Oleh karena itu, saat mulai merasakan musibah cobalah untuk mengurainya dengan 3P yang sesuai. Misalnya, P pertama, kamu diputusin bukanlah sepenuhnya kesalahan kamu. Diputusin pacar, bukan berarti kamu tidak cantik atau tidak layak, bisa jadi memang pacar kamu yang bosan atau memang tidak ada kecocokan di antara kalian. P kedua, diputusin pacar bukan berarti kamu gak bisa kuliah dan berprestasi atau memiliki karir cemerlang. Itu adalah hal berbeda. Bisa jadi, kamu hari ini diputusin. Tapi saat kuis dengan dosen killer, kamu mendapat A, atau kamu menang tender di perusahaan. Dan P ketiga, mungkin diputusin memang agak nyesek, apalagi pas masih sayang-sayangnya. Tapi, bukan berarti kamu akan galau seumur hidup, kamu bisa move on dan bahagia dengan cara yang lain.
5). Ubah positive thinking dengan mental contrasting
Sering mendengar kata-kata motivator agar selalu berpikir positif? Kalau iya, kamu akan menemukan hal berbeda ketika membaca buku ini. Alih-alih diajarkan berpikir positif, kamu akan diarahkan untuk memiliki mental contrasting. Memikirkan hal baik atau positif untuk membayangkan hasil, tapi sebelum sampai ke hasil, kamu harus membayangkan kemungkinan hambatan saat akan menempuh tujuan atau keberhasilan kamu.
Misalnya, kamu diundang untuk menjadi pembicara dan berdiri di podium yang disaksikan para menteri dan pejabat tinggi, atau kamu mendapat penghargaan luar biasa. Maka kamu akan membayangkan kamu mendapatkan tepuk tangan meriah, kekaguman orang-orang, dan ucapan selamat. Tetapi, kamu juga perlu membayangkan saat akan naik ke panggung, kamu bisa saja merasa sangat gugup dan kalut dengan tepuk tangan penonton, lalu kamu tersandung karpet dan jatuh, atau salah menyebut nama orang penting dalam pidato kamu, atau hal ekstrem lainnya, penonton akan melempari kamu dengan benda dan menyoraki kamu dengan hina.
Bayangan akan hambatan yang mungkin terjadi sangat menjadi penting supaya kamu dapat berantisipasi. Supaya kamu tidak malu salah sebut nama, kamu bisa berlatih sebelum tampil, agar tidak tersandung saat berjalan, kamu bisa berlatih mengenakan sepatu atau kostum yang akan kamu pakai saat acara agar lebih terbiasa, dan sebagainya. Hal ini bisa membuat kamu lebih bersiap akan segala kemungkinan yang terjadi.
6). Hidup dengan dikotomi kendali
Kisi-kisi terakhir yang menarik dalam buku tersebut adalah pembahasan mengenai dikotomi kendali. Sebagai manusia, tidak jarang kita sulit memisahkan hal-hal yang ada di luar kendali dan di bawah kendali kita. Biasanya, orang yang tidak memisahkan hal tersebut akan cenderung lebih sulit bahagia. Karena hidupnya akan dipenuhi dengan pemikiran yang harus bisa  mengendalikan segala hal. Padahal, di dunia ini tidak semua hal dapat dikendalikan.
Misalnya, tindakan orang lain terhadap kita, opini orang lain, popularitas, kesehatan, kekayaan, kondisi saat kita dilahirkan ke dunia, cuaca, dan kondisi alam. Hal tersebut tidak berada di bawah kendali kita dan kita tidak bisa memaksakan orang lain harus berlaku baik atau buruk kepada kita, kita tidak bisa mengendalikan bahwa kita akan selalu sehat, diluputi kekayaan dan kemewahan, kita tidak bisa mengendalikan lahir dari orang tua dan keluarga seperti apa, atau mengendalikan banjir atau gempa bumi. Jika kita fokus pada hal di luar kendali dan memaksakan agar selalu sesuai kehendak kita, akan sangat sulit membuat kita menderita.
Sebaliknya, kita diarahkan untuk fokus pada hal yang bisa dikendalikan seperti persepsi kita, keinginan, tujuan, dan segala sesuatu yang ada di pikiran kita. Kita bisa menentukan apa yang kita inginkan atau tujuan kita, kita bisa mengendalikan opini kita terhadap sesuatu, dan sebagainya. Seperti yang telah dikatakan Seneca, "If you live according to what others think, you will never be rich". Jika kita hanya fokus pada ucapan orang lain dan hal-hal di luar kendali kita, kita tidak akan pernah menjadi diri yang kaya dan bahagia.
Itulah keenam kisi-kisi yang sangat menarik dari buku Filosofi Teras. Menurut kamu, kisi-kisi apalagi yang menarik dari buku tersebut?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H