Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Makna: Kecerdasan Dominan Rasulullah S.A.W dan Sahabat (Featured Konsep Kecerdasan STIFIn)

30 Agustus 2022   07:00 Diperbarui: 1 September 2022   13:06 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sahabat Rasul (Sumber: Gambar Poster di Tokopedia, dimuat ulang oleh priangantimurnews.pikiran-rakyat.com) 

Selamat pagi sahabat Kompasianer dan Readers~ Kali ini saya ingin memberikan Puisi cukup panjang yang semoga menyentuh hati dan menggetarkan jiwa! Heheheh~

Selamat membaca!

//1//
Baginda Rasul Muhammad S.A.W.
Dengan kecerdasan Intuisi yang paling tajam...
Belajar dari firman Al-Quran paling pertama...
Yang diturunkan Malaikat Jibril padanya...
Bacalah!
Setiap Kata demi Kata...
Firman Allah S.W.T.
Mencerdaskan Baginda...
Allah berikan Petunjuk-Nya...
Dengan kekuatan kata...
Bersumber dari Al-Quran...
Menjadikannya seorang Rasul Allah...
Yang menyelamatkan...
Kaumnya...
Dari Kehancuran...
Membawa Rahmat Allah...
Untuk seluruh penduduk dunia...
Melalui Ajaran Islam...

Baginda Rasul Muhammad S.A.W.
Pemberi Syafaat di Yaumul Mahsyar...
Hari dimana manusia dibangkitkan...
Untuk dipinta pertanggungjawaban...
Oleh Allah Azza Wa Jalla...
Juru Selamat bagi penyenandung shalawat...
Yang terlimpah bagi Baginda Muhammad...
Menuju Surga Allah yang kekal...

Rasul Muhammad S.A.W.
Sungguh kemuliaan dunia akhirat baginya...
Siapa yang memegang Al-Quran dan As-Sunnah...
Melaksanakannya tanpa keraguan di hatinya...
Niscaya selamat dunia akhiratnya...

//2//
Abu Bakar As-Shiddiq R.A.
Dengan kecerdasan Feeling yang paling tajam...
Golongan pertama...
Membenarkan Ajaran Islam...
Tanpa keraguan...
Hati yang peka miliknya...
Mampu mengetahui Kejujuran...
Ucap dan Karakter Rasul Muhammad...
Yang paling pertama membenarkan...
Kisah Isra Miraj...
Dari Rasul Muhammmad...

Seorang berjiwa sosial...
Paling setia kawan...
Paling lembut hatinya...
Paling Tawadhu dan Penuh Loyalitas...
Hingga suatu masa...
Abu Bakar menemani masa hijrah...
Menuju Madinah...
Bersama Baginda Rasul Muhammad...
Bersembunyi di dalam sebuah Gua...
Gua Tsur yang sudah diperiksa...
Keamanannya oleh Abu Bakar...
Hingga Abu Bakar...
Melindungi Rasul Muhammad...
Melalui kakinya...
Dari sengatan...
Kalajengking berbahaya...
Abu Bakar hanya menahannya...
Meringis kesakitan...
Hingga terucap pengakuan...
Bahwa dirinya disengat...
Rasul Muhammad mengusapnya...
Atas izin-Nya...
Kesembuhan bagi Abu Bakar...
Sungguh kesetiaan...
Yang paling nyata...
Yang kelak...
Menyelamatkannya...
Dari Angkara murka...
Dan Kebencian...
Dimasa wafatnya...

Abu Bakar Shiddiq R.A...
Sang Pembela Kebenaran...
Memerangi Nabi palsu penuh dusta...
Tekad membaja membenarkan Islam...
Amanah dari Sang Junjungan...
Baginda Rasul Muhammad...
Hingga sakit demam melanda...
Wafat dalam damai dan penuh cinta...
Sahabat mengenangnya...

Abu Bakar As-Shiddiq R.A.
Sungguh kemuliaan dunia akhirat baginya...
Barangsiapa mengikuti jejak langkahnya...
Niscaya satu bendera dengannya...
Di Yaumul Mahsyar...

