Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999).
Pada jurnal refleksi modul 1.1 ini saya menerapkan model refleksi 4F. 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut: 1. Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut? 2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut. 3. Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini? 4. Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?
Facts (Peristiwa)
Setelah dinyatakan lulus untuk PGP Angkatan 10 saya memulai kegiatan pertama dari pembukaan melalui virtual tanggal 15 Maret 2024 yang secara resmi dibuka oleh Direktur Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan  dari Kemdikbud Republik Indonesia, Ibu Prof. Dr. Nunuk Suryani,M.Pd. Dilanjutkan mengenai orientasi kegiatan yang dilakukan selama mengikuti PGP, penggunaan LMS, dan penilaian kinerja dan lapor PGP dari Balai Guru Penggerak Provinsi Sumatera Selatan.
Kegiatan ini merupakan langkah awal saya dalam menyiapkan PGP baik dari faktor internal maupun ekternal karena kegiatan ini dilaksanakan selama 6 bulan. Tentu akan ada banyak waktu, tenaga dan pikiran yang digunakan. Kesempatan mengikuti PGP adalah bagian dari pengembangan diri saya dalam meningkatkan kualitas sebagai pendidik serta dapat berkolaborasi saling berbagi antar rekan sejawat
Setelah itu dilanjutkan dengan pre test modul 1, saya mengerjakannya dengan pemahaman awal yang saya miliki. Di awal tes saya berharap jika selesai mengerjakan ada skor yang di dapat sehingga menjadi bahan perbaikan untuk saya. Tapi ternyata tidak ada. Saya sangat senang karena bisa saling berbagi dan berdiskusi di forum komunikasi modul 1.1. Kemudian dilanjutkan dengan membuat refleksi diri sejauh mana mengenal dan memahami Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD , harapan dan ekspektasi terkait modul 1.1.
Dengan kegiatan eksplorasi konsep saya menjadi tahu mengenai pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini, pemikiran KHD, asas pendidikan, dasar pendidikan, pendidikan berdasarkan kodrat alam dan zaman. Setelah eksplorasi konsep dilanjutkan dengan kegiatan virtual pertama dikelas membahas materi bersama Fasilitator Bapak Iman Santoso dan aktor PGP. Dimulai dari kesepakatan kelas, saling memperkenalkan diri, dan menanggapi pertanyaan reflektif terkait pemahaman mengenai pemikiran filosofis KHD. Kegiatan ini menjadi penguat pemahaman saya mengenai hal pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara.
Setelah eksplorasi adalah ruang kolaborasi virtual pada tanggal 20 Maret 2024 secara berkelompok berdiskusi nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal (Palembang) yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat untuk menebalkan laku murid dan menuntun kekuatan kodrat murid. Hambatan yang terjadi karena mispemahaman di dalam kelompok saya tidak fokus pada satu kearifan budaya dan belum menyesuaikan rubrik. Sehingga tugas kelompok yang diunggah harus di revisi ulang menyesuaikan rubrik. Saat presentasi pada tanggal 21 Maret 2024 ada saran yang membangun dari aktor cgp lain dan apresiasi dari fasilitator.
Sebelum lokakarya oritentasi pada tanggal 23 Maret 2024, CGP dan para pengajar praktik diberikan persiapan secara virtual. Pembukaan dan kegiatan lokakarya orientasi di laksanakan di sekolah yayasan Maitreyawira yang berlokasi di Jl. Residen Abdul Rozak Kota Palembang. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pejabat BGP Sumsel, Kepala Sekolah, Guru senior, Pengajar Praktir dan CGP. Saya yang didampingi oleh guru senior berada di kelas H bersama aktor cgp dari kelas lain dan bersama para pengajar praktik. Pengalaman yang luar biasa karena bisa bertatap langsung dengan yang lain saling berdiskusi dan berkolaborasi.
