Biar, biar aku saja yang menjadi perahu kertasmu, Nis...
/I/
Kau sepertinya tak pernah tahu,
berapa banyak perahu kertas yang telah kau layarkan.
Namun aku tahu pasti,
berapa kali hatimu tertawa, berapa kali jiwamu tertatih berlari.
/II/
Nis, aku menemukanmu
dalam gurat-gurat tinta yang luntur dilibas air sungai itu
dalam lipatan-lipatan yang tak lagi rapi.
Aku mulai mengenalimu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!