Kemudian Keluarga saya punya burung peliharaan Jalak Putih, ia bernama Whiteblack yang sering disapa akrab Weki. Uniknya Weki berbeda dengan burung Jalak Putih pada umumnya yang selalu dikurung dalam kandang burung.
Weki kami bebaskan karena kecerdasannya. Semenjak pernah kabur saat diberi makan adik perempuan saya di kandangnya ketika kedua orang tua kami sedang menjalankan ibadah Umrah.
Adik saya sampai mengangis mengalirkan air mata atas kejadian ini. Kemudian kami berdua berdoa setelah Shalat Maghrib dan Isya, agar Allah Ridha memberikan keajaiban Weki mau pulang kembali.
Dan benar besok harinya Weki sudah masuk kedalam kandang burung yang kami sediakan anggur dan apel. Kami bersyukur sekali Allah Ridha mengabulkan doa kami. Dari kejadian itu, Weki kami beri kebebasan, untuk tidak kami kurung, dan dia mengerti bahwa rumah kami adalah rumahnya.
Weki yang manja selalu berteriak "WEK!" yang artinya dia lapar, mau makan Tahu Kuning atau Buah Anggur segar makanan favoritnya. Saya bergegas lari, walau disaat kesibukan apapun termasuk sedang mengetik membuat tulisan di kompasiana.
Saya dengan segenap jiwa dan raga, memberi makan Weki dan menyuapinya. Sebagai bentuk saya meluhurkan makhluk Allah dengan melayaninya sepenuh hati dengan sifat welas asih dan pelayanan Bhakti seperti Umat Hindu dan Buddha amalkan dalam kehidupan.
Demikian kisah saya. Sebelum menuju tujuan paling puncak hidup saya melayani Tuhan Yang Maha Bijaksana setelah saya wafat nanti.
Saya mendedikasikan diri melayani Kedua Orang Tua, Adik tersayang, dan hewan-hewan peliharaan yang ada dirumah segenap hati dan semampu saya disaat kesempatan hidup di masa sekarang, tentunya sebelum saya berumah tangga, dan optimisme saya nanti jika dipanggil untuk memenuhi Tugas untuk mengabdi melayani bangsa dan negara, apabila saya benar-benar dibutuhkan masyarakat sesuai urgensi zaman.
Selamat Waisak 2022!