/III/
Nis, ke mana sebenarnya arah layar perahumu?
Jauhkah kiranya?
Maaf, jika akhirnya kau harus tahu.
Perahumu tak pernah sampai sejak semula.
/IV/
Kali ini, izinkan aku sampaikan
aku, yang tak pernah ingin perahu kertasmu tercabik arus
aku, yang tak ingin tintamu berganti menjadi bercak yang tak bisa terbaca.
Maka, tuliskanlah di sini saja, di perahu hatiku. Selalu.
Banyu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!