Mohon tunggu...
Healthy

Mari Mengenal HIV-AIDS Lebih Jauh

6 Desember 2016   20:07 Diperbarui: 6 Desember 2016   20:19 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda dapat terjangkit HIV dan tidak memiliki tanda dan gejala, dan ketika dilakukan pemeriksaan tes HIV dapat tidak menunjukkan hasil positif selama tiga bulan setelah infeksi. Hal ini yang disebut dengan masa jendela (window period) HIV, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk HIV masuk ke dalam tubuh manusia sampai terbentuknya antibody. Gejala HIV biasa hanya gejala flu biasa, seperti demam, lemas berat, ruam pada kulit, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, nyeri tenggorok, dan sariawan pada mulut. Gejala-gejala ini dapat disebut dengan sindroma retroviral akut dan dapat terjadi selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Klinis pasien dapat berbeda-beda dari klinis terlalu berat sampai harus masuk instalasi gawat darurat atau bisa juga hanya merasa tidak enak badan. Akan tetapi, harus juga ditekankan bahwa tidak semua orang dengan gejala-gejala tersebut adalah pasien HIV.

Setelah fase akut, virus akan menjadi kurang aktif di dalam tubuh selama 10 tahun, dan pada masa ini biasanya pasien tidak memilki gejala sama sekali. Pemeriksaan tes HIV akan mendeteksi virus pada periode ini. Hal ini yang menjadi alasan mengapa sangat penting untuk orang-orang seksual aktif secara rutin diperiksa karena tanda dan gejala infeksi HIV sering kali terlewat atau disalahartikan.

Apakah pasien HIV dapat sembuh?

Sampai sekarang belum ada prosedur atau obat yang dapat mengeliminasi virus HIV dari tubuh pasien HIV atau mengembalikan kembali kerusakan pada sistem imun. Namun, terapi HIV dalam beberapa tahun terakhir ini telah meningkatkan secara drastis kualitas hidup pasien HIV dan memperpanjang umur pasien HIV.

Apa yang harus saya ketahui mengenai terapi HIV?

HIV diterapi dengan kombinasi obat yang akan melawan infeksi HIV. Terapi ini dinamakan terapi antiretroviral (ART). ART bukanlah untuk menyembuhkan, tetapi untuk mengontrol virus sehingga pasien dapat hidup lebih lama, sehat, dan menurunkan resiko untuk menyebarkan HIV ke orang lain. ART terdiri atas kombinasi dari obat HIV yang harus diminum setiap hari. Cara kerja dari obat HIV adalah untuk mencegah HIV untuk bertambah banyak, sehingga menurunkan jumlah HIV dalam tubuh. Kurangnya HIV dalam tubuh akan memberi kesempatan sistem imun untuk membaik dan melawan infeksi maupun kanker. Walaupun tetap ada beberapa HIV di dalam tubuh, sistem imun akan cukup kuat untuk melawan infeksi dan kanker.

Dengan menurunkan jumlah HIV dalam tubuh, obat HIV juga menurunkan resiko terjangkitnya virus terhadap orang lain. ART direkomendasikan kepada semua pasien HIV, tidak peduli berapa lama pasien sudah mendapatkan HIV dan seberapa sehat pasien tersebut. Karena, jika tidak diterapi, maka HIV akan melawan sistem imun dan akan berkembang menjadi AIDS, dimana memiliki prognosis yang jauh lebih buruk.

Untuk keterangan dan diskusi lebih lanjut silahkan hubungi stevent.sumantri@gmail.com atau twit di @steventmd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun