DAMPAK KEKERASAN PADA ANAK
Dalam
DIKLAT NASIONAL
Membuat Lingkungan Aman dan Nyaman
Narasumber: bunda Darosi Endah Hyoscyamina
Kekerasan pada anak adalah segala bentuk tindakan yang melukai fisik, mental dan seks.
Faktor-faktor yang mendorong anak melakukan kekerasan:
- Faktor internal
- Faktor yang berasal dari diri anak itu sendiri seperti; pengelolaan emosi,gangguan psikologis, hilangnya empati, dan trauma.
- Faktor eksternal
- Faktor dari luar diri anak. Seperti; Pergaulan, pengasuhan, pengaruh social media, dan lain-lain.
- Faktor situasional
- Faktor yang berasal dari situasi yang terjadi di sekitar anak. Seperti; broken home, social ekonomi, mendapatkan tekanan dan perundungan
- Ketika faktor tersebut bersal dari tiga lingkungan:
- Lingkungan keluarga
- Bagaimana orangtua memberikan contoh di rumah. Karena kurang lebih 8jam anak berada di lingkungan keluarga. Apa yang orang tua lakukan akan tercermin pada diri anak. Orang tua berteriak, anak akan berteriak, orang tua memukul, anak pun akan melakukan hal yang sama.
- lingkungan sekolah
- Di lingkungan sekolah tidak hanya ada innteraksi guru dengan siswa. Tetapi juga siswa dengan siswa. Maka kekerasan itu juga tidak hanya terjadi pada guru terhadap siswa, tetapi juga siswa terhadap siswa.
- Lingkungan masyarakat
- Di lingkungan masyarakat kurang lebih 8jam. Tentunya akan banyak sekali pengaruhnya terhadap diri anak. Lingkungan yang baik akan berpengaruh baik. Lingkungan yang keras dapat mengubah karakter anak menjadi keras juga.
Dampak kekerasan pada anak antara lain:
- Agresif
- Murung/ depresi
- Mudah menangis
- Melakukan tindak kekerasan kepada orang lain
Solusi yang dapat kita berikan selaku pendidik dan orangtau antara lain:
- Jangan sering mengabaikan anak
- Tanamkan sejak dini pendidikan agama
- Bicara terbuka pada anak
- Ajarkan kepada anak untuk bersikap waspada
- Orang tua bersikap sabar kepada anak
Kasus yang sering terjadi di lingkungan rumah:
Kakak ngalah ya daripada adek nangis. Kan kakak sudah besar. Adek kan belum ngerti. Hal yang dimikian itu salah. Pada hakekatnya semua anak adalah investasi dunia-akhirat. Yang semuanya mendapatkan hak yang sama dari orangtuanya tanpa dibeda-bedakan. Semua butuh perhatian, semua butuh perlindungan. Jika adek salah, ya adek disuruh minta maaf sama kakak. Bukan yang kecil dibela. Ajarkan sportifitas pada diri anak-anak kita. Sehingga adek tidak tumbuh menjadi anak yang egois karena sering dibela, dan kakak menjadi anak yang murung karena harus selalu mengalah dan kurang perhatian. Tunjukan pada kakak kalau ayah dan bunda juga sayang sama kakak. Khasus yang sering terjadi juga kakak akan merasa cemburu ketika adeknya lahir. Karena dia merasa perhatian kedua orangtua fokus pada adek. Sehingga kakak merasa terabaikan. Ayah-bunda harus ingat bahwa ketika lahir anak berikutnya bukan berarti kakak tak lagi butuh perhatian. Itulah mengapa banyak anak yang tak mau punya adek. Ada kisah nyata tentang seorang kakak yang sangat membenci adeknya. Sejak kecil hingga dewasa. Si adek tak mengerti mengapa kakak sebenci itu pada dirinya. Apa salah si adek. Hingga akhirnya terungkaplah mengapa kakak bersikap demikian. Ternyata berawal dari rasa cemburu dimana dia merasa terabaikan semenjak adeknya lahir. Jadi dari kisah itu dapat dikatakan bahwa anak yang terabaikan juga dapat memicu tindak kekerasan. Bahkan terhadap saudaranya sendiri.
Pembentukan sekolah ramah anak (SRA) sangat penting dilaksanakan di seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Karena sekolah merupakan salah satu lingkungan anak yang kurang lebih 8jam anak berada di sana. Sudah pasti akan banyak peristiwa terjadi dari interaksi anak di sekolah selama jam belajar.
Yang berperan dalam perlindungan anak
- Keluarga
- Sekolah
- Lingkungan
- Anak dirumah 8 jam, di sekolah 8 jam, lainnya 8 jam. Jadi yang harus ramah anak tidak hanya guru di sekolah. Tetapi juga melibatkan orangtua di rumah. Jangan suka marah-marah tanpa filter dalam berkata-kata. Karena setiap ucapan orangtua akan terekam dalam memori seorang anak. Sementara di sekolah, kekerasan di sekolah tidak hanya guru dengan murid, tetapi juga anak dengan anak. Kekerasan seksual pada zaman sekarang juga sudah mulai marak. Bahkan terjadi pada anak TK. Banyak orang berfikir bahwa dia dulu dididik dengan cara yang keras oleh orangtuanya dan gurunya. Dan sekarang berhasil. Maka akupun didik anakku dengan anakku dengan keras agar berhasil. Hal tersebut sangat tidak tepat. Didiklah anakmu sesuai Zamannya.
Pertanyaan dari bapak Heru tentang khasus kekerasan dari anak-anak yang berasal dari keluarga broken home. Dijawab oleh bunda Darosi bahwa "MENDIDIK itu tidak boleh MENDADAK" ajak anak berdialog, kuatkan dia. Katakan padanya bahwa kamu tidak sama dengan orangtuamu. Kamu bisa menjadi baik, pintar, berakhlak mulia, dan kamu bisa sukses.
"JADILAH PENYEBAB KEBAIKAN DIMANAPUN DAN KAPANPUN"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI