Mohon tunggu...
Intan ShellyAmanda
Intan ShellyAmanda Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember

English Departemen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berakhir di Januari 2

19 April 2020   08:30 Diperbarui: 19 April 2020   08:31 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum?? Bagaimana Kabarnya

Alhamdulillah kita masih diberi panjang umur. Tak terasa telah satu minggu lalu saya menulis satu thread mengenai kisah saya. Sekali lagi ini tidak bermaksud apa-apa mungkin bisa dijadikan pelajaran untuk kita. Apalagi ini jalan yang bisa ditempuh agar hati saya menjadi lebih lega.

Kemarin kalian sudah membaca bagaimana kami bertemu dan menjadi lebih akrab. Dari awal saya bertekad untuk tidak ingin menjalin hubungan apapun yang menurut saya sia-sia atau tidak ada ujungnya. 

Maka setiap siapapun yang mendekati saya, saya tantang dia untuk berani serius terhadap tindakannya. Saya berkata pada tiap-tiap mereka jika kalian benar-benar menyukai saya, dan berniat serius silahkan datang ke rumah dan temui orang tua saya. 

Entah saat itu aku nekat saja berkata demikian tapi memang hal itu yang saya mau. Dan kebanyakan dari mereka mundur ada beberapa yang memang nekat berani (tapi saya belum menemukan kemantapan diantara mereka hingga saya bertemu dengan yang satu ini).

Suatu hari ada pesan singkat masuk, dari dia. Dia berkata ingin mengajakku ke tempat yang belum pernah kudatangi. Betul aku memang tidak pernah pergi kemana-mana selain dengan dia. Akhirnya aku menyetujuinya, apalagi aku yakin dia tidak akan menyakitiku dan aku sudah cukup nyaman dengan dia. Dan aku berniat untuk menanyakan sesuatu padanya nanti. 

Akhirnya pagi pukul 9 kami berangkat. Kali ini dia bukan menggunakan sepeda motor matic biasanya. Tapi menggunakan sepeda yang biasa digunakan oleh laki-laki (lupa namanya). Dia bilang karna lokasinya cukup jauh, agar lebih cepat dia membawa sepeda itu. Dan aku menurut saja. tepat hari ahad dimana sekolahku libur. Dan dia libur mengajar juga (aku baru tau beberapa minggu setelah kenal ternyata dia seorang guru). 

Setelah satu jam kami melakukan perjalanan dengan kecepatan yang lumayan tinggi akhirnya kami sampai. Masya allah betul sekali ini tempat yang sangat ingin ku kunjungi sejak dulu. Berada di ujung kabupaten ini. tempat yang juga terkenal dengan mistiknya ini ternyata sangat indah. 

Kami memasuki area alas (hutan) yang sejuk, aku meihat merak disana. Kami pun membeli tiket masuk dan ternyata suasana memang cukup ramai. Pertama kami memasuki area savanna (padang rumput) dan terlihat beberapa banteng berkejaran. Kami memutuskan untuk menaiki rumah kayu berlantai 3 (kalau tidak salah) aku melihat padang rumput dari ketinggian sungguh indah. 

Aku duduk menghadapnya yang berdiri di depanku. Kami berbincang-bincang. Dia mencintaiku, ada perasaan senang setelah aku mengetahuinya. Aku merasa jodohku benar-benar datang. 

Saat hendak kutanyakan apakah dia benar-benar serius dan berani datang ke rumahku? Bagai tersambar petir di siang bolong. Hidupku seakan berakhir saat dia mengatakan bahwa kami tidak bisa menikah dikarenakan satu hal. Aku bertanya apa yang menjadikankami tak bisa bersama. 

Apa karna usiaku? Atau karna memang kamu dari keluarga berada sedangkan aku enggak? Atau karna latar belakang pendidikanku yang masih rendah darimu? Atau kau memiliki wanita lain? semua itu berkecamuk. 

Seiring dengan itu air mataku menetes. Hatiku hancur seketika. Selama perjalanan kami hanya diam, hening melanda hanya suara di sekitar kami yang terdengar. Jujur aku takut kehilangan dia, aku pikir usai pulang dari sini kami akan putus kontak. 

Ternyata salah, hal yang menghalangi kami adalah bagi kalian orang Jawa pasti pernah mendengar istilah Ngalor-Ngulon. Dan hal itulah yang kami alami, saat letak rumahnya dan rumahku ditarik garis lurus ternyata tepat mengaarah ke barat laut alias mojok ke barat dan menurut adat hal itu akan menyebabkan petaka jika kami melanjutkan hubungan ke pernikahan konon akan ada salah satu dari keluarga yang meninggal. Aku tau hal tersebut darinya sendiri yang mana sesepuhnya disana berkata demikian.

Awalnya aku pasrah jika harus berpisah, tapi ternyata dia tetap menghubungiku apakah itu tandanya dia masih mau memperjuangkan hubungan kami? Aku berharap demikian. \

Bersambung.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun