sore tadi, bersama senja yg mulai beranjak malas meninggalkan singgasananya
aku menemukannya terperangkap hatiku, lagi.
lelaki bermata hujan; setiap aku coba mempertemukan pandanganku dengannya, hujan selalu mengikuti begitu saja
meski aku pun tak yakin,
itu memang benar terjadi,
atau sekedar efek dari ilustrasi yg ingin ku ciptakan sendiri demi menggambarkan betapa sejuknya tenggelam diantara bening matanya
seperti hari -hari yang lalu, aku menunggunya datang tanpa kuminta, Â hanya untuk kubiarkan dia pergi begitu saja
sekalipun aku bersumpah benar-benar menginginkannya untuk menetap disini saja untukku
tetapi sore ini begitu berbeda,
diantara rintik hujan menjejak di atas tanah yg kupijak, nyata
lambaian tangan dan senyumnya, entah semu atau nyata
aku memintanya untuk tetap tinggal, terucap begitu saja
bahkan tanpa ragu, hanya sisa rona merah di pipiku yg kutemukan berjam-jam setelahnya
kali ini tanpa alasan, aku hanya begitu yakin..
Ibuku sayang, anakmu sedang dilanda asmara
begitu kasmaran, sampai ingin tenggelam di muara bening yg muncul di hadapannya begitu saja.
sepertinya, memang, aku jatuh cinta. padamu.
17.03.13
mengantar jingga tersamar derai hujan,
perjalanan pulang, terlelap di pangkuanmu. hangat dan nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H