Apa karna usiaku? Atau karna memang kamu dari keluarga berada sedangkan aku enggak? Atau karna latar belakang pendidikanku yang masih rendah darimu? Atau kau memiliki wanita lain? semua itu berkecamuk.Â
Seiring dengan itu air mataku menetes. Hatiku hancur seketika. Selama perjalanan kami hanya diam, hening melanda hanya suara di sekitar kami yang terdengar. Jujur aku takut kehilangan dia, aku pikir usai pulang dari sini kami akan putus kontak.Â
Ternyata salah, hal yang menghalangi kami adalah bagi kalian orang Jawa pasti pernah mendengar istilah Ngalor-Ngulon. Dan hal itulah yang kami alami, saat letak rumahnya dan rumahku ditarik garis lurus ternyata tepat mengaarah ke barat laut alias mojok ke barat dan menurut adat hal itu akan menyebabkan petaka jika kami melanjutkan hubungan ke pernikahan konon akan ada salah satu dari keluarga yang meninggal. Aku tau hal tersebut darinya sendiri yang mana sesepuhnya disana berkata demikian.
Awalnya aku pasrah jika harus berpisah, tapi ternyata dia tetap menghubungiku apakah itu tandanya dia masih mau memperjuangkan hubungan kami? Aku berharap demikian. \
Bersambung.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H