Pelaksanaan kegiatan KKN yang telah berada pada minggu akhir yaitu minggu keempat merupakan kegiatan dimana program kerja hampir seluruhnya terlaksana dan mahasiswa diharuskan untuk melakukan evaluasi guna mengetahui program kerja yang telah dilaksanakan dinilai berhasil atau tidak.
Tidak hanya evaluasi kepada sasaran saja yang menjadi keharusan dalam mengetahui tolak ukur keberhasilan program kerja namun kritik dan saran dari sasaran juga turut andil dalam memberikan jawaban atas keberhasilan bahkan kekurangan program kerja yang telah dilaksanakan selama 30 hari ini.
Menyikapi hal tersebut, saya juga telah berhasil mengevaluasi sasaran dan telah mendapat kritik dan saran mengenai program kerja yang telah saya laksanakan.
1. Sasaran
Dalam melaksanakan kegiatan KKN back to village III dengan mengusung tematik program literasi desa pada masa pandemi Covid-19, saya menemui dua sasaran di Desa Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember yaitu Ibu M.Ningsih selaku orangtua dan Loveana Safaras Aufa Azalia selaku anak dari ibu M.Ningsih.
2. Permasalahan Sasaran
Sebagai orang yang terkena dampak dari adanya pandemi covid-19, sasaran tentu memiliki permasalahan yang berbeda-beda terkait literasi. Bagi Ibu M.Ningsih, selama pembelajaran jarak jauh dilakukan, tanggung jawabnya sebagai orangtua kian bertambah.
Selain menjadi ibu, istri dan wirausaha, kini ibu M.Ningsih harus menambah pekerjaannya sebagai pengawas dan guru di rumah. Melakukan pengawasan dan menjadi guru untuk anak bisa saja dilakukan apabila ibu M.Ningsih tidak terlalu sibuk.
Akan tetapi, hal tersebut tidak bisa menjadi jalan keluar apabila orangtua tidak bisa menjadi guru untuk anak dikarenakan tidak mahir dalam mata pelajaran tersebut. Pada kasus kali ini, ibu M.Ningsih tidak dapat mengajarkan bahasa Inggris kepada anaknya dikarenakan keterbatasan ilmu.
Padahal ibu M.Ningsih menyadari bahwa penguasaan bahasa Inggris untuk anaknya merupakan hal yang penting namun himbauan dari orangtua tanpa kerja keras dalam mengajari akan memberikan hasil yang nihil kepada anak.
Apalagi pada pandemi covid-19 seperti ini banyak sekali dijumpai kasus kemalasan anak meningkat dikarenakan pembelajaran jarak jauh. Maka dari itu, ketidakmampuannya dalam memberikan pembelajaran bahasa Inggris dianggap sebagai permasalahan bagi ibu M.Ningsih.
Bagi Loveana, pembelajaran jarak jauh hanya sebatas memberikan tugas. Terkadang ia kesulitan dalam memahami materi yang diberikan guru.
Saat ia merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas dan orangtua tidak dapat membantunya, ia pun pasrah mendapatkan nilai jelek.
Mata pelajaran bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang menjadi momok baginya karena ia tidak menguasai bahasa Inggris dan orangtua tidak dapat membantunya karena keterbatasan ilmu. Loveana sendiri tidak tau dan cenderung malas dalam mempelajari hal baru khususnya mempelajari bahasa Inggris karena ia merasa belajar bahasa asing merupakan sesuatu yang sulit.
Kurangnya pengawasan dari orangtua juga menyebabkan ia menjadi kurang produktif sebab ia menghabiskan waktunya lebih lama bermain gadget.
Kebiasaan buruk seperti ini tentunya berdampak kepada kemampuan akademiknya. Sebagai contoh, karena tidak pernah dibiasakan membaca, Loveana pernah mendapatkan nilai buruk dalam mata pelajaran bahasa Indonesia karena tidak teliti dalam membaca petunjuk pengerjaan tugas. Dari contoh tersebut bisa dilihat bahwa Loveana tengah mengalami permasalahan yaitu penurunan literasi.
3. Solusi dalam menyelesaikan permasalahan sasaran (Pelaksanaan Proker)
a. Sasaran: Ibu M. Ningsih
- Permasalahan: Tidak bisa mengajari anak berbahasa Inggris
Solusi (Program Kerja) : Mengedukasi target sasaran mengenai website yang dapat diakses untuk mendownload cerita pendek berbahasa Inggris dan mengenalkan aplikasi google translate
- Permasalahan: Keberatan dalam memonitoring kegiatan anak
Solusi (Program Kerja): Sosialisasi Pentingnya Kerjasama Orangtua dan Anak dalam Menunjang Kemampuan Anak
b. Sasaran: Loveana
- Permasalahan: Tidak bisa bahasa Inggris
Solusi (Program Kerja):
- Belajar kosakata, grammar dan struktur kalimat bahasa Inggris melalui kebiasaan membaca cerita pendek bahasa Inggris
- Memperkuat basic grammar dengan latihan soal dan memperbanyak kosakata sehari-hari serta mengajak sasaran praktik menggunakan kosakata tersebut.
- Permasalahan: Malas membaca
Solusi (Program Kerja):
- Pelatihan Kemampuan Berpikir Kritis Anak Melalui Karya Sastra
- Pengembangan Budaya Literasi dengan Kebiasaan Menulis
- Permasalahan: Malas belajar bahasa Inggris
Solusi (Program Kerja):
- Melakukan sosialisasi manfaat belajar bahasa Inggris di era digitalisasi
- Pemanfaatan "Sentence Puzzle" sebagai Sarana Belajar Bahasa Inggris Seru”
4. Hasil Evaluasi
Pada minggu keempat, tepatnya satu hari sebelum evaluasi, saya berinisiatif untuk mengajak sasaran mengingat kembali dan mempelajari ulang materi yang telah diberikan dari minggu kedua hingga minggu keempat.
Pengulangan materi ini juga dapat menjadi tolak ukur keberhasilan program kerja kepada sasaran orangtua yakni bertanggung jawab dalam mengawasi anak belajar Bahasa Inggris.
Melihat sasaran cukup cakap dalam mengingat materi yang telah diberikan, ini menjadi bukti bahwa orangtua telah berhasil dalam mendidik dan mengawasi anak dalam belajar bahasa Inggris di era pandemi.
Selain itu, pada pertemuan terakhir di minggu keempat ini, tepatnya pada hari senin, 6 September 2021, saya melakukan evaluasi kepada sasaran. Evaluasi berupa test terkait materi yang pernah disampaikan.
Test yang diujikan kepada sasaran meliputi test speaking, grammar, listening, writing, dan reading. Pada gambar yang telah dilampirkan, terlihat jelas bahwa nilai yang diperoleh sasaran rata-rata 90.
Hasil yang memuaskan dari evaluasi sasaran menjadi bukti bahwa program kerja dinyatakan berhasil. Dari bermacam test yang telah diujikan kepada sasaran, sasaran memiliki keunggulan dalam “listening" bahasa Inggris.
Maka dengan membiasakannya mendengarkan percakapan berbahasa Inggris seperti film dan lagu, akan memberikan kontribusi dalam peningkatan kemampuannya.
5. Kritik dan Saran
Setelah berhasil melakukan evaluasi dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Saya langsung meminta kritik dan saran dari Ibu M.Ningsih mengenai program kerja yang telah saya laksanakan selama 30 hari ini.
Menurut Ibu M.Ningsih saya telah menyiapkan program kerja dengan sebaik-baiknya sehingga Ibu M.Ningsih tidak dapat memberikan kritik apapun beserta saran terhadap program kerja yang telah dilaksanakan.
Ibu M.Ningsih dan Loveana justru berterima kasih karena program kerja yang telah saya lakukan memberikan dampak positif yaitu hubungan anak dan orangtua menjadi semakin dekat. Melalui keberhasilan program kerja ini, saya berharap Ibu M.Ningsih terus memantau dan mendampingi Loveana dalam belajar supaya cita-cita nya tercapai dan mampu bersaing di masa depan.
Saya juga berharap Loveana tetap gemar membaca buku, belajar bahasa Inggris dan tidak bosan-bosan untuk mempelajari hal baru. Keberhasilan program kerja yang diubah sebagai kebiasaan sehari-hari akan memberikan contoh pada masyarakat.
Dengan banyaknya masyarakat yang meniru kebiasaan gemar membaca Loveana dan pendampingan belajar Ibu M.Ningsih, hal tersebut akan membuat masyarakat secara tidak langsung mendapatkan manfaat positif dari kegiatan KKN BACK TO VILLAGE III UNIVERSITAS JEMBER 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H