2. Empati
Menunjukkan empati sangat penting dalam hubungan antara tenaga medis dan pasien. Dengan berempati, tenaga medis dapat menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap kondisi emosional pasien, bukan hanya kondisi fisiknya. Pasien yang merasa diperhatikan secara emosional akan lebih terbuka dan kooperatif dalam menerima perawatan.
3. Mendengarkan Aktif
  Mendengarkan dan memberikan informasi adalah dua aspek penting dari komunikasi. Tenaga medis harus mampu mendengarkan dengan seksama keluhan, kekhawatiran, dan harapan pasien. Mendengarkan secara aktif membantu mereka memahami kondisi pasien lebih baik dan memberikan perawatan yang sesuai.
4. Konsistensi Informasi: Pasien biasanya akan berinteraksi dengan berbagai profesional medis selama perawatan mereka. Akibatnya, penting bagi semua pihak yang terlibat untuk menerima informasi yang konsisten. Jika informasi tidak disampaikan dengan benar, pasien dapat bingung dan mendapatkan layanan yang buruk.Â
Strategi Meningkatkan Komunikasi Efektif
1. Pelatihan Komunikasi bagi Tenaga Medis
  Rumah sakit perlu menyediakan pelatihan komunikasi bagi tenaga medis. Ini termasuk teknik-teknik komunikasi interpersonal, cara menyampaikan informasi medis dengan bahasa yang lebih sederhana, serta pendekatan untuk menghadapi pasien dengan kondisi emosional yang sulit.
2. Penggunaan Teknologi Informasi
 Teknologi seperti aplikasi komunikasi dan rekam medis elektronik dapat membantu semua tenaga medis mengakses semua informasi pasien, yang mengurangi risiko kesalahan informasi dan meningkatkan koordinasi antar profesional kesehatan.
 3. Menciptakan Lingkungan yang Memungkinkan Komunikasi Terbuka
Rumah sakit harus menciptakan lingkungan di mana komunikasi terbuka antara staf medis, pasien, dan keluarga mereka dianggap normal dan diharapkan. Untuk membangun budaya ini, pasien dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan medis melalui tanya jawab, penjelasan proaktif, dan sesi tanya jawab.
4. Menyediakan Fasilitas dan Ruang untuk Komunikasi