Contoh: Dalam pelajaran sejarah, siswa mungkin lebih tertarik dan lebih cepat memahami bagian yang mereka anggap penting atau menarik, seperti cerita perang atau tokoh bersejarah tertentu. Sebaliknya, bagian yang mereka anggap kurang menarik akan diabaikan atau sulit dipahami.
Cara Mengimplementasi Law of Readiness (Hukum Kesiapan):
- Kesiapan Siswa. Dengan menggunakan materi yang sesuai dengan kemampuan bahasa Inggris para siswa agar mereka tidak merasa terlalu dibebankan.
- Peningkatan Motivasi. Dengan menggunakan media seperti video, lagu, atau permainan interaktif dalam bahasa Inggris untuk membangkitkan minat.
Cara Mengimplementasi Law of Exercise (Hukum Latihan):
- Latihan Secara Berulang. Dengan membiasakan siswa dengan latihan secara rutin. Seperti membaca, mendengarkan, atau berbicara untuk meningkatkan keterampilan berbahasa.
- Praktik dengan Pola Kalimat. Dengan mengulang pola kalimat tertentu, seperti present tense agar menjadi otomatisasi.
Cara Mengimplementasi Law of Effect (Hukum Efek):
- Penguatan Positif. Dengan menggunakan pujian atau penghargaan untuk jawaban yang benar dapat meningkatkan motivasi siswa.
- Umpan Balik terhadap Kesalahan. Dengan memberikan umpan balik langsung yang menolong siswa dalam memahami kesalahan, namun tetap menjaga suasana belajar yang mendukung.
Cara Mengimplementasi Law of Multiple Response (Hukum Jawaban Ganda):
Eksplorasi Kosakata. Seperti dengan memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris menggunakan kalimat sederhana seperti "My name is...: dan "I am...years old." Jika mereka belum memahami kalimat lengkap, mereka dapat mencoba mengucapkan potongan kalimat terlebih dahulu, misalnya dengan hanya menyebutkan nama atau umur, hingga mereka dapat menggabungkan kalimat tersebut.
Cara Mengimplementasi Law of Assimilation (Hukum Asimilasi):
Mengenal Hewan dalam Bahasa Inggris. Saat mengajarkan kosakata tentang hewan. Guru dapat membawa gambar atau boneka hewan yang dikenal oleh siswa. Contoh, dengan menggunakan gambar kucing, anjing, dang burung, guru dapat mengenalkan kata-kata dalam Bahasa Inggris seperti "cat", "dog", dll. Guru dapat mengajak siswa untuk menyebutkan nama hewan tersebut dalam Bahasa Inggris, serta meminta mereka untuk menggambarkan hewan-hewan tersebut dalam kalimat sederhana, seperti "The cat is small" atau "The dog is big."
Cara Mengimplementasi Law of Partial Activity (Hukum Aktivitas Parsial):
- Pilihan Tugas Bahasa Inggris. Fokus pada keterampilan yang paling disukai oleh para siswa. Siswa dapat diberikan pilihan untuk memilih tugas sesuai dengan kemampuan atau minat mereka.
- Jika siswa lebih menyukai berbicara, mereka dapat diberikan tugas untuk mendengarkan cerita pendek dalam Bahasa Inggris dan kemudian menceritakan kembali cerita tersebut menggunakan kosakata yang mereka ingat.
- Jika siswa lebih menyukai menulis, mereka dapat menulis tentang kegiatan sehari-hari dalam kalimat sederhana. Pilihan ini memberikan siswa kebebasan untuk berfokus pada cara yang paling efektif untuk belajar.
Kekurangan dan Kelebihan Teori Connectionism
Teori ini dicetuskan untuk mendorong pembelajaran yang lebih interaktif, berbasis pengalaman, dan berulang-ulang, yang membantu siswa mebangun pemahaman yang kuat dan dapat diterapkan dalam situasi baru. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan teori ini:
- Kelebihan: -Relevansi Connectionism yang walaupun sederhana, Connectionism relevan dalam membantu siswa menguasai dasar bahasa Inggris melalui pengulangan dan penguatan.
- Rekomendasi : Dengan menggabungkan metode ini dengan pendekatan kontekstual agar lebih efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris.
- Kekurangan: -Proses belajar dengan teori ini lebih mengutamakan mekanisme (pengulangan dan asosiasi) daripada pemahaman yang mendalam. Siswa dapat dijadikan penghafal bahan pelajaran tanpa benar-benar memahami bagaimana cara menerapkannya dalam konteks yang lebih luas.
- Pemusatan pembelajaran pada guru yang membuat siswa menjadi pasif dalam pembelajaran. Dalam penerapan teori Connectionism, guru cenderung menjadi pusat informasi, sementara siswa hanya mengikuti instruksi dan menghafal materi, yang mengurangi keterlibatan aktif mereka dalam pembelajaran.
- Tidak memberikan cara mengukur perilaku yang terlibat seperti kreativitas, empati, atau pemikiran kritis yang sangat penting dalam konteks pembelajaran holistik.
Meskipun teori Connectionism ini memiliki beberapa kekurangan, solusi-solusi yang berfokus pada pembelajaran aktif, pendekatan kontekstual, dan penilaian autentik dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Dengan mengintegrasikan solusi-solusi ini, proses pembelajaran menjadi lebih seimbang dan menyeluruh, sehingga siswa tidak hanya menghafal materi yang diajarkan, tetapi juga memahami cara penggunaannya dalam kehidupan di luar sekolah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI