Senyuman itu tidak pernah luntur dari wajahnya. Bukan karena bel pulang yang sedari tadi ditunggu akhirnya berbunyi, melainkan karena Azka akan menjemputnya setelah seminggu tidak bertemu akibat kesibukan mereka masing-masing.
"Cie yang dijemput pacar." goda Sera sambil menyikut pelan lengan Nara. "Apaan sih?" balas Nara malu-malu. Setelah selesai memasukkan semua buku kedalam tas, mereka pun keluar kelas dengan Sera yang masih saja menggoda Nara. Sesampainya didepan gerbang Sera pamit karena sudah dijemput oleh ayahnya. Nara berjalan ke halte yang tak jauh dari SMA Pancasila. Sudah setengah jam Nara menunggu, tetapi Azka masih belum menampakkan batang hidungnya.
"Kemana sih?" gumamnya sambil melihat jam tangannya. Nara mengambil ponselnya, dia akan menghubungi Azka. Tapi sudah panggilan yang ketiga Azka tak kunjung mengangkat panggilannya. Sekolah sudah semakin sepi, kalau tahu seperti ini lebih baik Nara pulang naik angkot dari pada menunggu Azka yang tidak ada kejelasan. Nara mencoba menghubungi Azka sekali lagi dan akhirnya diangkat.
"Halo?"
"Kamu dimana? Aku udah jamuran nunggu kamu." Nara mengerucutkan bibirnya, ditambah lagi mendengar Azka menertawakanya diseberang sana.
"Kok ketawa sih?" rengut Nara.
"Iya iya, maaf."
"Kamu dimana?" tanya Nara sekali lagi.
"Deket sekolah kamu pokoknya." Nara mendengus malas.
"Hahaha,, ya udah sini. Mau pulang apa enggak?"
"Ha?" Nara mengedarkan pandangannya, tak jauh dari tempatnya saat ini Azka melambaikan tangannya. Langsung saja Nara menghampiri pacarnya itu.