Pada kegiatan demonstrasi kontekstual adalah membuat karya yang merupakan sebuah perumpamaan yang sebagai wujud kontekstual pemahaman saya terhadap pemikiran-pemikiran KHD. Pada kegiatan ini hambatan saya sedikit bingung karena membuat karya dalam bentuk apa supaya berbeda dengan yang lain. Akhirnya saya membuat video pendek yang merupakan beberapa potongan video saya saat melaksanakan layanan bk disekolah. Setelah itu kegiatan elaborasi diskusi virtual pada tanggal 27 Maret 2024 bersama Instruktur, fasilitator,dan aktor cgp dari kelas lain yang memberikan saya penguatan pemahaman konsep pemikiran filosofis KHD. Hambatannya karena aktif berdiskusi sehinga kesulitan mendapat ruang saat ingin menyampaikan tanggapan. Sehingga solusinya aktif di kolom komentar.
Setelahnya saya menyelesaikan tugas koneksi antar materi berupa kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan refleksi efleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru serta perubahan diri dan yang akan di praktekkan. Membuat aksi nyata menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sangatlah menyenangkan karena murid dapat mengikuti proses layanan dengan sangat interaktif dan menyenangkan. Kemudian aksi nyata dituangkan dalam jurnal reflektif.
Feelings (Perasaan)
Pertama diumumkan lulus mengikuti PGP angkatan 10 perasaan saya sangat senang dan ada kekhawatiran. Merasa khawatir jika tidak dapat mengikuti kegiatan dengan maksimal. Di awal kegiatan mengalami beberapa kendala pada device saya. Dengan solusi menggunakan device baru supaya saya bisa mengikuti kegiatan dengan maksimal. Begitu juga saya khwatir harus membagi waktu antara kegiatan di sekolah, dirumah, dan kegiatan PGP. Mengerjakan tugas di LMS yang menyita waktu karena harus fokus.Â
Alhamdulilah semua itu terbantu dan mulai membagi waktu, saya merasa sangat senang bisa tergabung dengan orang-orang yang sangat hebat dapat berkolaborasi dengan CGP, pengajar praktik, dan fasilitator yang luar biasa menginspirasi. Sangat aktif, responsive dan cepat berbagi dalam berbagai hal seperti saat kegiatan virtual, pengerjaan tugas di LMS dan terutama saling memberikan semangat.
Pendidik selalu berpedoman, mengingat dan menerapkan semboyan KHD karena berpengaruh positif terhadap murid. Rasa takjub saya ternyata banyak sekali nilai-nilai luhur dan kebiasaan baik dalam sosial kultural yang dapat disampaikan dan diterapkan dalam proses pembelajaran budi pekerti. Apalagi saya sebagai guru bk saya selalu mencoba menerapkan kepada murid pembiasaan baik tersebut, misalnya saling menghargai, peduli, tanggung jawab, disiplin dan terutama kepercayaan membuat murid percaya bahwa guru bk menunjukkan komitmen melindungi privasi dan menjaga kerahasiaan menimbulkan rasa aman dalam diri murid.
Finding (pembelajaran)
Banyak pembelajaran saya dapatkan dari mengikuti PGP ini, mulai dari mengatur waktu, disiplin, bertanggung jawab. Serta memperoleh pengetahuan baru mengenai filosofi pemikiran pendidikan Ki Hadjar Dewantara pada modul 1.1. Anak bukan kertas kosong yang dapat digambar sesuai dengan keinginan orang dewasa. Guru tugasnya adalah menuntun, membantu dan memfasilitasi anak untuk menebalkan garis samar-samar (potensi) agar dapat mencapai potensi yang maksimal dan memperbaiki tingkah lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi manusia lainya.Â
Pendidikan sangat relevan dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang mengiringi kehidupan anak-anak. Artinya pendidikan yang diberikan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan atau potensi anak. Selain itu juga harus mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan haruslah berpusat atau berpihak pada murid (student centered learning)Peran sebagai pendidik adalah menuntun murid agar bisa bertumbuh dan berkembang sesuai kodratnya dengan melakukan proses pembelajaran atau mendidik secara menyeluruh.
Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 1.1 tentang filosofi pemikiran pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara, sebagai seorang pendidik saya haruslah berpihak pada murid yang dapat memberikan pendekatan  personal atau teknik konseling dan diferensial sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Menghamba pada murid tetapi tetap harus menjalankan tugas sebagai pendidik, dengan memberikan bimbingan dan arahan yang tepat, serta mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang baik. Serta saya berpedoman dan mengaplikasikan semboyan Ki Hadjar Dewantara Ing Ngaraso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H