Biodiesel adalah bahan bakar yang digunakan untuk mesin diesel dan terdiri dari ester alkil asam lemak, biasanya ester metil, yang dibuat dari minyak nabati melalui proses transesterifikasi atau esterifikasi. Biodiesel dapat diproduksi dari 100% biodiesel (B100) atau dicampur dengan solar berbasis minyak bumi. Keunggulan biodiesel termasuk kemampuan untuk bercampur dengan solar, sifat pelumasan yang lebih baik, serta kandungan belerang yang sangat rendah.
Proses pembuatan biodiesel melalui transesterifikasi melibatkan pemisahan gliserin dari minyak nabati menggunakan alkohol dan katalis. Hasilnya adalah metil ester (biodiesel) dan gliserin. Bahan baku untuk biodiesel bisa berupa minyak nabati, lemak hewani, atau lemak daur ulang. Biodiesel dapat digunakan murni atau dicampur dengan solar dalam proporsi tertentu seperti B2, B5, hingga B100, di mana angka tersebut menunjukkan persentase kandungan biodiesel dalam campuran. Secara komersial, pencampuran yang paling umum digunakan adalah B20, yang berarti mengandung 20% biodiesel dan 80% minyak solar.
2. Bioethanol
Bioetanol adalah bahan bakar cair yang mengandung etanol dan bisa dicampur dengan bahan bakar minyak bumi. Bahan baku untuk bioetanol berasal dari berbagai sumber, antara lain:
- Berpati: seperti ubi kayu, jagung, dan sagu.
- Bergula:Â seperti nira tebu, nira aren, nira nipah.
- Berserat (selulosa): seperti kayu, jerami, dan bagas.
Proses produksi bioethanol melibatkan beberapa tahap utama:
- Hidrolisis: Konversi pati menjadi glukosa.
- Fermentasi:Â Konversi glukosa menjadi etanol dan karbon dioksida.
- Distilasi: Pemurnian etanol hasil permentasi hingga mencapai kadar 95-96%.
- Dehidrasi: Penghilang air untuk menghasilkan etanol dengan kadar 99,5%.
Biodiesel dan bioethanol adalah bentuk biofuel yang berpotensi besar menggantikan bahan bakar fosil, dengan penggunaan utamanya pada mesin diesel (biodiesel) dan sebagai campuran bahan bakar kendaraan berbasis (bioetanol).
Keuntungan Penggunaan Biofuel
1. Emisi Gas Rumah Kaca yang Lebih RendahÂ
Biofuel umumnya menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil, membantu mengurangi perubahan iklim.
2. Mengurangi Polusi Udara
Pembakaran biofuel cenderung menghasilkan lebih sedikit polutan berbahaya, seperti sulfur dan partikel, dibandingkan dengan bahan bakar konvensional.