coklat.
Terus terang, sebelum membuka kemasan susu cair tersebut, saya mencoba mengecek kembali kondisi kemasan termasuk tanggal kadaluwarsa. Trauma dengan kasus susu cair asam yang kami peroleh tiga pekan sebelumnya. Saya memastikan bahwa kemasan masih utuh, tidak ada lubang atau bocor sekecil apapun. Tanggal berlakunya masih akhir April 2022, artinya masih sebulan lagi.
Penasaran, saya coba menuangkan susu cair dari kemasan ke dalam baskom. Saya terkejut karena muncul gumpalan coklat dalam jumlah yang banyak. Yakin bahwa susu dalam kondisi rusak, saya pun meminta struk pembelian dari supermarket tempat suami belanja. Sayangnya, suami sudah membuangnya. Amat disayangkan. Padahal jika ada struk pembelian saya berencana melayangkan protes ke supermarket dimana suami berbelanja.
Bagi saya, mendapatkan susu cair kemasan dengan merk, rasa dan kemasan yang sama-sama rusak dalam kurun kurang dari sebulan merupakan kasus konyol. Mengingat susu cair dalam kemasan yang saya beli merupakan brand yang popular dan sudah menjadi langganan anak saya sejak bertahun-tahun lalu.
Saya tidak tahu, apakah akibat pandemi berkepanjangan yang memicu turunnya kegiatan belanja offline masyarakat, atau sebab apa sehingga susu cair kemasan yang sada dapatkan sudah dalam kondisi rusak. Memang terus terang supermarket tempat saya membeli susu kemasan merupakan supermarket yang berada diujung kebangkrutan. Padahal dulu, supermarket ini ibarat kata adalah rajanya supermarket.
Berkaca dari dua kasus tersebut, saya ingin berbagi tips saat kita berbelanja susu cair. Pertama belilah susu cair ditempat yang resmi, yang memiliki sistem penyimpanan terstandar (baik). Jangan pernah tergiur diskon atau harga murah untuk produk susu cair kemasan, khawatirnya merupakan produk diambang batas kadaluwarsa.
Kedua, pastikan kemasan dalam kondisi baik, tidak bocor atau penyok apalagi rusak. Kemasan susu cair jika rusak akan mempengaruhi kualitas susu.
Ketiga cek tanggal kadaluwarsa. Jangan sekali-kali membeli produk susu cair yang sudah berada diambang batas akhir pemakaian apalagi sudah kadaluwarsa. Meski kemasan masih sangat bagus, tetapi jika kadaluwarsa, susu sudah tidak layak konsumsi.
Ketiga, jangan buang struk pembelian. Sebab jika kita mendapati produk susu yang kita beli ternyata rusak, bisa dikomplain ke pedagang atau ke supermarketnya. Mereka memiliki barcode produk yang bisa memastikan bahwa susu yang kita beli benar-benar dikeluarkan dari toko atau supermarket tersebut.
Keempat, sebelum dikonsumsi, tuang susu ke dalam gelas bening. Cek apakah susu cair dalam kondisi bagus, dan layak konsumsi. Susu yang rusak biasanya akan terlihat dari warna, baud an agar berlendir. Kalaupun belum berlendir, susu basi baunya cukup menyengat. Kita bisa mencicipi menggunakan sendok untuk memastikan susu layak konsumsi.
Kelima, usahakan membeli susu cair kemasan dalam kondisi masih dingin. Hindari membeli susu cair kemasan yang diletakkan di ruang terbuka atau suhu ruangan. Penyimpanan yang tidak memenuhi standar akan membuat susu mudah rusak.
Keenam jangan tergiur susu cair dengan harga murah. Pastikan bahwa merek susu tersebut memenuhi standar kesehatan, standar produksi dan standar distribusi dan penyimpanan. Rantai distribusi susu cair kemasan hars benar-benar terjaga sejak dari pabrik hingga ke meja konsumen.
Ketujuh, sedia selalu norit di rumah. Tablet norit yang berbentuk bulatan kecil amat penting untuk berjaga-jaga dari kasus keracunan baik susu, minuman maupun makanan. Jika usai minum susu ternyata perut terasa seperti diaduk-aduk hingga diare dan muntah, pertolongan pertama kasus keracunan bisa menggunakan tablet norit ini. Tablet berwarna hitam pekat dan kemasan warna kuning cerah tersebut banyak direkomendasikan dokter untuk menangani kasus-kasus keracunan makanan maupun minuman.
Kedelapan, penting untuk memperhatikan kapan waktu tepat untuk minum susu. Ada banyak orang yang tidak cocok mengonsumsi susu pada pagi hari sebelum sarapan. Ada juga sebagian orang yang tidak bisa mengonsumsi susu jika dikombinasikan dengan jenis makanan tertentu. Kandungan protein tinggi, kandungan gula dan sebagainya harus benar-benar diperhatikan agar konsumsi susu tidak menjadi bumerang bagi kesehatan. Beberapa orang yang tidak bisa mengomsumsi susu tinggi protein, akan mengalami diare hebat begitu minum susu jenis ini. Maka perhatikan komposisi susu cair kemasan yang tertera pada kemasan.
Kesembilan, perhatikan juga soal usia. Jangan memberikan susu cair untuk anak dibawah umur apalagi bayi.Â
Demikian, semoga bermanfaat ya...
Mampang Prapatan 25 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H