"Yaa Allah terima kasih engkau telah memberikan kami keberuntungan, keberhasilan dan kesuksesan."
"Yaa Allah terima kasih atas segala ampunan dosa dan kesalahan yang kami perbuat."
"Yaa Allah terima kasih engkau menyelamatkan kami dari siksa api neraka, siksa kubur dan kengerian hari akhir."
"Yaa Allah terima kasih engkau telah menyembuhkan kami dari segala macam penyakit, kepada keluarga, sahabat, saudara, dan orang-orang terkasih kami, juga kaum muslimin muslimat"
"Yaa Allah terima kasih engkau telah membentuk kepribadian kami begitu indah dan mulia."
"Robbana Atina Fiddunya Hasanah, Wfilakhiroti Hasanah, Waqina Adzabannar"
"Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘amma yasifun wasalamun alal mursalin wal hamdulillahi rabbil ‘alamin... Al-Fatihah!"
Rian telah mengamalkan Doa yang Rian rangkai ini sebagai bentuk pengamalan rasa kasih cinta Rian kepada pemberian Allah, melalui ungkapan terima kasih dan syukur kepada Allah. Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan semasa hidup, maka syukurilah melalui Munajat Cinta dalam Doa kepada Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Rian merasakan hidup Rian menjadi penuh karunia, terbebas dari rasa cemas, karena mengamalkan Surah Ibrahim ayat 7 ini. Namun ingat jika Allah memberi kita rezeki melalui tangan-tangan mulia seseorang manusia kepada kita melalui arah yang tidak disangka-sangka, maka ucapkanlah ungkapan terimakasih kepada seorang mulia tersebut. Barangsiapa lidahnya murah dan ringan untuk mengucapkan kata terima kasih kepada sesama hidup yang memberikan rezeki, ia sama dengan berterima kasih kepada Allah, karena seorang tersebut adalah perwakilan Allah yang digerakkan hatinya oleh Allah untuk mau mendermakan apapun kepada kita yang fakir ini.
Sejatinya kita fakir, karena di akhirat kita tak punya apa-apa, harta dan kenikmatan yang kita peroleh semasa di dunia kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Hanya kepribadian yang indah dan mulia dan amalan hebat luar biasa penuh kebermanfaatan hidup yang kelak menjadi bekal kita untuk membuktikan peran hidup kita semasa hidup di alam dunia dihadapan penonton film kehidupan yang diputar kelak di yaumul mahsyar. Kalau masalah masuk Jannah atau tidaknya, tergantung keputusan Allah, tergantung Allah Ridha atau tidaknya atas kepribadian dan amalan kita. Itu semua hak prerogatif Allah kepada kita selaku makhluk. Tidak ada wewenang bagi kita untuk mendikte Allah.
Doa yang penuh harapan dan keinginan luhurlah yang amat dicintaiNya. Karena Allah adalah penguasa Hari Pembalasan. Hari dimana titik balik uji coba dan derita kita, menjadi titik balik menuju kebangkitan hidup menjadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih penuh kebermanfaatan hidup dan penuh kemuliaan.