"Inget aja Tan ucapanmu itu doa. Kalok sampai beneran ketemu, awas aja lo nyamperin gua nangis-nangis karena takut."
"Sorry ya bestie, derajat manusia lebih tinggi dari makhluk gaib."
Oke lanjut.... Setiap malam kira-kira pukul 11.00 Intan selalu keluar kamar, hanya menonjolkan kepalanya saja. Sudah pasti yang dicari bukan manusia. Ia melihat sekeliling, lorong yang remang-remang, dan balkon yang gelap itu saja yang ia lihat. Angin malam membuatnya merinding, ia lanjut menutup pintu namun matanya menangkap sesuatu di balkon yang membuatnya kembali membuka pintu. " Spa itu yang duduk di sana?" batinya.
Dalam pikiranya bertanya-tanya, apakah makhluk halus seperti itu? ntah lah hanya dia yang tahu seperti apa bentuknya. "Ya Allah gitu ya bentuknya setan? kok beda sama yang di film-film" gumamnya.
Setelah hari itu, setiap malam ia selalu begadang, tugas yang diberikan dosen membuatnya tak mau menunda pekerjaan. Suatu malam yang panjang, ia sibuk sekali memhami materi. Sudah memasuki pukul 01.00 dini hari, ia merasa aneh. Seperti dia tidak sendiri. Terdengar suara langkah kaki, gumaman yang tak jelas. Ia pikir itu teman satu lantainya, dia mencoba fokus kembali pada materi. Keadaan kembali hening, hingga suara ketukan pintu merubah suasana.
" TUK...TUK...TUK...." Suara ktukan pintu.
"Siapa sih malem-malem ngetuk pintu?" gerutunya.
Ia tak memikirkan hal lain, kepalanya saja sudah ditempel dua koyo sanking pusingnya. Setelah membuka pintu dan tak nampak siapa pun di luar, ia mencoba mengembalikan kesadaranya dan berpikir positif.
"Ah orang iseng kali..."Â
"TUK... TUK... TUK.."
"Astagaaaaaa, demi apa ya allah. Iseng banget tu orang."