Kanara : Jam berapa perginya?
David : Sekarang. 10 menit lagi gue nyampe.
"WHAT! Gila nih anak, kagak bilang dari tadi." Nara lompat turun dari sofa dan langsung berlari ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap. David memang penuh kejutan. Tak lama Nara berpamitan kepada bundanya karena David sudah menunggu didepan rumah. Dan dia benar-benar sampai ke rumah Nara dalam waktu 10 menit, padahal Nara masih sabunan.
"Lama banget, sih." Sembur David saat Nara baru saja memasuki mobilnya. "Kayak kagak tau cewek aja." Balas Nara santai. David pun menjalankan mobilnya. Suasana mobil hening, tidak ada percakapan diantara mereka. Walaupun satu sekolah bahkan sekelas, Nara dan David tidak terlalu dekat. Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai disalah satu mall yang dituju oleh David. Setelah memarkirkan mobil, mereka langsung saja memasuki mall tersebut.
"Lo mau beli kado buat siapa sih?" tanya Nara saat mereka memasuki salah satu butik yang ada di mall tersebut. "Seseorang." Jawabnya singkat, membuat Nara gemas sendiri. "Cewek? Siapa? Nyokap? Pacar? Sepupu? TTM-an? Sahabat? Atau siapa?" tanya Nara lagi memastikan. Tapi yang ditanya hanya diam sambil melihat-lihat pakaian khusus remaja zaman kini. "David ih..." Nara mencubit lengan David kuat, ralat sangat kuat hingga membuat David meringis.
"Sakit, gila!" ucap David sambil mengusap lengannya. "Lo yang gila! Lo mau gue bantuin gak sih? Gue tanyain dari tadi kagak dijawab. Mending gue pulang tau gak lo?!" Nara melangkah keluar butik tersebut dengan kaki yang dihentakkan, seperti anak kecil yang sedang merajuk pada ibunya. Melihat Nara pergi pun David akhirnya menyusul dan mencekal tangan Nara hingga membuat gadis itu berhenti.
"Mau kemana?" itu adalah pertanyaan terbodoh yang pernah Nara dengar dari seorang David Dirgantara. "Gue mau pulang, capek nemenin cowok es kayak lo nyari kado tapi enggak mau ngasih tau kadonya buat siapa. Kalau gitu kenapa minta bantuan sama gue?" ucap Nara kesal, tanpa sadar David tersenyum tipis. Entah mengapa ia merasa ada yang aneh saat melihat wajah kesal Nara, gadis itu terlihat lebih..... manis?
"Oke, oke. Gue minta maaf, gue Cuma lagi mikir aja apa hadiah yang pas buat dia." Jawab David sambil melepas cekalan tangannya. "Buat siapa?" tanya Nara yang entah sudah keberapa kalinya. Dan kali ini mencoba untuk lebih sabar. "Cewek yang gue suka." Jawab David yang suaranya semakin lama semakin mengecil. Melihat David yang malu-malu seperti itu membuat Nara menahan tawanya. "Ciri-cirinya gimana?" tanya Nara. Akhirnya setelah David menyebutkan bagaimana ciri-ciri gadis yang disukainya mereka pergi kesebuah toko buku yang ada di mall tersebut. Nara menyarankan David untuk membeli novel jika kalian ingin tahu.
Setelah selesai mereka mencari makan, dan pilihan mereka jatuh pada salah satu restoran korea. Restoran tersebut didesign dengan sangat cantik dan apik dengan nuansa korea yang membuat siapa saja nyaman berada disana dan yang paling penting instagramable. Mereka sampai dirumah Nara pukul 19.00, David langsung pamit pulang karena sudah malam katanya. Saat memasuki pagar rumahnya, Nara melihat sebuah mobil yang sangat Nara hapal siapa pemiliknya.
"Kamu dari mana aja? Azka udah nunggu dari tadi. Ponselnya kok gak aktif?" Tanya bundanya saat Nara baru saja memasuk rumah. "Kan aku udah bilang kalau aku nemenin temen nyari kado, bun. Ponsel aku mati, lowbat." Nara berjalan menghampiri Azka yang duduk di sofa ruang keluarga sambil menonton tv, sedangkan bundanya pergi ke dapur.
"Kamu udah lama?" tanya Nara sambil duduk disamping Azka. "Kamu dari mana?" tanya Azka dingin. Nara mengerutkan keningnya bingung, Azka seperti.... menahan marah? "Nemenin temen nyari kado." Jawab Nara jujur. " Jangan bohong sama aku." Geram Azka. Nara semakin tidak mengerti maksud Azka. Kenapa bisa-bisanya Azka menuduh dirinya berbohong?