Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Harap Tulisan Ini Dapat Memberikan Kesembuhan

19 September 2022   05:30 Diperbarui: 19 September 2022   06:35 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena menurut ilmu Neurosemantic yang membahas tentang pemaknaan (banyak artikel saya membahas keilmuan ini). Bahwa kata-kata yang terucap dan tertulis mencerminkan kejiwaan kita.

Jangan biarkan sang anak yang sudah terlanjur dalam ketidaksadaran, mencari-cari membujuk rayu kedua orang tuanya untuk mencarikannya seorang yang satu frekuensi dengan dirinya untuk konsultasi

Karena itu adalah hal yang memeras waktu, tenaga dan finansial keluarga. Karena kita bakal bertemu orang yang mengaku "Bisa" terkadang memakai jubah pakaian religius, ternyata hanya memeras keuangan sang korban, malah jadi korban penipuan. Ini terjadi pada perjalanan hidup saya dan kedua orang tua saya selama belasan tahun. Kami diperas secara materi oleh orang-orang yang mengaku "Bisa" tersebut.

Pelajari apa yang sang anak baca, dengarkan, tonton, dan mainkan melalui gawainya. Sebagai referensi untuk kedua orang tua dan orang terdekat anak yang sakit, agar kita dapat merasakan apa yang dirasakan sang anak (berempati). Namun hati-hati dan waspada dengan referensi tersebut. 

Orang tua dan orang terdekat wajib memiliki pondasi Keimanan yang kuat, agar tidak ikut-ikutan terpengaruh oleh dampak bacaan-bacaan, musik, tontonan dan permainan games yang sang anak nikmati.

Esensi untuk kesembuhan sang anak tak lain adalah mengarahkannya untuk mengucap Nama Suci Tuhan dan mengingat kebesaran-Nya. Saya merasakan kesembuhan dari ketidaksadaran yang melanda selama belasan tahun. Semenjak saya membaca tulisan tentang kisah Al-Masih Ad-Dajjal dan Nama-Nama Setan dan Iblis dari bacaan, musik, tontonan anime, dan Games saat usia saya 16 tahun. 

Dan pada usia 17 tahun Nama-Nama Makhluk tersebut pada akhirnya menguasai pikiran saya, hingga akhirnya selama belasan tahun saya dalam pengaruh godaan mereka semua yang dimurkai Allah. Saya mencapai kesembuhan total di usia saya yang ke 28 (saat ini di tahun 2022 saya berusia 28 tahun). Dan mulai derma menulis di Kompasiana atas arahan seorang pemeluk ajaran Sanatana Dharma yaitu Bli Ngarayana yang juga dahulu pernah menjadi Kompasianer. 

Menulis hal-hal yang bermanfaat untuk orang banyak di Kompasiana pun adalah salah satu bagian dari proses penyembuhan mental dan kesadaran. 

Karena disinilah kata-kata kita mulai tersusun, terstruktur, dan enak untuk dibaca oleh para pembaca setia kita. Kata-kata mencerminkan kejiwaan kita, dan bisa menentukan nasib kita kedepannya. 

Jadi hati-hati dengan perkataan kita, seperti dalam Ajaran Islam yang saya anut, dalam keterangannya menyebutkan Orang-orang beriman dan bertakwa selalu menjaga lisan dan perbuatannya.

Demikian tulisan yang saya paparkan.

Semoga bisa memberikan kesembuhan bagi yang mengalami satu perjalanan dengan saya. 

Banyak orang-orang berintuisi tinggi menyebutkan, siapapun yang mengalami ujian hidup seperti saya alami, kelak akan menjadi orang yang banyak memberikan kebermanfaatan setelah kesembuhan telah ia gapai. 

Maka janganlah berputus asa. Tuhan menyertai orang-orang sabar dan berjuang dengan penuh semangat untuk kebaikan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun