Mohon tunggu...
INTAN DWI RAHMAWATI
INTAN DWI RAHMAWATI Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswi Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebudayaan Sebagai Penguat Moderasi Beragama: Strategi Walisongo Menyebarkan Islam di Tanah Nusantara

3 April 2024   01:44 Diperbarui: 3 April 2024   03:02 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Meskipun dihadang dengan berbagai ujian dan penolakan, Walisongo tidak goyah begitu saja. Mereka tetap teguh dalam visinya untuk menegakkan ajaran Islam di Indonesia.  "Walisongo" sendiri terdiri dari dua kata, yaitu "wali" yang berarti "orang suci" atau "wali Allah", dan "songo" yang berarti "sembilan". Jadi, secara harfiah, "Walisongo" berarti "sembilan wali Allah". Istilah ini digunakan untuk menghormati dan mengenang jasa para tokoh ulama tersebut dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut.

Sembilan orang Walisongo ini menyebarkan ajaran agama Islam di berbeda-beda wilayah. Berikut adalah persebaran wilayah dakwah Walisongo, yaitu:

  • Sunan Gresik (atau Maulana Malik Ibrahim): Berdakwah di Gresik, Jawa Timur.
  • Sunan Ampel (atau Raden Rakhmat): Berdakwah di Surabaya, Jawa Timur.
  • Sunan Giri (atau Raden Paku): Berdakwah di Bukit Giri, Jawa Timur.
  • Sunan Drajat (atau Raden Qosim): Berdakwah di Tuban, Jawa Timur.
  • Sunan Kudus (atau Ja'far Shodiq): Berdakwah di Kudus, Jawa Tengah.
  • Sunan Kalijaga (atau Raden Said): Berdakwah di Demak, Jawa Tengah.
  • Sunan Muria (atau Raden Umar Said): Berdakwah di Jepara, Jawa Tengah.
  • Sunan Gunung Jati (atau Syarif Hidayatullah): Berdakwah di Cirebon, Jawa Barat.

Seperti yang sudah dijelaskan, eratnya hubungan masyarakat Indonesia dengan budaya serta kebiasaan setempat, membuat Walisongo harus memutar otak dan menciptakan strategi secerdas dan sekreatif mungkin dalam menyebarkan ajaran agama Islam di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan meng-akulturasi kebudayaan Indonesia dengan ajaran agama. Berikut beberapa ciri strategi dakwah atau pendekatan atau metode yang dilakukan oleh Walisongo. 

  • Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim): Salah satu ciri khas dakwahnya adalah melalui pendekatan kultural dan pemberdayaan ekonomi. Beliau dikenal aktif dalam perdagangan dan pengembangan pertanian, serta membangun pesantren yang menjadi pusat pendidikan agama dan penyebaran Islam di wilayah Gresik.
  • Sunan Ampel (Raden Rakhmat): Sunan Ampel dikenal dengan pendekatan tasawuf atau mistisisme dalam dakwahnya. Beliau menekankan pentingnya pengalaman spiritual dan kesederhanaan dalam mencapai kedekatan dengan Allah.
  • Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim): Ciri khas dakwah Sunan Bonang adalah melalui seni dan kesenian, terutama dalam bentuk tari, nyanyian, dan pentas wayang. Pendekatannya yang kreatif ini membantu menyebarkan ajaran Islam secara lebih luas di masyarakat Jawa.
  • Sunan Drajat (Raden Qosim): Salah satu ciri khas Sunan Drajat adalah kesederhanaan dalam gaya hidup dan pendekatan yang ramah terhadap masyarakat setempat. Beliau terkenal dengan ketaatannya pada prinsip-prinsip moral dan etika dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
  • Sunan Kudus (Ja'far Shodiq): Sunan Kudus dikenal dengan pendekatannya yang berorientasi pada pendidikan dan pembinaan masyarakat. Beliau mendirikan pesantren dan mempromosikan pendidikan agama Islam sebagai sarana untuk membangun moralitas dan kepatuhan terhadap ajaran Islam.
  • Sunan Giri (Raden Paku): Ciri khas dakwah sunan Giri adalah pendekatannya cenderung kearah peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi. Beliau mendorong umat Islam untuk berkontribusi dalam membangun komunitas yang lebih baik, melalui berbagai upaya seperti pengembangan ekonomi lokal, bantuan kepada yang membutuhkan, dan pengorganisasian kegiatan sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan umat. 
  • Sunan Kalijaga (Raden Said): Ciri khas dakwah Sunan Kalijaga adalah pendekatannya yang inklusif dan toleran terhadap kepercayaan dan budaya lokal. Beliau menggunakan bahasa dan simbol-simbol yang dikenal oleh masyarakat Jawa untuk menyampaikan ajaran Islam.
  • Sunan Muria (Raden Umar Said): Salah satu ciri khas Sunan Muria adalah fokusnya pada pengembangan pertanian dan pertanian terpadu. Beliau dikenal aktif dalam membantu masyarakat setempat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan ekonomi.
  • Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah): Sunan Gunung Jati dikenal dengan kebijaksanaannya dalam diplomasi dan politik. Beliau berhasil membangun hubungan baik dengan penguasa setempat dan memperluas pengaruh Islam di wilayah Cirebon.

Dengan berbagai ciri khas ini, para Walisongo berhasil menyebarkan ajaran Islam di wilayah Jawa dan sekitarnya dengan metode yang beragam dan efektif sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.

Strategi Walisongo dan Perspektif Sosiologi

Di dalam perspektif sosiologi, ada sebuah konsep yang dinamakan dengan konsep pembangunan sosial. Dimana dalan konsep tersebut dijelaskan bahwa pembangunan sosial memerlukan setidaknya 4 strategi dalam pelaksanaanya. 

  • Strategi Pembangunan (growth strategy)

Strategi pertumbuhan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi secara cepat melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk, produktivitas pertanian, permodalan, dan perdagangan, serta kesempatan kerja yang dibarengi dengan kemampuan konsumsi masyarakat, terutama di wilayah pedesaan.

  • Strategi Kesejahteraan (welfare strategy). 

Strategi kesejahteraan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan budaya dan kultur untuk menghindari ketergantungan pada pemerintah.

  • Strategi Yang Tanggap Terhadap Kebutuhan Masyarakat (responsive strategy)

Dengan membeli teknologi dan sumber daya yang sesuai untuk kebutuhan proses pembangunan, strategi ini bertujuan untuk menanggapi kebutuhan yang dibuat oleh masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar (self need and assistance).

  • Strategi Terpadu Atau Strategi Yang Menyeluruh (integrated or holistic strategy)

Strategi ini secara sistematis mengintegrasikan semua elemen yang diperlukan untuk mencapai tujuan pertumbuhan berkelanjutan, persamaan, kesejahteraan, dan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan masyarakat. 

Strategi yang diadakan oleh Walisongo ternyata dapat dijelaskan secara sosiologis. Dimana tak hanya meningkatkan jumlah muslim di Indonesia strategi yang dilakukan oleh walisongo juga telah ikut serta memberikan dampak positif terhadap pembangunan sosial masyarakat. Fakta bahwa apa yang selama ini dilakukan oleh Walisongo merupakan penerapan konsep sosiologis, juga memberikan informasi tambahan bahwa tak hanya sebagai pemuka agama, para tokoh Walisongo juga merupakan seorang sosiolog sejati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun