Selain itu juga ada deteksi dini pada bayi baru lahir untuk melihat apakah fungsi telinganya berjalan semestinya. Skrining OAE (Oto Accoustic Emision) namanya. Dilakukan dengan cara memasukkan alat ke dalam telinga bayi beberapa saat setelah lahir untuk mengukur pendengaran bayi. Mendeteksi apakah ada kelainan atau kemungkinan adanya gangguan pendengaran. Tes ini bisa dilakukan di rumah sakit tempat ibu melahirkan.
Sayangnya, di Indonesia sendiri tes ini belum masif dilakukan. Atau baru dilakukan jika ada permintaan dari keluarga pasien. Padahal, OAE akan sangat berguna untuk deteksi dini apabila ditemukan ada masalah pada pendengaran bayi, dapat dilakukan intervensi sedini mungkin pada bayi tersebut. Sehingga dapat segera ditentukan tindakan-tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan orang tua untuk memperbaiki kondisi sang anak. Rehabilitasi sedini mungkin pada bayi dengan gangguan pendengaran dapat memberi harapan yang lebih baik untuk kemampuan mendengar dan berbahasa anak di kemudian hari.
Sebagai salah satu penyandang disabilitas, tuna rungu atau tuli berhak ikut berbaur dalam kehidupan sosial, mendapatkan layanan dan fasilitas yang sama dengan orang 'normal' dalam berbagai hal. Untuk mencapai hal ini, penting bagi masyarakat atau orang awam untuk tahu karakteristik penyandang difabel rungu. Banyak hal yang masih tidak diketahui, dipahami, dan mungkin mengejutkan bagi orang awam terhadap tuna rungu atau tuli. Yang akhirnya bisa menjadi misleading, salah persepsi, yang mungkin saja akan menjadi penghambat tuna rungu untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan sosial.
Momen peringatan Hari Mendengar Sedunia kali ini, dengan semakin majunya teknologi informasi, harapannya masyarakat akan lebih membuka pandangan pada penyandang disabilitas. Bukan hanya tahu akan keberadaan mereka. Akan tetapi juga paham dengan karakteristik masing-masing penyandang disabilitas. Sehingga dengan demikian, diharapkan akan tercipta kerukunan hidup dan kesejahteraan bagi penyandang disabilitas. Supaya tidak hanya merasa diterima keberadaannya di tengah masyarakat luas, tapi juga dipahami dan dimengerti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H