Suatu ketika Amr bin Abdu Wudd berikan tantangan...
Untuk berduel dengannya...
Eyel ejek dilontarkan...
Mengiris hati pejuang Islam...
Karena tahu Amr adalah Petarung berpengalaman...
Rasionalitas Ali menyala...
Tekad Ali membara...
Ketiga kalinya...
Baru usulan Ali diterima...
Rasul Muhammad mengizinkan...
Berdoa semoga Allah tak membiarkan Muhammad...
Hidup tanpa Ali yang setia paling membela....
Baju Zirah...
Dipakainya...
Pedang Zulfikar...
Digenggamnya...
Siap Bertempur mereka berdua...
Dengan sigap...
Gerak refleks Ali menyelamatkan...
Pedang diayunkan...
Bahu Amr terbelah dua...
Perjuangan dan tekad...
Ali sang pejuang...
Yang melambangkan...
Kekuatan dahsyat Umat Islam...
Ali bin Abu Thalib R.A.
Khalifah yang paling diidamkan...
Hingga Perang Shiffin menggelegar...
Muawiyah dan Ali dalam perselisihan...
Tentang peristiwa wafatnya Utsman...
Lagi-lagi Khawarij penuh kebodohan...
Tertipu oleh nafsu dunia...
Khawarij makin berulah...
Ibnu Muljam...
Seorang Khawarij penuh murka...
Seorang merasa paling benar..
Perihal Al-Quran...
Sang pembunuh khalifah...
Meracuni pedangnya...
Dengan racun ganas...
Dengan sifat kepengecutan...
Menebas Ali dengan kejam...
Dari belakang...
Kepala Ali ditetak dengan pedang...
Ali terluka dalam keadaan Shalat...
Walau terluka parah...
Pertolongan utama...
Ali abaikan...
Mengutamakan ibadah...
Kembali ke Masjid melanjutkan...
Shalat fajar...
Saat nafas terakhir terhembuskan...
Terucap kalimah...
Yaa Allah...
Aku menang!
Menjadi pertanda dahsyat...
Allah kelak membinasakan...
Seluruh Khawarij dari muka dunia...
Sampai tak tersisa...
Ali bin Abu Thalib R.A.
Sungguh kemuliaan dunia akhirat baginya...
Barangsiapa mengikuti jejak langkahnya...
Niscaya satu bendera dengannya...
Di Yaumul Mahsyar...
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 30 Agustus 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H