Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ilmu Tingkat Tinggi: Aktivasi Kecerdasan Insting (STIFIn)

15 Agustus 2022   08:30 Diperbarui: 3 Desember 2022   14:13 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesadaran Berketuhanan (Sumber: Freepik)

Dengan berkesadaran Berketuhanan, Manusia mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Agung agar beliau memiliki naluri menyelamatkan diri dari marabahaya.

Ada alasan mengapa di muka bumi begitu banyak Agama dan Keyakinan yang beragam. Itu karena kesadaran manusia dalam berketuhanan yang pula beragam.

Ulasan singkat ini berdasarkan perjalanan spiritual saya lakoni selama puluhan tahun guna mencapai kesembuhan paripurna dari segala gangguan mistis yang menyebabkan penyakit psikis akut, semoga memberikan pencerahan spiritual untuk seluruh sahabat.

Manusia memiliki potensi kecerdasan Insting, seperti hewan reptilia pada umumnya, bahkan hewan mamalia dan burung sekalipun. Kita menyaksikan sendiri... bahwa fenomena bencana alam seringkali ditandai oleh gerak-gerik sekelompok burung di langit yang tak lazim di lihat. 

Ya itu karena naluri hewan dengan kemampuan instingnya, menjadikan diri hewan menjadi lebih awas atas bencana yang akan terjadi kemudian. Ini membuktikan bahwa hewan, tumbuhan, gunung-gunung dan lautan turut berdzikir mengingat Tuhan untuk keselamatannya.

Kecerdasan Insting jika dalam pandangan organ tubuh biologis adalah terdapat di batang otak/otak reptilia yang dimiliki makhluk hidup yaitu Hewan dan Manusia memilkinya secara mutlak. 

Itu adalah sekian kisah yang kita saksikan sendiri. Begitupula Para Rasul dan Nabi dalam ajaran Abrahamik dan Resi juga Avatara dalam ajaran Sanatana Dharma. Beliau semua memiliki kemampuan melihat masa depan dirinya sendiri dan ataupun orang lain yang ia cintai tentu sarat urgensi sampai sejauh kehidupan yang kekal di akhirat. Dan beliau memiliki naluri yang awas, perihal hal-hal yang dapat mencelakai dan membahayakannya, tentunya bukan untuk pamer yang menjerumuskan kepada kesombongan seperti menggelar jasa meramal yang dimaterikan (diperjual belikan). Akan tetapi terawangannya ditujukan untuk keselamatan diri  dan orang banyak yang amat beliau cintai secara spiritual dan membuat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ini karena sifat welas asih yang sudah aktif dari diri para Wakil Tuhan tersebut. Kalau sifat welas asih manusia sudah aktif, maka pertolongan Tuhan bagi hamba-hambaNya nyata dan realistis dirasakan manfaatnya, salah satunya adalah aktivasi kecerdasan Insting ini.

Nah sebenarnya seluruh umat manusia dapat memiliki kemampuan luar biasa ini, tentunya dengan persyaratan yang ketat dan konsisten dalam berkesadaran.

Syaratnya yang sangat tidak boleh dilanggar adalah 5M dan 5M.

Jangan 5M : Mabok, Madat, Madon, Maling, Mateni. 

  • Mabok = Mabuk-mabukan.
  • Madat = Pecandu narkotika dan obat-obatan terlarang, dan sejenis candu lainnya yang merusak tubuh.
  • Madon = Bermain jalang, pelecehan seksual, dan perbuatan asusila lainnya.
  • Maling = Mencuri, Korupsi dan lainnya merampas hak milik orang.
  • Mateni = Membunuh makhluk tak berdosa atau dilarang untuk dibunuh dalam aturan beragama dan hukum.

Dan Jangan 5M (yang saya dapat dari Perguruan Olahraga Pernafasan Mahatma/Maju Sehat Bersama) ketika berhadapan mendengarkan ilmu dari seorang yang derajat ilmu-nya lebih tinggi dari kita. Etika ini ditegaskan oleh Baginda Rasul Muhammad S.A.W dalam HR. Ahmad - 21.693.

  • Mata jangan larak lirik.
  • Mulut jangan mengobrol.
  • Mulut jangan menguap.
  • Mulut jangan celetak-celetuk.
  • Muka jangan cemberut.

Setelah aturan 5M konsisten teguh dijadikan pedoman. Saya akan berikan akses untuk dapat mengaktivasi kecerdasan Insting yaitu:

Mengucap Nama Suci Junjungan kita dengan Konsisten dan Teratur sembari mengingat perjuangan utusan Tuhan tersebut atau wakil-Nya dengan kekuatan pikiran. Pikiran membayangkan perjuangan beliau, sementara hati dan lisan teguh berulang mengucap Nama Sucinya penuh keyakinan yang matang dan mantap, dengan berserah diri pasrah dan cinta kepada-Nya sepenuh hati, jiwa dan raga. Dan kedua adalah menaati setiap perintah dan menjauhi segala larangan dari Sabda Sang Junjungan hidup kita yang terpilih.

Ada banyak kesadaran berketuhanan di Dunia, saya hanya bisa menjelaskan 4 Kesadaran yang pernah saya temui dan pelajari, yaitu:

Kesadaran Muhammad, dengan bershalawat sembari mengingat perjuangan beliau yang mulia kepada umat yang dicintainya semasa beliau pernah ada dimuka bumi dan terkisah dalam Kitab Suci.

Kesadaran Yesus Kristus, dengan melantunkan nyanyian pujian pada beliau sembari mengingat cinta kasih beliau yang mulia kepada seluruh manusia semasa beliau pernah ada dimuka bumi dan terkisah dalam Kitab Suci.

Kesadaran Buddha, dengan memuliakan Sang Buddha sembari mengingat sifat welas asih beliau yang mulia kepada seluruh makhluk semasa beliau pernah ada dimuka bumi dan terkisah dalam Kitab Suci.

Kesadaran Krsna, dengan berjapa Mahamantra Hare Krsna (berbunyi Hare Krsna Hare Krsna, Krsna Krsna Hare Hare, Hare Rama Hare Rama, Rama Rama Hare Hare) sembari mengingat lila (permainan rohani) beliau yang mulia yang banyak memberikan pelajaran hidup untuk umat manusia dan seluruh makhluk semasa beliau pernah ada dimuka bumi dan terkisah dalam Kitab Suci.

Dengan demikian secara berangsur-angsur kecerdasan Insting bisa diperoleh sebagai balasan mulia bagi manusia yang mencintai junjungannya tanpa cela kotor penyakit hati dan penyakit pikir.

Sekian dan selamat mempraktikkan!

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 15 Agustus 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun