"Habis Manis... Sepah Dibuang"
Inilah peribahasa yang tepat yang dialami oleh para selebriti yang sempat mengguncang bumi Nusantara dengan entertaiment-nya, dan yang dialami Orang Yang Berpengaruh yang sudah pernah banyak memberikan kontribusi bagi bangsa dan Negara.
Namun naas, pemberitaan media seakan mengekploitasi beliau-beliau yang sudah banyak memberikan keberhargaan bagi kita, dengan mengekspos kesalahan demi kesalahan yang diperbuat sampai dikuliti habis-habisan personalitasnya.
Lha ini namanya pembunuhan Karakter!
Heran sama netizen dan masyarakat negeri ini. Dulu sempet dipuja, sekarang dibanting dibuang bagaikan "benda" yang sudah terkoyak-koyak.
Dimana nurani kita?
Apa kita menganggap manusia itu objek penderitaan yang wajib dibuat sampai terus putus asa akan hidupnya?
Ngakunya Hamba Allah? Allah saja Maha Pengampun. Mengapa kita tidak mengampuni beliau yang sudah terlanjur jatuh dalam kubangan dosa kesalahan?
Mengapa kita tidak memberikan kesempatan?
Agar mereka berubah menjadi pribadi yang lebih baik?
Sekarang orang-orang malah ikut-ikutan bikin konten yang "membunuh" karakter seorang tersebut. Mau itu judul beritanya relevan kek, isi beritanya valid kek, ujung-ujungnya bikin orang yang membacanya jadi tak bisa menghindari ghibah, timbul prasangka, akhirnya jadi fitnah!
Bukannya Allah melarang kita untuk mencari keuntungan dari kesalahan yang diperbuat orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan agama? Yaitu selalu menjelek-jelekan saudara kita, karena sudah ketahuan aibnya.
Ini sama dengan memakan bangkai daging saudaranya sendiri, silahkan dicari keterangan religius akan bahaya Ghibah kelak di akhirat. Kemudian mengambil keuntungan (baik bersifat materi berupa uang salah satunya, maupun non-materi yakni ketenaran salah satunya) dibalik kejelekan orang lain. Apa bikin hidup kita jadi tenang gituhh?
Emang diri kita suci dari dosa?
Kita masih beruntung lho! Aib kita ga ada yang tau.
Emang media sudi meliput aib kita? Apa keuntungan yang didapat dari media meliput aib kita?
Kebetulan saja Selebriti dan Orang Berpengaruh kalau disorot terus keburukannya bisa bikin fulus. Pundi-pundi uang lho! Siapa yang ga mau ketinggalan? Lha bagi netizen pun itu adalah sarapan sehari-hari! Hingga saat ini, per tanggal 13 Oktober 2022.
Sudahlah... buat apa kita disibukan cari-cari dosa orang lain. Kalau kita mau mencari berita demikian. Harus yang ada yang bisa dijadikan Ibrah bagi diri kita.
Apa itu Ibrah?
Ibrah tentu beda dengan Ghibah.
Dengan Ibrah kita membingkai pemikiran kita tentang seorang yang salah dimata masyarakat, dengan bingkai pikiran yang membangun pesan berharga yang tertuang nilai-nilai moralitas dan mendidik untuk dikonsumsi khalayak pemirsa.
Nah ini baru berkah.
Stop untuk diri kita terus disibukan cari kesalahan-kesalahan dan dosa orang lain untuk bahan obrolan, konten dan tulisan yang tiada gunanya.
Carilah nilai yang terkandung dan hikmah pembelajaran dari seorang tersebut yang dianggap publik penuh kesalahan dan dosa. Agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dengan menggali nilai-nilai kebaikan terpendam yang terkandung dalam kisah hidupnya.
Pasti Nusantara menjadi negeri yang amai, damai dan sentosa.
Insya Allah.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 13 Oktober 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H