Jawabannya adalah, melepaskan diri sepenuhnya dari Uang. Masyarakat semuanya bergerak dalam gerakan kebermanfaatan, gotong royong, dan seluruh berkreasi dengan segala potensi yang dimilikinya untuk menghidupi yang hidup. Dengan demikian kehidupan gemah ripah loh jinawi, bisa terwujudkan sepenuhnya dengan mengaplikasikan nilai-nilai ideologi bangsa kita dan Dasar Negara Pancasila, dengan memperjuangkan yang hidup.
Semua disibukan dalam kehidupan yang saling menguntungkan. Dimana Badan Perbankan bertransformasi sepenuhnya menjadi Badan Penyedia Bahan baku dan kebutuhan yang diperlukan masyarakat untuk diolah, juga berperan dalam distribusi kebutuhan orang banyak. Pasar tidak menjadikan uang sebagai alat tukar, prinsip barter (barang tukar barang) berlandaskan sifat welas asih dan penuh kasih sayang diberlakukan, nilai barang tidak menjadi patokan, melainkan rasa peduli yang hadir karena semuanya sejatinya saling membutuhkan.
Masyarakat mulai disibukan dengan kegiatan produksi bahan pokok dan bahan baku, kegiatan distribusi, kegiatan industri kreatif, dan kegiatan perniagaan yang saling mensejahterakan sesama yang saling menguntungkan.
Oleh karena itu, sistem perpajakan yang membebani masyarakat bisa lenyap. Semua diganti dengan kerjasama dan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah untuk membangun bangsa dan negeri dengan penuh kasih dan kehebatan.
Inilah kehidupan manusia yang saya utopiakan. Seluruh, dalam kesejahteraan dimana manusia seluruhnya terpenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, fisiologis (berketurunan), juga berkendara untuk kebutuhan primer, dan sekunder mendekati primer begitu melimpah kebutuhan entertainment yang bisa dinikmati masyarakat banyak tanpa harus menggunakan uang, melainkan rasa sayang dan peduli, bahwa memang manusia itu senang akan yang namanya hiburan.
Kalau masyarakat sejahtera lahir bathinnya. Pastilah cerah harapan suatu negeri. Tidak ada lagi ada yang namanya demo beruntun, karena semua kebutuhan masyarakat terpenuhi dan terpuaskan.
Sejatinya uang yang kita gunakan saat ini sebagai salah satu alat vital perekonomian, merupakan bagian dari sebuah pendidikan moral dan etis, dimana masyarakat secara bertahap sadar akan arti perjuangan, persiapan, derma kasih, dan perhatian. Tidak ada yang sia-sia dibalik yang terjadi semuanya hingga saat ini. Semuanya adalah pembelajaran berharga. Menjadikan kita bermentalkan seorang Insan yang bermoral dan penuh harapan untuk kemajuan peradaban bangsa dan negara.
Semuanya baik untuk kehebatan Negeri Kita Tercinta kedepannya, termasuk inflasi ini, untuk kehebatan mentalitas kita. Walaupun dalam perjalanannya sebagian besar dari kita terseok-seok.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 15 September 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H