Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Harap Tulisan Ini Dapat Memberikan Kesembuhan

19 September 2022   05:30 Diperbarui: 19 September 2022   06:35 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesembuhan (Sumber: Freepik)

Selamat membaca sahabat setia Kompasianer dan Readers!

Saya sangat berempati kepada saudara saya yang mengalami sakit kejiwaan di belahan dunia manapun. Tulisan ini berdasarkan pengalaman Subjektif diri saya pribadi. Sejatinya saya pun mengalami sakit psikis yang tidak dideteksi medis dan disembuhkan oleh orang-orang mengaku "bisa". Karena yang ada, finansial Ayahanda dan Ibunda terkuras dan menghabiskan jutaan Rupiah yang tak terhitung.

Mungkin sahabat pernah membaca keterangan Islami, bahwasanya:

"Barangsiapa tidak mempunyai dan dibimbing oleh seorang guru, maka gurunya adalah setan."

Keterangan ini shahih. Dan saya mengalami kejadian mengerikan karena saya membaca tulisan-tulisan di Internet yang membahas hal-hal kisah akhir zaman dalam sebuah hadits, tanpa bimbingan seorang guru. Akibatnya setan mengelabui saya, dan dibenak kepala saya selalu terulang dan terucap Nama-Nama Setan Iblis yang mempengaruhi kejiwaan saya selama belasan tahun lamanya.

Namun karena saya dimata kedua orang tua adalah seorang anak yang taat dan berbhakti. Selalu menuruti nasihat dan bimbingan kedua orang tua, untuk tetap beribadah kepada Allah, kepada sesama, juga tak lepas dari dzikir. Kesembuhan diri saya berangsur-angsur mulai dirasakan, melalui perjuangan saya seorang diri, keyakinan saya kepada Tuhan Yang Maha Esa makin tak goyah.

Ada faktor-faktor penyebab seorang remaja yang masih belum mengerti dampak dari apa yang ia baca, musik apa yang ia dengar, tontonan apa yang menjadi favoritenya, bahkan Game yang ia mainkan sekalipun sehingga masuk dalam lembah ketidaksadaran dipenuhi kejadian mistis mengerikan menimpa masa-masa perjalanan hidupnya. Yaitu diantaranya:

Selalu memikirkan dan mengulang mengucapkan Nama-Nama Setan dan Iblis dalam benak kepala, tak sadar menjadi magnet yang menarik eksistensi makhluk tersebut untuk menguasai pikiran manusia yang lengah dan lepas dari berdzikir atau mengingat nama Tuhan. 

Biasanya Nama-Nama Setan dan Iblis itu ditemukan pada sebuah bacaan di internet, Musik pemujaan setan dan iblis, Game yang mengangkat tema melawan Iblis dan Setan, dan lainnya yang menyematkan Nama-Nama Setan dan Iblis. Pemuka Agama yang mengerti akan hal ini, melarang keras untuk menyebutkan Nama-Nama Setan dan Iblis, karena memang dapat memanggil kehadiran mereka apabila selalu terfikirkan dalam benak kepala kita.

Membaca tulisan yang belum saatnya dibaca atau umur manusia belum berkualifikasi membacanya, karena membaca tanpa arahan seorang penanggungjawab atau Guru. 

Membaca kitab sucipun perlu arahan dan bimbingan Guru yang bonafide dan menguasai Kitab Suci tersebut dengan benar. Jika tidak maka Setan siap mengelabui pikiran manusia yang belajar tanpa arahan dan bimbingan yang benar. Maka lebih condong pada hal-hal yang menyesatkan, karena menafsirkan kitab suci berdasarkan hawa nafsu, kebencian (terorisme) dan hasrat duniawi (materialistis dan hedonistis).

Membuat tulisan-tulisan tak bertanggungjawab perihal hal-hal ghaib dan mistis, kemudian disharekan kepada banyak orang melalui medsos. Dan banyak yang membaca tulisan tersebut. Pada akhirnya bisa menjadikan seorang yang menulis tulisan tersebut terjebak dan dimakan oleh kata-kata merugikan yang disebarkannya.

Tidak berfikir kritis atas tulisan-tulisan yang dibuat oleh orang-orang tidak bertanggungjawab. Langsung telan bulat. Akibatnya fatal. ia meyakini tulisan itu menjadi kebenaran untuk dirinya. Dan selalu berusaha mencari seorang yang sejalan dengan pemikiran kelirunya, untuk membenarkan apa yang ia pikirkan. Jika manusia sudah berada di level ketidaksadaran ini, maka sejatinya setan telah menguasai pikirannya, dan pikirannya mengendalikan dirinya.

Lantas apa saja hal-hal yang dapat membawakan kesembuhan bagi seorang yang sudah terlanjur pikirannya dikuasai setan dan iblis?

Berikan kenyamanan untuk sang anak yang terlanjur dalam kondisi ketidaksadaran. Jangan ada ucapan penghakiman yang menyakiti hati sang anak yang sakit. Biarkan sang anak berbicara tentang hal-hal yang ia yakini walaupun dinilai berbahaya dan menyesatkan tersebut oleh kedua orang tua dan orang-orang terdekat. Cukup jadi pendengar, biarkan sang anak untuk mengkritisi apa yang ia pikirkan dari lisan dan tulisan yang disampaikannya. 

Tapi kita jangan ikut-ikutan terpengaruh apa yang sang anak ucapkan dan tuliskan. Kuatkan mental, keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mohon perlindungan-Nya, dan mohon atas kekuatan-Nya. 

Agar sang anak bisa tunduk patuh kepada kedua orang tua yang membesarkannya dan orang-orang terdekat yang peduli kepadanya. Karena kalau sudah tidak ada kenyamanan bagi sang anak atas perlakuan kedua orang tua dan orang terdekatnya, sangat-sangat berbahaya. Akibatnya mencari pelarian dengan merokok untuk ketenangan. 

Yang sangat berbahaya jika sudah berbuat aksi kriminal dan kekerasan yang membahayakan orang sekitar akibat pikiran sang anak begitu dikuasai oleh bisikan dan godaan setan dan iblis.

Ajak sang anak untuk mengucapkan Nama Suci Tuhan, Tuhan itu satu, namun Nama Suci Tuhan itu sangat banyak. Jika Nama Suci Tuhan di Ajaran Islam saja ada 100 Nama Suci (Asmaul Husna) jika dalam Ajaran Sanatana Dharma yang umum disebut Hindu pun ada 1000 Nama Suci Tuhan. Karena dengan mengingat Nama Suci Tuhan, kesadaran sang Anak akan termurnikan secara berangsur-angsur. 

Berikan sang anak motivasi yang menyentuh hatinya agar makin mantap meyakini Nama Suci Tuhan Favoritenya dengan kisah Kebesaran Tuhan, dan Kemahakuasaan-Nya dari semua makhluk yang Dia ciptakan, termasuk yang mengganggu sang anak tersebut dalam pikirannya.

Ajak sang anak untuk berkreasi aktif, berkarya hal-hal bermanfaat untuk dirinya dan orang banyak. Agar tidak melamun, yang membuatnya bisikan-bisikan godaan setan yang semakin menguasai dirinya. 

Ajak sang anak belajar untuk fokus dan konsentrasi, latih dengan memberikan pertanyaan dan diskusi dua arah. Banyak kejadian sang anak yang mengalami sakit yang saya bahas ini, tatanan kata ucapannya masih tidak terstruktur dan tidak jelas arah pembicaraannya. Bicaranya terkesan ngawur dan berantakan. 

Karena menurut ilmu Neurosemantic yang membahas tentang pemaknaan (banyak artikel saya membahas keilmuan ini). Bahwa kata-kata yang terucap dan tertulis mencerminkan kejiwaan kita.

Jangan biarkan sang anak yang sudah terlanjur dalam ketidaksadaran, mencari-cari membujuk rayu kedua orang tuanya untuk mencarikannya seorang yang satu frekuensi dengan dirinya untuk konsultasi

Karena itu adalah hal yang memeras waktu, tenaga dan finansial keluarga. Karena kita bakal bertemu orang yang mengaku "Bisa" terkadang memakai jubah pakaian religius, ternyata hanya memeras keuangan sang korban, malah jadi korban penipuan. Ini terjadi pada perjalanan hidup saya dan kedua orang tua saya selama belasan tahun. Kami diperas secara materi oleh orang-orang yang mengaku "Bisa" tersebut.

Pelajari apa yang sang anak baca, dengarkan, tonton, dan mainkan melalui gawainya. Sebagai referensi untuk kedua orang tua dan orang terdekat anak yang sakit, agar kita dapat merasakan apa yang dirasakan sang anak (berempati). Namun hati-hati dan waspada dengan referensi tersebut. 

Orang tua dan orang terdekat wajib memiliki pondasi Keimanan yang kuat, agar tidak ikut-ikutan terpengaruh oleh dampak bacaan-bacaan, musik, tontonan dan permainan games yang sang anak nikmati.

Esensi untuk kesembuhan sang anak tak lain adalah mengarahkannya untuk mengucap Nama Suci Tuhan dan mengingat kebesaran-Nya. Saya merasakan kesembuhan dari ketidaksadaran yang melanda selama belasan tahun. Semenjak saya membaca tulisan tentang kisah Al-Masih Ad-Dajjal dan Nama-Nama Setan dan Iblis dari bacaan, musik, tontonan anime, dan Games saat usia saya 16 tahun. 

Dan pada usia 17 tahun Nama-Nama Makhluk tersebut pada akhirnya menguasai pikiran saya, hingga akhirnya selama belasan tahun saya dalam pengaruh godaan mereka semua yang dimurkai Allah. Saya mencapai kesembuhan total di usia saya yang ke 28 (saat ini di tahun 2022 saya berusia 28 tahun). Dan mulai derma menulis di Kompasiana atas arahan seorang pemeluk ajaran Sanatana Dharma yaitu Bli Ngarayana yang juga dahulu pernah menjadi Kompasianer. 

Menulis hal-hal yang bermanfaat untuk orang banyak di Kompasiana pun adalah salah satu bagian dari proses penyembuhan mental dan kesadaran. 

Karena disinilah kata-kata kita mulai tersusun, terstruktur, dan enak untuk dibaca oleh para pembaca setia kita. Kata-kata mencerminkan kejiwaan kita, dan bisa menentukan nasib kita kedepannya. 

Jadi hati-hati dengan perkataan kita, seperti dalam Ajaran Islam yang saya anut, dalam keterangannya menyebutkan Orang-orang beriman dan bertakwa selalu menjaga lisan dan perbuatannya.

Demikian tulisan yang saya paparkan.

Semoga bisa memberikan kesembuhan bagi yang mengalami satu perjalanan dengan saya. 

Banyak orang-orang berintuisi tinggi menyebutkan, siapapun yang mengalami ujian hidup seperti saya alami, kelak akan menjadi orang yang banyak memberikan kebermanfaatan setelah kesembuhan telah ia gapai. 

Maka janganlah berputus asa. Tuhan menyertai orang-orang sabar dan berjuang dengan penuh semangat untuk kebaikan bersama.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 19 September 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never Die!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun