Mohon tunggu...
Achmad Burhanuddin
Achmad Burhanuddin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Arek Bangil... Tertarik akan dunia Literasi.. Motto: Syukuri, Jalani Temukan di in-oud.blogspot.com @inueds

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesalahan Mujur

9 Desember 2013   17:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:08 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu aku bersama 5 orang teman berencana pergi ke terminal Kampung Rambutan. Aku berdiri di tepi jalan Tegal Danas- Deltamas menunggu angkot yang lewat. Jalan sore ini padat merayap, ya beginilah potret kehidupan perkotaan. Pagi dan sore suasana macet sudah menjadi hal yang biasa mengingat waktu tersebut adalah jam berangkat dan pulang kerja.

Aku masih menunggu satu orang  teman lagi yang belum juga datang di lokasi kami menunggu angkot. Namun Selang beberapa menit kemudian dia datang.

" Oi Bro, di belakang ada dua angkot yang menuju kesini," kata teman yang baru datang tersebut sambil turun dari motor yang mengantarnya

"Okelah kalo begitu, Sipp."

Angkutan umum yang lewat daerahku hanya sampai pukul 17.00 WIB.  Jadi mendengar berita dari teman tadi, lumayan mengubah suasana yang tadinya gelisah menunggu angkot yang tak kunjung datang menjadi semangat lagi. terlihat dari jarak pandang beberapa meter warna orange angkot mulai mendekat. Segera aku bersiap-siap tanpa ragu untuk naik di angkot tersebut.

"Bro, Ayo naik," seruku kepada teman-teman lain yang masih menelepon saat menunggu angkot.

Kuperhatikan suasana angkot yang kunaiki hanya ada satu orang penumpang dan supir serta kami berenam. Melihat hal ini salah satu temanku berinisiatif meminta untuk mengantarkan kami sampai di terminal Cikarang, karena jika tidak trayek angkot terakhir hanya sampai di SGC (Sentra Grosir Cikarang). Itu berarti aku dan teman-teman harus oper angkot lagi untuk menuju terminal.

"Pak, Bisa anter kami sekalian sampai Terminal," kata salah seorang teman yang duduk di samping sopir di kursi depan.

"Iya bisa saja, ongkosnya 20 ribu ya per orang," sahut Bapak sopir tersebut

"Wah... mahal kali, Pak! biasanya sampai di SGC aja cuma 5 ribu,  kalo gitu sampai SGC aja Pak."

Setelah percakapan dengan sopir  tersebut,  penumpang yang sedari tadi duduk dan mendengar percakapan temanku dengan sopir, menyahut dan bertanya kepadaku.

"Memangnya mau kemana, Mas?"

"Mau ke Kampung Rambutan, Pak."

"Enaknya Mas ke Cibitung aja, nanti ada bus yang langsung kesana daripada mas oper-oper angkot lagi," saran Bapak tersebut kepadaku.

Mendengar penjelasan Bapak penumpang tersebut akhirnya aku dan teman- teman sedikit berunding untuk mencapai kesepakatan. Diperolehlah satu suara bahwa kami akan ke Cibitung mengikuti saran Bapak tadi.

"Wah kalo gitu kita salah angkot ini. Harusnya kita naik angkot 61," salah satu teman berkomentar

" Ya udah kalo begitu habis ini setelah jembatan Tegal Danas kita turun dan ganti angkot,' jawabku

Belum sempat kami mengungkapkannya kepada Bapak sopir. Bapak penumpang tadi bicara lagi

"Loh ngapain ganti angkot. Ini kan angkotnya sampai Cibitung."

Aku baru tersadar  bahwa angkot yang  kunaiki bersama teman- teman salah. Ternyata angkot ini  adalah angkot 61 bukan angkot 35. Pantas aku juga heran kenapa ongkos ke terminal bisa naik begitu drastis. Ah, ada saja cerita sore itu salah angkot bukannya malah menjadi kami tersasar tetapi malah menjadikan nasib kami mujur dan bisa ke tujuan tanpa harus berkali -kali oper angkot.

Alhamdulillah... :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun