Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memaknai Torang Samua Basudara

21 Mei 2022   07:30 Diperbarui: 21 Mei 2022   07:41 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Torang Samua Basudara. Slogan perekat saudara kita di Kota Manado. Izinkan saya selaku orang Sunda memaknainya wahai saudaraku.

Krisis identitas sejatinya menjadi sumber permusuhan, kebencian dan peperangan.

Di era kini, Aku orang NATO, kamu orang Rusia, membuat peperangan itu terjadi.

Dimasa perang salib, aku orang Islam, kamu orang Kristen, membuat peperangan itu terjadi.

Inilah yang dimaksud krisis identitas, kita dibingungkan dengan identitas sehingga membuat kita semua terpisah dalam golongan-golongan yang saling berkompetisi satu sama lain dalam kehancuran.

Sejatinya kita semua adalah bersaudara, sahabatku.

Kita adalah saudara kemanusiaan. Bahkan dengan hewan dan tumbuhan sekalipun, kita adalah saudara, yakni saudara ciptaan Tuhan, bahwa seluruh makhluk sejatinya adalah Ruh.

Ruh yang dibungkus oleh pakaian sang ruh yakni tubuh jasmani. 

Ada Ruh yang dibungkus tubuh manusia, ada Ruh yang dibungkus tubuh hewan, dan ada Ruh yang dibungkus tubuh tumbuhan.

Mengapa kita tidak menginsyafinya?

Karena kita menganggap tubuh jasmani kita adalah diri kita yang sebenarnya, padahal itu sangatlah keliru.

Perlu ada diskriminasi antara tubuh jasmani dan Ruh, sehingga kita terbebas dari segala kebencian, permusuhan dan peperangan.

Tubuh jasmani ini adalah penjara/bui yang memaksa kita hidup dalam penderitaan. Penderitaan melemahnya fungsi tubuh karena usia semakin tua, penyakit, kecelakaan yang merusak fisik, dan kehilangan anggota tubuh, juga kematian. 

Ini semua adalah sarana pembelajaran bahwa kita hidup didunia yang sementara ini, harus dipenuhi oleh sifat kebaikan, sebagai bekal kita di akhirat kelak yang kekal, dengan tubuh ruhani yang tak pernah binasa.

Tubuh jasmani bisa dilukai, dibakar, dibasahi. Namun Ruh (tubuh ruhani) tidak bisa dilukai, dibakar dan dibasahi. Inilah perbedaan mendasar antara tubuh fana dan tubuh kekal.

Torang Samua Basudara, Kita semua saudara satu kesatuan dan persatuan Makhluk Tuhan, maka dengan prinsip hidup inilah kita terbebas dari segala angkara murka.

Menjalani kehidupan penuh dengan sifat welas asih dan penuh rasa persaudaraan.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 21 Mei 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun