Mohon tunggu...
Dayinta Syakira P.S.
Dayinta Syakira P.S. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Agribisnis IPB University

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Manajemen Stres dan Kesejahteraan Keluarga Pada Keluarga Sandwich

26 April 2024   21:00 Diperbarui: 26 April 2024   21:15 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pada zaman modern ini, banyak keluarga menghadapi situasi yang rumit, salah satunya adalah fenomena "keluarga sandwich". Keluarga sandwich merujuk pada keluarga di mana terdapat individu yang harus menanggung beban finansial dan emosional untuk memenuhi kebutuhan hidup dua generasi yaitu orang tua yang sudah lanjut usia dan anak-anak mereka yang sedang berkembang secara bersamaan. Beban ganda ini dapat menyebabkan stres yang signifikan bagi anggota keluarga, terutama generasi muda yang berperan sebagai penopang utama. 

Dalam situasi ini, menangani stres dan menjaga kesejahteraan keluarga merupakan prioritas utama. Dengan adanya beragam tuntutan dan konflik yang timbul, sangat penting bagi keluarga sandwich untuk memiliki strategi yang efektif dalam mengelola stres dan menciptakan lingkungan yang sehat dan harmonis bagi semua anggota keluarga.  

Oleh karena itu, dalam tulisan ini, kita akan membahas bagaimana manajemen stress dan kesejahteraan keluarga dapat membantu keluarga sandwich dalam menghadapi tantangan dan mencapai keselarasan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber yang berasal dari keluarga sandwich di Indonesia.

Permasalahan yang Umum Dialami Keluarga Sandwich

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber yang berasal dari keluarga sandwich, dapat disimpulkan bahwa sandwich generation adalah mereka yang menghidupi orang tuanya dan juga memiliki tanggungan keluarga inti sebagai kewajiban mereka. Dalam keluarga sandwich umumnya terdapat beberapa permasalahan diantaranya seperti : 

1. Komunikasi Sebagai Masalah Utama

Permasalahan utama dalam keluarga merupakan hal yang sering kali kompleks dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan anggotanya. Salah satu permasalahan yang sering muncul adalah kurangnya komunikasi yang efektif di antara anggota keluarga. Kesibukan anggota keluarga untuk bekerja, mengurus orang tua, dan anak-anak, membuat waktu untuk bercengkrama dan bertukar pikiran menjadi berkurang. 

Hal ini memicu kesenjangan informasi dan emosional, dan membuka celah kesalahpahaman. Komunikasi yang tidak terbuka dan konflik yang tidak terselesaikan dapat menyebabkan ketegangan dan jarak emosional di antara anggota keluarga sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga. 

2. Memiliki Tanggung Jawab Ganda

Tanggung jawab ganda menjadi permasalahan para generasi sandwich, mereka menghidupi keluarga dari orang tua atau generasi sebelumnya dan mempunyai beban moral kepada anaknya agar tidak menjadi seperti orang tua yang mana terikat dengan keadaan. Beban ini, bagaikan batu sandungan utama yang menghambat langkah mereka menuju kebahagiaan dan kesejahteraan. 

Beban ganda yang mereka tanggung membuat mereka merasa lelah dengan apa yang ada, mereka merasa merawat dua generasi sangat melelahkan dan membutuhkan bantuan pihak luar. Kelelahan yang dirasakan generasi sandwich dapat memicu stress sehingga menurunkan produktivitas dan kualitas hidup.

3. Kesulitan Finansial

Masalah keuangan juga menjadi salah satu permasalahan utama yang sering dihadapi oleh banyak keluarga, seperti kurangnya pendapatan, pengeluaran yang tidak terkendali, dan perbedaan prioritas pengeluaran. Ketidakmampuan menyelesaikan konflik dengan baik juga dapat menjadi sumber ketegangan dalam keluarga. 

Narasumber mengalami permasalahan yang sama yaitu yang mempunyai tanggungan lain selain untuk keluarga intinya, narasumber menjadi tulang punggung menyangga ekonomi orang tua, menjadi penolong yang merawat orang selain anak dan suami. Kesulitan finansial  ini menyebabkan beban mental pada generasi sandwich sebab tentu dengan pendapatan yang hanya didapat oleh satu orang, anggota keluarga lain akan ketergantungan untuk biaya hidup. 

Belum lagi ada permasalahan dalam pekerjaan mereka yang membuat mereka berpikir berkali - kali untuk mempertahankan posisi mereka dalam pekerjaan tersebut karena jika mereka mengambil keputusan yang salah akan berimbas pada seluruh anggota keluarga yang ia biayai. Menyeimbangkan antara pekerjaan, kehidupan sendiri dan tanggung jawab keluarga dapat menjadi tantangan yang sulit karena tuntutan waktu dan energi. 

Manajemen Stress yang Dapat dilakukan oleh Keluarga Sandwich

Keluarga sandwich, di mana generasi muda bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan orang tua dan anak-anak, sering kali menghadapi tekanan yang besar. Beban finansial, emosional, dan waktu yang harus mereka tanggung dapat menyebabkan kelelahan dan menghambat kebahagiaan mereka. 

Namun, dalam situasi yang penuh tekanan ini, penting bagi keluarga sandwich untuk mengelola stres dengan baik guna menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan mereka. Ada beberapa strategi yang dapat mereka terapkan yaitu dengan mengenali input, proses, dan output manajemen stres.

1. Input Manajemen Stress pada Keluarga Sandwich

Manajemen stress yang dilakukan oleh narasumber adalah adanya input berupa tuntutan menjalankan peran sebagai tulang punggung keluarga dan harus menghidupi orang tua, dirinya sendiri, dan keluarga inti. Narasumber mempersepsikan pemicu stress bukan sebagai beban tetapi sebagai tanggung jawab. Perspektif individu sangat penting karena cara individu merespons dan mempersepsikan penyebab stress dapat mempengaruhi cara menangani stress itu sendiri. Persepsi yang berbeda terhadap sesuatu dapat mempengaruhi sejauh mana seseorang merasa tertekan. 

2. Proses Manajemen Stress pada Keluarga Sandwich

Tahap kedua adalah proses yaitu pengenalan individu terhadap stressor. Para narasumber mengidentifikasi dan mengenali sumber stress yang mana melibatkan kesadaran terhadap pemicu dan dampaknya. Narasumber mengenali penyebab stress masing-masing yaitu mulai dari permasalahan keuangan sampai pembagian waktu. 

Setelah para narasumber mengenali penyebab stress mereka, para individu berusaha memahami dan melakukan penerimaan terhadap perasaan yang mereka rasakan. Para narasumber melakukan pengenalan kapasitas individu dalam mengatasi tuntutan yang diluar kapasitas diri sendiri. 

3. Output Manajemen Stress pada Keluarga Sandwich

Output dari manajemen stress yang sudah dilakukan oleh narasumber adalah berusaha mengeliminasi permasalahan satu per satu sebagai respon dan tindakan terhadap pemicu stress. Kegiatan sebagai upaya merespon stress dari setiap narasumber berbeda-beda tetapi dalam garis besar, kegiatan yang dilakukan adalah relaksasi. 

Narasumber pertama melakukan upaya dengan mencari kegiatan sampingan yang menambah pemasukan yaitu terjun dalam dunia bisnis fashion. Narasumber kedua melakukan upaya eliminasi stress dengan mengkomunikasikan dengan pasangan, narasumber ketiga melakukan upaya eliminasi stress dengan melakukan hobi bersepeda, dan narasumber keempat melakukan aktivitas bersama pasangan. 

Memberikan dukungan emosional dan spiritual adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh keempat pasangan dari narasumber untuk mengelola stress yang dirasakan. Stress berkepanjangan tentu akan merubah perilaku dari seseorang, begitu juga dengan keempat narasumber yang pernah dalam posisi terpuruk tetapi mampu untuk bangkit kembali dengan adanya bantuan dukungan dari keluarga mereka sendiri. 

Manajemen stres, dampak stres terhadap generasi sandwich, dan respon anggota keluarga dalam menghadapi stress adalah hal-hal yang berhubungan satu sama lain. Hasil penelitian dengan empat narasumber menunjukkan berbagai cara mereka mengidentifikasi dan mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari, terutama sebagai orang tua yang merawat anak-anak dan anggota keluarga yang lebih tua. 

Respon anggota keluarga dalam mengatasi stress terhadap tekanan yang dihadapi generasi sandwich dinilai sangat penting. Dengan penguatan komunikasi, bantuan berupa material dan non-material, juga rutin melakukan kegiatan hobi yang bisa mengurangi tingkat stress adalah cara efektif untuk mengurangi tingkat stress yang dialami. Penting untuk tetap saling memberi dukungan kepada sesama anggota keluarga untuk menjaga kesehatan mental maupun fisik satu sama lain.

Program Studi Ilmu Keluarga dan Konsumen

Fakultas Ekologi Manusia

IPB University

Penulis: Hanania Elok, Rusdy M. Akhdan, Dayinta Syakira, Klea Chandra

Dosen Pengajar: Dr. Ir. Diah Krisnatuti, M (DKP). & Dr. Yulina Eva Riany S.P., M.Ed (YER)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun