Di awal perjalanan, kita mampir ke pom bensin. Setelah mengisi, aku melihat seseorang. Bukan seorang, mereka berdua. Tapi yang kuamati adalah dia yang duduk di jok belakang. Mirip seseorang. Brian.
Ah, tidak mungkin. Sedang apa dia di sini? tanyaku dalam hati. Karena yang aku tahu dia sedang di posko. Iya, dia sedang melakukan pengabdian. Mungkin saja seseorang yang kulihat memang dia. Tapi aku masih meragukannya.
Sekitar tiga puluh menit kita sampai di rumah dosen. Pak Yusuf belum muncul. Kami dipersilahkan masuk oleh ART Pak Yusuf. Sambil menunggu, aku mengamati rak buku Pak Yusuf. “Hmmm, aku pengen deh punya rak kaya gini di rumah. Pengen punya ruang baca khusus yang nyaman di rumah sendiri.”, batinku dalam hati.
“Is, keren banget ya Pak Yusuf. Liat tuh buku-bukunya, banyak bangeeet. Udah gitu ditambah pengalaman di luar negeri. Gila banget yah.”
“Iyalaaah. Makanya, aku pilih jadi dosbing. hahaha”
“Hee, emang dosbingku ga keren apa.” bantahku sambil memukul pelan tangannya.
***
“Tadi pergi, ke rumah dosen.”
“Ngapain?”
“Nemenin Isna bimbingan.”
“Terus kamunya ngapain? Nemenin aja gitu?”