Mohon tunggu...
Inung Kurnia
Inung Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Gemar berbagi kebaikan melalui tulisan

Ibu dari Key dan Rindang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perlunya Layanan Dokter Gigi yang Ramah Anak

6 Maret 2022   16:40 Diperbarui: 6 Maret 2022   16:47 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya membawa anak ke klinik tersebut karena anak sudah mengeluh sakit gigi. Anak saya sudah tidak bisa menolak posisinya.

Seorang dokter gigi, namanya drg Lindi menyambut kami dengan ramah. Ia lantas mengajak anak saya keliling semua ruangan klinik. Mulai dari ruang administrasi, ruang praktik, mushola dan dapur. Dibiarkan anak saya bermain dan menyentuh benda-benda yang dirasa aman. Sekitar 30 menit kemudian, saya diminta membawa si kecil pulang.

"Hari ini si adek cukup mengenal klinik dulu Bu. Tidak ada tindakan apapun. Besok atau kapan pun bisa diulangi datang ke sini untuk hanya bermain. Kalau si adek sudah nyaman, baru saya ambil tindakan," kata drg Lindi waktu itu.

Saya pun membawa anak pulang. Tidak ada biaya apapun, meski dokternya sempat menyisihkan waktu tak sebentar untuk tour ruangan membawa anak saya. Malah saat pulang, drg Lindi memberikan anak saya hadiah sebuah balon.

Hari berikutnya, saya datang lagi. Kali ini komunikasi antara anak dengan dokter gigi sudah mulai terjalin. Begitu cepatnya mereka akrab. Si dokter bahkan mengajak main ke ruang praktik sambil terus mengobrol. 

Usai adaptasi dengan suasana klinik sekitar 30 menit, drg Lindi baru menawarkan anak saya duduk di kursi pemeriksaan dan anak saya dengan senang hati langsung buka mulut.

Proses pencabutan gigi susu dilakukan dengan nyaman, tanpa ada drama penolakan atau ketakutan. Pulangnya, drg Lindi menyodorkan sekotak mainan. Anak saya disuruh memilih satu atau dua mainan yang paling disukai. Ada balon, buku notes, jepit rambut, pensil, pulpen, dan lainnya.

Kisah itu sudah 10 tahun lalu. Dokter Lindi sendiri kini telah berpulang ke Sang Khalik, pemilik jiwa dan kehidupan. Tetapi keramahannya, gaya melayani pasien, begitu membekas di hati anak saya hingga sekarang. 

Beruntung, meski drg Lindi telah tiada, rekan sejawatnya di klinik yang sama menerapkan gaya komunikasi yang tak berbeda jauh. Ramah dengan pasien. Tak segan untuk bertanya tentang khabar kesehatan. Tak malas untuk menjawab apapun melalui jaringan pribadi.

Keramahan dan gaya melayani pasien yang demikian, membuat kami sekeluarga tak mau berpindah ke lain hati. Meski sesuatu dan lain hal, klinik Tjikman di kawasan Mampang pada akhirnya harus bubar beberapa tahun lalu. 

Tim dokternya yang menyebar di sejumlah klinik diantaranya Klinik Medexs di kawasan SCBD dan kawasan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur masih memberikan pelayanan dengan ramah dan gaya komunikasi yang menyenangkan. Padahal kalau tak mau repot, di sekitaran Mampang Prapatan begitu banyak klinik dokter gigi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun