"Memangnya mau kemana, Mas?"
"Mau ke Kampung Rambutan, Pak."
"Enaknya Mas ke Cibitung aja, nanti ada bus yang langsung kesana daripada mas oper-oper angkot lagi," saran Bapak tersebut kepadaku.
Mendengar penjelasan Bapak penumpang tersebut akhirnya aku dan teman- teman sedikit berunding untuk mencapai kesepakatan. Diperolehlah satu suara bahwa kami akan ke Cibitung mengikuti saran Bapak tadi.
"Wah kalo gitu kita salah angkot ini. Harusnya kita naik angkot 61," salah satu teman berkomentar
" Ya udah kalo begitu habis ini setelah jembatan Tegal Danas kita turun dan ganti angkot,' jawabku
Belum sempat kami mengungkapkannya kepada Bapak sopir. Bapak penumpang tadi bicara lagi
"Loh ngapain ganti angkot. Ini kan angkotnya sampai Cibitung."
Aku baru tersadar  bahwa angkot yang  kunaiki bersama teman- teman salah. Ternyata angkot ini  adalah angkot 61 bukan angkot 35. Pantas aku juga heran kenapa ongkos ke terminal bisa naik begitu drastis. Ah, ada saja cerita sore itu salah angkot bukannya malah menjadi kami tersasar tetapi malah menjadikan nasib kami mujur dan bisa ke tujuan tanpa harus berkali -kali oper angkot.
Alhamdulillah... :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H