Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Makna: Ilmu Laduni Baginya

26 Agustus 2022   07:30 Diperbarui: 26 Agustus 2022   07:38 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Laduni (Sumber: Freepik, Hasil olahan Pribadi)

Selamat pagi Sahabat Kompasianer dan Readers~ Mau bikin puisi sarat ilmu deh~ Heheheh!

Selamat Membaca!

Sang Pemuda dari sebuah kota dikelilingi 7 puncak gunung, selalu mendapatkan terawangan dari Tokoh Agama dan Spiritual, bahwa dirinya kelak akan menjadi orang besar. Karena terlihat bakat-bakat dan ciri seorang yang berkarunia Ilmu Laduni. Lalu ia mengisahkan hidupnya dalam bait-bait puisi.

Universitas Langit...
Santri langit...
Anak langitan...
Begitulah orang berilmu...
Menyebutnya...

Ilmu laduni...
Ilmu tingkat tinggi...
Dambaan seluruh insan...

Ilmu Laduni baginya...
Sang anak penuh karunia...
Bukan karena bakatnya...
Belaka...
Melainkan karena...
Perjuangan...
Menjaga kesucian...
Hati yang terjaga...

Bebas dari angkara murka...
Bebas dari dengki meraja...
Bebas dari dusta terucap...
Bebas dari dendam kesumat...
Bebas dari keras arogan...
Kritikan diterimanya...
Dengan lapang dada...

Ilmu Laduni baginya...
Karena tekad membaja...
Dedikasi bagi umat...
Tanpa keluh kesah...
Melainkan...
Semangat...
Pengabdian...
Ketulusan...
Berharap...
Semua Manusia...
Dan Makhluk-Nya...
Dan Alam semesta...
Berbahagia...
Karena...
Hadirnya...

Siapapun bisa...
Meraih ilmu Laduni...
Jika melaksanakan...
Amalan diatas...

Bukan karena...
Ingin dianggap...
Orang hebat...

Bukan karena...
Pengakuan...
Yang dikejar...

Melainkan...
Demi Ridha-Nya...

Berjuanglah!

Mantap.

Berharap akademisi dan santri membaca puisi ini. Jangan batasi diri dengan ketidakmungkinan, ucap sang pemuda dalam tulisnya. Kalau Tuhan sudah berkehendak karena Ridha pada hamba pilihan-Nya, tidak ada yang tidak mungkin. Kun! Fayakun!

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 26 Agustus 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun