Talk To Me harusnya bisa menjadi pengingat bagi siapapun untuk lebih peka terhadap anak remaja khususnya yang sedang ingin bebas-bebasnya menjalani hidup. Terutama jika hal buruk tengah menimpa mereka. Waktu dan komunikasi yang baik dari orang dewasa di sekitarnya adalah hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh anak-anak baru gede ini. Hingga mereka bisa menjalani hari-harinya dengan lebih baik. Minimal, tak perlu mencari pelarian ke hal-hal yang negatif.
Hantu-hantu yang tampil di film ini begitu mengerikan secara bentuk, tindak tanduk, dan terornya. Kemunculannya sering tidak terduga-duga dan sulit diwaspadai. Background suara yang diatur dengan sangat baik juga mendukung suasana horor dan mencekam. Adakalanya hening dan kosong tanpa suara, di lain waktu akan menghambur ramai secara tiba-tiba, membuat kita sedikit sulit bernapas. Dan tentu saja adegan-adegan thrillingnya juga sangat mengerikan dengan diwarnai oleh banyak tumpahan darah dan luka yang bikin ngilu.Â
Intensitas kengerian Talk To Me memang dibangun dengan sangat baik bahkan sejak adegan pembukanya yang unpredictable. Dengan durasi kurang lebih satu setengah jam, Talk To Me tak banyak bertele-tele dalam menyajikan sajian horrornya. Latar ceritanya juga terasa dekat dan tak dibuat-buat. Ada pula adegan meneror khas film A24 yang tidak berkaitan dengan makhluk halus, pun sempat dihadirkan di sini.Â
Jadi, siapkan saja jantung dan mental kamu jika (sebenarnya) tak punya cukup nyali untuk menonton film horror dan thriller semacam ini. Seperti saya yang berkali-kali sedikit (atau banyak?) memicingkan mata atau menutup wajah dan melihat dari sela-sela jari di adegan-adegan mencekamnya. Begitu juga dengan jumpscare yang kerap muncul dan membuat terkesiap plus jantungan.
Oh ya, kabarnya film ini juga akan memiliki sekuel lanjutannya loh. Jadi makin penasaran kan buat nonton?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H