//3//
Umar bin Khattab R.A.
Dengan kecerdasan Instinct yang paling tajam...
Yang pernah menjadi musuh Islam...
Namun hidayah baginya...
Mengikrarkan Islam agamanya...
Muhammad Rasul-nya...
Ditengah masyarakat jahiliyah...
Dengan penuh keberanian...
Membuatnya menjadi tameng Islam...
Yang paling perkasa...
Dakwah Islam makin benderang...
Dibawah naungannya..
Sifat tangguh dan ksatria...
Menjelma pada dirinya...

Hingga suatu ketika...
Rasul bersabda...
Jika seandainya Allah berkehendak...
Umar adalah Nabi Allah berikutnya...

Umar Bin Khattab R.A.
Tiba waktu ditunjuk sebagai Khalifah...
Namun dengan tegas...
Berkatalah Umar...
Aku tak akan menjadi Khalifah...
Jika tidak ada yang memberi nasihat...
Sehubungan dengan Tugas...
Yang diterimanya...

Sang Khalifah...
Yang menyelamatkan rakyat...
Dari krisis melanda...
Pemimpin tegas penuh kuasa...
Menjunjung tinggi Kesederhanaan...
Keputusannya tepat dan bijaksana...

Suatu ketika nampak seorang wanita...
Memasak batu ditengah anak anaknya...
yang kelaparan...
Mendengar hal demikian...
Umar segera bergegas...
Untuk mengambil makanan...
Di Baitul Mal...
Dan memberikannya...
Kepada keluarga sang wanita...
Walaupun rekan kekhalifannya...
Berkata...
Mau kah kami bantu Yaa Khalifah...
Tidak!
Aku tak akan membiarkan...
Kalian yang menanggung kesalahan...
Yang kuperbuat...

Kekuasaan Umar makin membentang...
Menaklukan Romawi dan Persia...
Sampai seorang Majusi berulah...
Hanya karena masalah pajak...
Tidak terimalah Abu Lu'lu'ah...
Menikam Umar dalam Shalatnya...
Dengan belati beracun ganas...
Menyobek-nyobek badan kekarnya...
Dengan kepengecutan...
Dari belakang...
Yang kemudian...
Melukai perutnya...
Yang selalu menahan lapar...
Dengan ibadah puasa...
Saat nafas terakhir menjelang...
Terucap kalimat...
Segala puji bagi Allah...
Bahwa aku tidaklah...
Dibunuh seorang pemeluk Islam...

Umar Bin Khattab R.A.
Sungguh kemuliaan dunia akhirat baginya...
Barangsiapa mengikuti jejak langkahnya...
Niscaya satu bendera dengannya...
Di Yaumul Mahsyar...

//4//
Utsman bin Affan R.A.
Dengan kecerdasan Sensing yang paling tajam...
Yang paling dermawan...
Walau hartanya melimpah ruah...
Karena sukses dalam niaga...
Didedikasikan demi kemajuan...
Umat Islam yang masih berkembang...
Sang penolong kaum yang susah...
Selalu terdepan...
Dalam derma dan sedekah...

Utsman bin Affan R.A.
Paling pandai menulis dan membaca...
Angkatan penulis Al-Quran paling pertama...
Yang dipercayakan Baginda Muhammad...
Membakar mushaf Al-Quran...
Dengan versi yang berbeda-beda...
Menyebabkan multi-tafsiran...
Sangat membahayakan...
Masa depan umat...
Dialek Quraisy ditetapkannya...
Menjadikan Al-Quran kekal...
Tanpa perubahan...
Sesuai yang difirmankan...
Utsman menjadi perantaraan...
Allah menjaga Al-Quran...
Kebaikan yang kekal untuk Utsman...
Sepanjang masa...

Hingga suatu ketika...
Teringat pesan Rasul Muhammad...
Tentang musibah...
Yang kelak menimpa diri Utsman...

Benarlah Nubuah Rasul Muhammad...
Surat palsu beredar...
Utsman menjadi korban fitnah...
Menuduh keji Utsman...
Khawarij mulai berulah...
Mengepung kediaman Utsman...
Membiarkan air tidak memasuki rumahnya...
Dengan sedih Utsman berucap...
Mengapa mereka membiarkan air tertahan...
Untuk orang yang telah derma sumur bagi mereka?
Dengan murkanya Khawarij berkata...
Engkau menulis surat?
Sedemikian rupanya?
Utsman bersumpah...
Dan pilihan diberikan...
Percaya atau tidak...
Bahwa ia taklah menuliskan surat demikian...
Walau cap stempel cincin melekat...
Menjadi penanda Utsman terlibat...
Menurut Khawarij penuh murka...
Kehati-hatian yang lalai...
Bagi Utsman...
Menjaga cap stempel cincinnya...
Mendengar sumpah Utsman...
Makin murkalah mereka...
Mereka masuk ke Rumah Utsman...
Jari Istri yang membela Na'ilah...
Mereka potong penuh murka...
Saat Na'ilah melindungi Utsman...
Dari tebasan pedang...
Jeritan sakit Na'ilah...
Malah membuat Khawarij makin kejam...
Dengan keji Al Ghafiqi menikam Utsman...
Utsman wafat saat membaca Al-Quran...
Sampai nafas terakhirnya...
Al-Quran tetap dalam genggaman...

Utsman Bin Affan R.A.
Sungguh kemuliaan dunia akhirat baginya...
Barangsiapa mengikuti jejak langkahnya...
Niscaya satu bendera dengannya...
Di Yaumul Mahsyar...

//5//

Ali bin Abu Thalib R.A.
Dengan kecerdasan Thinking yang paling tajam...
Paling kritis dan pintar...
Seorang yang berilmu penuh wawasan...
Pintu gerbang pengetahuan...
Dari Rasul Muhammad sumber pengetahuan...
Yang membukakan...
Banyak ilmu kepada keturunan-keturunan...
Tak pernah menyembunyikannya...
Demi kemajuan umat Islam...

Yang paling berani menentang kedzaliman...
Tangguh perkasa dalam peperangan...
Memperjuangkan kebenaran...
Berjiwa rela berkorban...
Tanpa harap pengakuan...
Melainkan...
Semangat pengabdian...
Dedikasi untuk Umat Islam...
Di hati terdalam...

Suatu ketika Amr bin Abdu Wudd berikan tantangan...
Untuk berduel dengannya...
Eyel ejek dilontarkan...
Mengiris hati pejuang Islam...
Karena tahu Amr adalah Petarung berpengalaman...
Rasionalitas Ali menyala...
Tekad Ali membara...
Ketiga kalinya...
Baru usulan Ali diterima...
Rasul Muhammad mengizinkan...
Berdoa semoga Allah tak membiarkan Muhammad...
Hidup tanpa Ali yang setia paling membela....
Baju Zirah...
Dipakainya...
Pedang Zulfikar...
Digenggamnya...
Siap Bertempur mereka berdua...
Dengan sigap...
Gerak refleks Ali menyelamatkan...
Pedang diayunkan...
Bahu Amr terbelah dua...
Perjuangan dan tekad...
Ali sang pejuang...
Yang melambangkan...
Kekuatan dahsyat Umat Islam...

Ali bin Abu Thalib R.A.
Khalifah yang paling diidamkan...
Hingga Perang Shiffin menggelegar...
Muawiyah dan Ali dalam perselisihan...
Tentang peristiwa wafatnya Utsman...
Lagi-lagi Khawarij penuh kebodohan...
Tertipu oleh nafsu dunia...
Khawarij makin berulah...

Ibnu Muljam...
Seorang Khawarij penuh murka...
Seorang merasa paling benar..
Perihal Al-Quran...
Sang pembunuh khalifah...
Meracuni pedangnya...
Dengan racun ganas...
Dengan sifat kepengecutan...
Menebas Ali dengan kejam...
Dari belakang...
Kepala Ali ditetak dengan pedang...
Ali terluka dalam keadaan Shalat...
Walau terluka parah...
Pertolongan utama...
Ali abaikan...
Mengutamakan ibadah...
Kembali ke Masjid melanjutkan...
Shalat fajar...
Saat nafas terakhir terhembuskan...
Terucap kalimah...
Yaa Allah...
Aku menang!
Menjadi pertanda dahsyat...
Allah kelak membinasakan...
Seluruh Khawarij dari muka dunia...
Sampai tak tersisa...

Ali bin Abu Thalib R.A.
Sungguh kemuliaan dunia akhirat baginya...
Barangsiapa mengikuti jejak langkahnya...
Niscaya satu bendera dengannya...
Di Yaumul Mahsyar...

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 30 Agustus 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun