Mohon tunggu...
INTAN DWI RAHMAWATI
INTAN DWI RAHMAWATI Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswi Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu 2024 dengan Pendekatan Sosiologis

24 Oktober 2023   12:28 Diperbarui: 27 Oktober 2023   18:18 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian apa korelasi pemilu dengan sosiologi? Hubungan seperti apa yang mengaitkan masyarakat dan pemilu? Mari kita bahas satu per satu!

1.Teori Paradigma Sosiologi - George Ritzer 

Teori pertama yang menjelaskan korelasi masyarakat dan Pemilu adalah Teori Paradigma Sosiologi yang dibentuk dari pemikiran George Ritzer. Menurutnya, secara garis besar ada tiga paradigma yang mendominasi dalam keilmuan sosiologi, salah satunya adalah Paradigma Fakta Sosial yang mana paradigma ini terbagi kembali menjadi dua, yaitu fakta sosial material dan fakta sosial non-material.

Fakta sosial material didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dipahami, dilihat, dan diamati. Inti dari fakta sosial material ini adalah sesuatu yang ada dunia nyata dan bukanlah imajinatif. Misalnya, bentuk bangunan, hukum dan peraturan. Sedangkan, fakta sosial non-material didefinisikan sebagai suatu ekspresi atau fenomena yang ada di dalam diri manusia yang muncul atas fakta sosial materialnya dan hal tersebut dilandasi dari kesadaran dirinya. Misalnya, moralitas, egoisme, altruisme, dan opini. Korelasi anatara masyarakat dan pemilu disini lebih condong menggunakan teori fakta sosial non-material. 

Pada 19 September 2023, Universitas Gadjah Mada telah mengadakan dan mengundang para CAPRES untuk dapat diwawancarai oleh presenter dengan nama besar, Najwa Shihab. Di acara ini para CAPRES diberikan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan sulit. Di acara ini juga akhirnya rakyat bisa menilai secara singkat dan objektif tentang bagaimana moral, egoisme, dan opini dari masing-masing CAPRES. Mayarakat jadi punya penilaian tersendiri atas segala fakta sosial yang telah dipertontonkan di acara tersebut. Fakta sosial yang masyarakat lihat akan mempengaruhi penilaian mereka terhadap para CAPRES. Peristiwa inilah yang di dalam sosiologi disebut dengan fakta sosial non-material. 

2.Teori Fungsionalisme Struktural - Tallcot Parson 

Teori kedua adalah teori fungsionalisme struktural yang lahir dari pemikiran Tallcot Parson. Fungsionalisme Struktural adalah sebuah asumsi yang menganalogikan masyarakat itu sama dengan anatomi tubuh. Menurut Parson, fungsinalisme struktural merupakan sebuah integrasi yang terbentuk atas kesepakatan dari para anggota tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang dapat meyelesaikan semua permasalahan dan konflik sosial. Parsons menganggap bahwa masyarakat saling terhubung, dimana jika satu masyarakat bermasalah maka akan mempengaruhi masyarakat lainnya. 

Di dalam teori ini eksistensi seorang aktor sangat berpean penting. Di dalam konteks pemilu maka eksistensi aktor yang dimaksud adalah eksistensi dari para CAPRES dan CAWAPRES itu sendiri. Para CAPRES dan CAWAPRES perlu menghadirkan eksistensi untuk dirinya sendiri melalui serangkaian cara seperti sosialisasi dan internalisasi. 

Proses sosialisasi bertujuan menanamkan pola nilai, norma, adat istiadat, aturan atau tradisi. Proses ini biasa disebut sebagai penjinakkan, yaitu proses penanaman identitas suatu individu di tempat ia tinggal atau hidup. Proses Internalisasi terbentuk setelah sosialisasi sudah dilakukan. Jika sosialisasi sudah tertanam dengan baik maka akan ada kesadaran kolektif pada masing-masing individu. Kesadaran tersebut akan membentuk sebuah karakter yang kuat dan berintegrasi.

Selain eksistensi aktor ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan yaitu tindakan sosial aktor. Dalam sudut pandang sosiologis, tindakan manusia bersifat volunteralistik atau suka rela. Maksudnya adalah individu tersebut menerima tanpa adanya resistensi terkait segala aturan dan nilai-nilai yang di tanamkan kepadanya. Hal ini juga dipengaruhi oleh situasi kondisi masyarakat di sekitar hidupya. Selain itu, setiap individu juga berhak secara bebas menentukan tujuan hidup dan sarana pra-sarana apa saja yang akan mengantarkan mereka demi mewujudkannya.

Seorang Presiden sudah seharusnya secara sukarela bekerja demi kepentingan rakyat. Sikap ini yang harus dimiliki setiap CAPRES Pemilu 2024 agar dapat dinilai masyarakat sebagai seseorang yang pantas untuk mereka pilih. Para CAPRES juga sudah harus matang dalam menyiapkan visi-misinya dan tau bagaimana serta apa saja yang mereka butuhkan untuk mencapai visi-misi tersebut. Seorang CAPRES dan CAWAPRES akan terpilih jika ia memiliki semua sikap yang ada pada teori sosiologi ini, yaitu sukarela, memiliki tujuan, dan dapat membangun strategi untuk mewujudkan tujuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun