Pemanfaatan Big Data: Data menjadi aset penting dalam kampanye politik modern. Data diambil dari berbagai sumber, seperti media sosial, pencarian di internet, survey online, hingga data pembelian konsumen. Data tersebut digunakan untuk mengidentifikasi tren, masalah yang paling relevan, dan kelompok masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus. Dengan menganalisis data dari media sosial, politisi dapat memahami pilihan dan kekhawatiran masyarakat. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyusun pesan yang lebih personal dan relevan. Salah satu contoh, dalam pemilu besar, kampanye politik seringkali menggunakan analisis data untuk mengetahui topik yang sedang tren dan mencocokannya pada acara politik mereka.
Microtargeting: Microtargeting adalah strategi kampanye yang memanfaatkan data untuk menargetkan pesan kepada kelompok audiens tertentu berdasarkan demografi, lokasi, atau preferensi. Data seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, lokasi, dan minat digunakan untuk membagi masyarakat dalam bagian-bagian kecil. Setiap bagian mendapat pesan yang di bentuk khusus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Keunggulan strategi "Microtargeting" yaitu dapat meningkatkan kesuksesan dan menggurangi biaya kampanye, strategi ini terbukti efektif dalam memengaruhi pilihan pemilih. Contohnya dalam kampanye online, iklan dapat diatur supaya hanya terlihat pada orang-orang tertentu saja.
Kampanye Konten Kreatif: Di era digital saat ini, konten kreatif menjadi kunci kesuksesan dalam kampanye karena perhatian masyarakat sangat singkat. Media sosial memberikan ruang untuk kreativitas, seperti video pendek dengan durasi singkat sering digunakan di platform Instagram dan Tiktok, meme politik dengan humor yang relevan bisa menjangkau khalayak yang lebih luas dan menjadi viral, infografis yang menjelaskan isu-isu rumit dengan cara yang lebih sederhana, dan konten interaktif menjadi cara yang populer untuk menarik perhatian masyarakat, terutama generasi muda. Manfaat dari kampanye konten kreatif ini yaitu dapat membuat pesan politik mudah diingat dan bisa menarik perhatian generasi muda yang paling aktif di media sosial. Seperti seorang seorang kandidat yang memakai platform tiktok untuk membuat konten kreatif yang mengikuti tren populer untuk menunjukkan visi dan misinya.
Influencer dan Endorsement: Dalam era digital, politisi juga memanfaatkan influencer untuk memperluas jangkauan pesan mereka. Influencer mempunyai pengikut yang setia dan hubungan emosional yang kuat dengan followers mereka. Pesan politik yang disampaikan oleh influencer sering dianggap lebih nyata, sehingga pesan politik yang disampaikan menjadi lebih mudah diterima. Influencer mikro didalamnya yaitu orang-orang yang punya pengaruh kuat di masyarakat atau komunitas tertentu walaupun pengikutnya tidak terlalu banyak, sedangkan influencer makro isinya adalah figur publik atau seleb yang mempunyai ribuan bahkan jutaan followers.
Penggunaan Media Sosial oleh Politisi
Media sosial telah menjadi alat utama dalam komunikasi politik di Indonesia yang memiliki populasi besar dan aktif di internet. Beberapa platform populer yang digunakan oleh politisi meliputi:
Instagram digunakan untuk berbagi momen keseharian dengan meng-upload foto dan video seperti kunjungan kerja dan kegiatan sosial (yang berinteraksi langsung dengan masyarakat) supaya masyarakat berpikir politisi ini dekat dengan masyarakat tersebut. Selain itu, politisi membagikan cerita tentang pencapaian pribadi seperti program-program yang sudah dilakukannya berhasil dan membawa pengaruh baik bagi masyarakat. Kemudian politisi juga memanfaatkan fitur live Instagram dan cerita Instagram untuk sesi Q&A. Konten visual memiliki daya tarik emosional yang sangat kuat karena berpotensi menjadi viral dan dapat membangun citra politisi sebagai individu yang dekat dengan masyarakat.
Twitter atau X dikenal sebagai platform untuk diskusi cepat dalam menyampaikan pandangan politik. Politisi menggunakan platform ini untuk merespon kritik, mengomentari kebijakan, dan mengungkapkan tanggapan terhadap isu terkini, atau berdebat dengan lawan politik. Twitter menjadi platform yang cepat dalam pengumuman atau cepat viral. Namun, penulisan yang terlalu singkat dalam platform ini dapat membatasi pesan yang disampaikan dan terkadang menimbulkan kesalahpahaman. Selain itu, perdebatan di twitter dapat memperburuk polarisasi dan oposisi diantara pendukung.
TikTok semakin populer di kalangan politisi muda dan sedang naik daun. Video pendek dengan musik dan efek yang menarik dibuat kreatif untuk mempromosikan visi dan misi serta untuk menyampaikan pesan politik politisi. Dengan mengikuti tren tiktok seperti menggunakan lagu-lagu yang sedang populer dapat menghibur dan memungkinkan politisi untuk memikat ketertarikan Gen-Z dan Milenial, yang merupakan bagian penting pemilih. Kemudian, dengan menggunakan platform ini pendekatan jauh lebih santai sehingga dapat membangun citra yang lebih ramah.
Facebook masih menjadi salah satu platform untuk komunikasi politik dikalangan masyarakat luas meskipun popularitasnya menurun di kalangan anak muda. Grup dan halaman Facebook dapat membentuk komunitas pendukung yang setia. Tidak seperti platform lain, Facebook dapat membantu politisi dalam berbagi informasi yang lebih panjang dan tidak terbatas pada jumlah karakter tentang laporan kerja maupun kebijakan. Facebook merupakan platform yang efektif untuk menjangkau audiens di daerah pedesaan yang lebih luas.
Dampak Pencitraan Digital terhadap Masyarakat dan Demokrasi