Penanaman tanaman energi secara berlebihan, atau pengambilan residu tanaman dalam jumlah besar, bisa menguras nutrisi tanah. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat menyebabkan erosi, penurunan kesuburan, dan kerusakan jangka panjang terhadap kualitas tanah.
4. Tidak Efisien
Teknologi pengolahan biomassa, terutama di skala kecil atau tradisional, sering kali memiliki efisiensi rendah dalam mengubah bahan organik menjadi energi. Densitas energi biomassa yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil juga berarti bahwa lebih banyak biomassa dibutuhkan untuk menghasilkan energi yang setara dengan bahan bakar fosil.
5. Kebutuhan Ruang yang Besar
Produksi dan penyimpanan biomassa memerlukan lahan yang cukup luas, baik untuk menanam tanaman energi maupun untuk mengelola biomassa mentah. Ini menjadi tantangan di daerah dengan keterbatasan lahan atau dengan populasi yang padat, di mana persaingan penggunaan lahan dapat menjadi masalah.
6. Ketidakpastian Keberlanjutan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku biomassa bisa dipengaruhi oleh perubahan iklim, degradasi tanah, atau ketidakstabilan ekonomi. Jika pasokan biomassa terganggu, biaya produksi energi dari biomassa dapat meningkat, dan keberlanjutannya menjadi tidak pasti. Biomassa juga berbeda dari energi terbarukan lainnya yang lebih stabil, seperti tenaga surya atau angin, yang tidak bergantung pada bahan baku organik.
7. Proses Produksi yang Kompleks dan Mahal
Produksi energi dari biomassa sering kali memerlukan proses yang kompleks, memakan waktu, dan membutuhkan teknologi serta peralatan yang mahal. Biaya investasi awal untuk instalasi biomassa bisa menjadi penghalang bagi adopsi teknologi ini di banyak tempat.
8. Tidak Langsung Bisa Digunakan untuk Kendaraan
Meski biomassa dapat diolah menjadi biofuel, bahan bakar dalam bentuk tradisionalnya tidak bisa langsung digunakan oleh kendaraan modern. Proses pengolahan biomassa menjadi bioetanol atau biodiesel memerlukan infrastruktur dan teknologi khusus, dan distribusi biofuel juga masih terbatas di banyak negara, menghambat penggunaannya secara luas untuk kendaraan.