Dan sekarang, tahun 2022, kasusnya lebih besar lagi. Ratusan influencer yang rata-rata adalah ibu-ibu seperti saya yang pekerjaannya mencari cuan dari Internet bermodalkan hp dan cuma dasteran ini. Nabung sedikit demi sedikit untuk anak-anak kami, biaya sekolah mereka, bayar listrik, bayar air, beli cabe.
tentu mengumpulkan uang 25juta ini tidak mudah, ada banyak pengorbanan. Apakah kami juga harus mengikhlaskan begitu saja dengan dalih ini mungkin bukan rezeki saya. Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Oknum berkeliaran terus mencari mangsa untuk dijadikan korban.
Kami, Hanya menjalankan Tugas sebagai Influencer
Seperti yang sudah saya sampaikan diawal, tentu kasus ini bisa menjadi perhatian pihak terkait. Bahkan sayapun merasa kecewa ketkia membalas story salah satu brand yang berisi flyer yang menyatakan bahwa campaign tersebut tidak ada hubungannya dengan pusat. Saya DM menyatakan untuk membantu kami para ibu yang menjadi korban penipuan yang mencatut namanya. Tetapi tidak dibalas.Â
Namun setelah kami action menuntut keadilan, baru ada respon dan statmen untuk mendampingi korban. Ini yang sangat saya sayangkan karena tag serta mention ke brand sudah ada sejak lama. Dan itu bukan hanya satu dua postingan, tapi ratusan postingan yang nge-tag ke brand tersebut.
Saya berharap respon tersebut tidak hanya untuk meredam kami agar bisa Diam SEJENAK karena kamipun memiliki harapan untuk uang bisa kembali. Semua oknum di proses.
Ada  juga banyak barang yang juga belum kami terima tapi uangnya gak dikembalikan kepada kami.
Aksi Duta Melayangkan Somasi
Banyak yang bilang kepada kami, berkomentar di tread twitter miliki salah satu korban yang sudah di retweet oleh ribuan orang.Â