"Semua menyaksikan tindakan kalian tidak dibenarkan oleh alam! Sekarang apa kesaksian dan sanggahanmu dihadapanku wahai siluman!"
Sang siluman tetap terdiam. Dan ia mengatakan dalam hatinya. "Celakalah aku!"
"Selamanya engkau akan menjadi gelandangan politik bangsa ini, kehinaan bagimu dan laknat seluruh alam untukmu provokator bangsa!"
Sang Siluman berkata pada Balarama, "Lebih baik cabut nyawaku dari pada aku menderita dalam kehinaan! Ampuni aku!"
"Jika itu maumu... akan disegerakan..."
Sang Siluman pun dilepaskan dari hadapan Balarama. Seluruh media bangsa dan dunia gemetar meliput tayangan ini. Dan dukungan bagi Balarama untuk menjadi pemimpin bangsa mengalir deras. Kekuatan viral yang menggila. Karya-karya tulis penuh pengetahuan dari Balarama menjadi topik hangat bangsa. Semua rakyat menjadi paham niat dan kesungguhan hati yang mulia dari Balarama.
Nusantara melahirkan pemimpin baru. Yakni Balarama. Sang Pemimpin yang mudah naik darah, namun berjiwa pemaaf dan mudah sekali memaafkan lawan-lawan politiknya. Balarama pun dilantik menjadi Presiden Nusantara yang berikutnya. Dan ia mulai merombak sistem pemerintahan bangsa.
Eksekutif memang dipimpin oleh Presiden, namun ia menyatakan Tugas Presiden adalah Fasilitator Bangsa dan bertanggungjawab penuh pada perkembangan pengetahuan Rohani dan pembentukan karakter anak-anak bangsa. Maka ditunjuklah Perdana Menteri yang bertanggungjawab pada Fasilitas Publik dan hal-hal yang menunjang kemajuan materialis dan pelayanan publik dibantu para Menteri.
Majelis dan Dewan Perwakilan Rakyat diisi oleh orang-orang yang bonafide dan seorang guru kehidupan yang piawai berpengetahuan. Sementara Yudikatif mulai belajar hukum sebab-akibat dan pelajaran tentang hukum alam, agar mencipta hukum yang harmonis dengan alam.
Balarama mengadakan kebijakan Hukum yang tidak boleh dilanggar. Yaitu:
1. Tidak Boleh Membunuh Sapi (baik jantan maupun betina) untuk alasan apapun, karena Al-Quran memuliakannya sebagai judul surah Al-Baqarah. Dan Bangsa wajib memuliakan Sapi dan memperlakukannya dengan penuh hormat dan penuh kasih karena produk susu yang mencerdaskan kerohanian umat manusia. Dan tidak boleh menjagal hewan kurban dengan semena-mena tanpa didasari ilmu untuk mengetahui kerelaan hewan yang mau disempurnakan ruhaninya melalui tradisi kurban yang kini dirayakan setiap waktu.