Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sehampar Puisi Berbait (Episode 5) - Raja Nusantara Pelayan Dunia

2 Maret 2022   12:00 Diperbarui: 9 Maret 2022   10:08 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Sumber Kompas.com yang sudah dimodifikasi dengan sentuhan Powerpoint dan Adobe Photoshop

Selamat jumpa kembali sobat Kompasiana! Izinkan Rian menuliskan sebuah puisi dalam mode postingan "Sehampar Puisi Berbait". Hanya ada satu judul puisi dalam mode ini. Selamat menikmati!

***

Judul : Raja Nusantara Pelayan Dunia

Diantara remang-remang kegelisahan.
Gelap dan terang saling bertabrakan.
Silih kuasa silih jerat.
Kekacauan dan kehampaan meraja.
Rakyat bingung gundah merana.

Tiba Sang Raja menjelma.
Ia tampil dengan piawai dan perkasa.
Mencabut angkara murka.
Dari bumi Nusantara.

Semua terpana dan bersuka.
Sang Raja telah tiba.
Disaat yang paling tepat.
Semua tatanan dirubah.
Semua yang zalim di bawa.
Tuk diadili dan ditindak.
Mempertanggungjawabkan kerugian.
Pada Rakyat yang Raja cinta.

Bertahun-tahun Pelayanan Sang Raja.
Memukau indah laksana permata.
Berlian samudera khatulistiwa.
Raja yang menjadi kawan rakyatnya.
Senda gurau bermain bersama, pilihannya.
Raja yang menjadi kekasih rakyatnya.
Romantisme kasih Raja pada Rakyat.
Tak seorang beranjak Nusantara.
Semua bangsa terkagum bersama.

Hingga suatu masa.
Sebuah ancaman menyerta.
Hanya sang Raja yang kuasa.
Menghentikan kehancuran.
Pengorbanan dilakukan.
Tetes air mata rakyat menggelegar!
Nyawa sang Raja perlahan melayang.

Berkatalah Raja.
"Sertakan Personalitas Mulia."
"Sertakan Pengetahuan Bermanfaat."
"Lengkapi dunia dengan cinta."
"Dimulai aku tiada."

Semua berisak pulangnya Sang Raja.
Tak ada satu yang menahan haru dan duka.
Selalu terkenang perkataan mulia.
"Aku tak akan pernah melupakan Cinta."
"Dari rakyat yang tercinta."
"Walau maut memisahkan."
"Semoga takdir mempersatukan."
Inilah sebuah epik legenda.
Raja Nusantara Pelayan Dunia.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 2 Maret 2022.

***


Sekian sampai jumpa di tema puisi episode berikutnya!

Puisi sebelumnya: Pamrih Perih Merintih

Puisi berikutnya: Guru Nusantara Sang Wali Dunia

Salam hormat.

Rian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun