Mohon tunggu...
INUK KRISTINUMARA
INUK KRISTINUMARA Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik dengan hobi menulis sastra seperti cerpen, puisi, pantun, dan pentigraf. Mulai suka menulis sejak duduk di Sekolah Dasar. Tahun 2008, cerpen “Sampaikan Salamku Padanya” dimuat di Majalah “Warta” Pacitan. Tahun 2021, cerpen “Binar Mata Oliv dan Sebuah Medali” di terbitkan dam sebuah buku antologi “Sinergi Guru dan Siswa Wujudkan Prestasi” oleh penerbit OASE PUSTAKA, 5 judul pantun dalam buku antologi “Panorama Pantun” oleh penerbit Kamila Press, 5 judul puisi dalam buku antologi “Merajut Kata Selaksa Makna” oleh penerbit Kamila Press. Tahun 2022, pentigraf “Cinta Yujin” dan “Bola” dalam buku antologi “Tiga Tapak Rona Kehidupan” oleh penerbit OASE PUSTAKA. Selain membuat buku antologi juga pernah menjadi juara 2 dalam menulis Cerpen Kenangan yang diselenggarakan oleh penerbit Alfabeta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Kekerasan pada Anak

15 November 2023   10:56 Diperbarui: 15 November 2023   11:28 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

DAMPAK KEKERASAN PADA ANAK

Dalam 

DIKLAT NASIONAL 

Membuat Lingkungan Aman dan Nyaman

Narasumber: bunda Darosi Endah Hyoscyamina

Kekerasan pada anak adalah segala bentuk tindakan yang melukai fisik, mental dan seks.

Faktor-faktor yang mendorong anak melakukan kekerasan:

  • Faktor internal
  • Faktor yang berasal dari diri anak itu sendiri seperti; pengelolaan emosi,gangguan psikologis, hilangnya empati, dan trauma.
  • Faktor eksternal
  • Faktor dari luar diri anak. Seperti; Pergaulan, pengasuhan, pengaruh social media, dan lain-lain.
  • Faktor situasional
  • Faktor yang berasal dari situasi yang terjadi di sekitar anak. Seperti; broken home, social ekonomi, mendapatkan tekanan dan perundungan
  • Ketika faktor tersebut bersal dari tiga lingkungan:
  • Lingkungan keluarga
  • Bagaimana orangtua memberikan contoh di rumah. Karena kurang lebih 8jam anak berada di lingkungan keluarga. Apa yang orang tua lakukan akan tercermin pada diri anak. Orang tua berteriak, anak akan berteriak, orang tua memukul, anak pun akan melakukan hal yang sama.
  • lingkungan sekolah
  • Di lingkungan sekolah tidak hanya ada innteraksi guru dengan siswa. Tetapi juga siswa dengan siswa. Maka kekerasan itu juga tidak hanya terjadi pada guru terhadap siswa, tetapi juga siswa terhadap siswa.
  • Lingkungan masyarakat
  • Di lingkungan masyarakat kurang lebih 8jam. Tentunya akan banyak sekali pengaruhnya terhadap diri anak. Lingkungan yang baik akan berpengaruh baik. Lingkungan yang keras dapat mengubah karakter anak menjadi keras juga.

Dampak kekerasan pada anak antara lain:

  • Agresif
  • Murung/ depresi
  • Mudah menangis
  • Melakukan tindak kekerasan kepada orang lain

Solusi yang dapat kita berikan selaku pendidik dan orangtau antara lain:

  • Jangan sering mengabaikan anak
  • Tanamkan sejak dini pendidikan agama
  • Bicara terbuka pada anak
  • Ajarkan kepada anak untuk bersikap waspada
  • Orang tua bersikap sabar kepada anak

Kasus yang sering terjadi di lingkungan rumah:

Kakak ngalah ya daripada adek nangis. Kan kakak sudah besar. Adek kan belum ngerti. Hal yang dimikian itu salah. Pada hakekatnya semua anak adalah investasi dunia-akhirat. Yang semuanya mendapatkan hak yang sama dari orangtuanya tanpa dibeda-bedakan. Semua butuh perhatian, semua butuh perlindungan. Jika adek salah, ya adek disuruh minta maaf sama kakak. Bukan yang kecil dibela. Ajarkan sportifitas  pada diri anak-anak kita. Sehingga adek tidak tumbuh menjadi anak yang egois karena sering dibela, dan kakak menjadi anak yang murung karena harus selalu mengalah dan kurang perhatian. Tunjukan pada kakak kalau ayah dan bunda juga sayang sama kakak. Khasus yang sering terjadi juga kakak akan merasa cemburu ketika adeknya lahir. Karena dia merasa perhatian kedua orangtua fokus pada adek. Sehingga kakak merasa terabaikan. Ayah-bunda harus ingat bahwa ketika lahir anak berikutnya bukan berarti kakak tak lagi butuh perhatian. Itulah mengapa banyak anak yang tak  mau punya adek. Ada kisah nyata tentang seorang kakak yang sangat membenci adeknya. Sejak kecil hingga dewasa. Si adek tak mengerti mengapa kakak sebenci itu pada dirinya. Apa salah si adek. Hingga akhirnya terungkaplah mengapa kakak bersikap demikian. Ternyata berawal dari rasa cemburu dimana dia merasa terabaikan semenjak adeknya lahir. Jadi dari kisah itu dapat dikatakan bahwa anak yang terabaikan juga dapat memicu tindak kekerasan. Bahkan terhadap saudaranya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun