Keadaan kesetimbangan dinamis dicapai antara kedua proses ini, ketika jumlah molekul zat terlarut yang memasuki larutan sesuai dengan jumlah partikel yang keluar dari larutan. Akibatnya, konsentrasi zat terlarut dalam larutan akan tetap konstan pada suhu dan tekanan tertentu.
Tidak ada zat terlarut tambahan yang dapat larut dalam pelarut setelah suhu dan tekanan tertentu, dan larutan jenuh terbentuk yang memiliki jumlah zat terlarut maksimum. Konsentrasi garam dalam larutan jenuh pada suhu dan tekanan tertentu disebut sebagai kelarutan garam. Larutan yang tidak jenuh memungkinkan penambahan lebih banyak zat terlarut.
Beberapa contoh garam yang larut adalah Perak sulfit Ag2SO3, kalium klorida (KCl), natrium klorida (NaCl), magnesium klorida (MgCl2), dan natrium sulfat Na2SO4. Garam yang mudah larut sangat penting untuk memahami konsep kelarutan karena garam tersebut mencapai kesetimbangan dengan mudah dibandingkan dengan garam lain sehingga konsentrasinya dapat diketahui. Apa pentingnya garam terlarut dalam air? Air melarutkan banyak garam karena memiliki konstanta dielektrik yang tinggi, namun kelarutan garam dalam air juga tergantung pada faktor lain seperti sifat garam, suhu dan tekanan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan Garam
Pengaruh Suhu:
Suhu memiliki dampak yang signifikan terhadap kelarutan padat. Menurut Prinsip Le Chatelier, jika proses pelarutan bersifat endotermik, kelarutan akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Kelarutan padatan menurun jika proses disolusi bersifat eksotermik.
Pengaruh Tekanan:
Kelarutan padat hampir tidak terpengaruh oleh perubahan tekanan karena padatan dan cairan tidak dapat dikompresi dan praktis tidak terpengaruh oleh perubahan tekanan.
Polaritas:
Zat terlarut biasanya larut dalam pelarut dengan polaritas yang sama.
Produk Kelarutan